Album adalah portofolio abadi para musisi, dan berikut merupakan beberapa favorit Gilanada.com yang rilis di tahun 2018. Rilisan favorit ini tidak diurutkan sesuai peringkat kok, jadi tenang aja semuanya kesukaan kami! 🙂

 

    1. The 1975 – A Brief Inquiry Into Online Relationships

    Band yang dinahkodai oleh Matt Healy ini meninggalkan jejak penting dalam satu dekade terakhir dengan rilisan terakhirnya. Perpaduan synth yang cerah, distorsi gitar yang bising dengan balutan pop manis milenial menandakan dimulainya era baru The 1975. Namun, apakah album ini pantas disebut sebagai the nextOK Computer’?

     

    1. Kunto Aji – Mantra Mantra

    Musik yang segar, konsep matang, lirik yang sederhana namun sangat relatable. Mantra-mantra adalah abum tanpa cela. Semua orang suka album ini. Sebuah rilisan penting dalam sejarah musik pop tanah air.

     

    1. BAP – Monkshood.

    Debut album ajaib. BAP selalu memberikan kejutan-kejutan tak terduga di setiap rilisannya. Menggandeng Joe Million dan Bedchamber sebagai kolaborator membuat musiknya semakin berwarna. Album ini dibuka dengan sebuah lagu yang akan mengimpresi anda, “pagi”.

     

    1. Hyukoh – 24: How to find true love and happiness

    Persetan dengan K-Pop yang semakin menguasai dunia hingga Black Pink yang menjadi headline Coachella. We still have Hyukoh here anyways. Datang dari sudut dunia yang penuh dengan gemerlap industrinya dan standarisasi menjadi sebuah bintang haruslah sempurna, Hyukoh mengambil jalan lain dan membuktikannya. Mini album dengan semangat indie-rock yang jauh lebih kalem dibanding rilisan sebelumnya. Sentuhan mini-orchestra membuat rilisan ini lebih ringan dan manis.

     

    1. Mitski – Be The Cowboy

    Mitski ialah mitski. Mitski berbicara soal anxiety dan keresahan yang ia rasakan lewat lagu-lagunya yang kompleks dengan balutan pop manis. Be The Cowboy rilisan ideal di tahun 2018 ini.

     

    1. .Feast – Beberapa Orang Memaafkan

    .Feast tadinya hanyalah sekumpulan mahasiswa FISIP yang sibuk dengan kepanitiaan kampus dan segala kegiatan aktivismenya dengan cita-cita liar mereka: ingin menjadi musisi rock. Setelah tahun 2017 kemarin merilis album Multiverses yang berhasil meraih perhatian banyak orang ini, rasanya akan kurang, jika mini album mereka, BOM tidak masuk ke dalam list. Sebuah rilisan yang lugas dan lantang. Meskipun sebagian di antara lirik-liriknya banyak menimbulkan pertanyaan baru, .Feast adalah voice of generation. Jika kalian pernah mendengar frasa ‘muda dan berbahaya’, sangatlah cocok disematkan untuk band yang satu ini.

     

    1. Arctic Monkeys – Tranquility Base Hotel & Casino

    Arctic Monkeys sudah bukan lagi band era ini tapi dengan rilisnya Tranquility Base Hotel & Casino, Arctic Monkeys membuktikan eksistensinya dan menempatkan mereka di level yang berbeda saat ini.

     

    1. Rub of Rub – Ruang Waktu

    Salah satu hal istimewa dari Rub of Rub adalah mereka tidak terlihat sedang
    berusaha keras untuk membawa karyanya ke permukaan. Lagunya berbicara dengan sendirinya tanpa menjadi pretensius. Lirik sederhana dengan bahasa ibu tanpa terdengar norak melebur dengan bebunyian yang dihasilkan oleh instrumen mereka.

     

    1. Parquet Courts – Wide Awake

    Ada persamaan antara Talking Heads dan Parquet Courts, mereka menggunakan bass sebagai senjata utama dalam lagu mereka selain itu, dengan vokal berat yang mengingatkan kita dengan Fugazi, alunan gitar ala The Raptures (era Echoes) namun versi lebih sopan. Parquet Courts berhasil memadukan beberapa genre musik cepat sehingga membuat kami merasa sedang berdansa di tengah ring tinju. Mungkin ini adalah salah satu album dance-punk terbaik 2018 atau bahkan era 21?

     

    1. The Panturas – Mabuk Laut

    https://www.youtube.com/watch?v=JptMUd_b9UY&t=182s

    Jatinangor dan The Panturas. Bukan lagi band kampus yang bermain di acara internal kampus dan bersenang-senang di amphi Fikom. Kali ini, mereka membawa kebahagian itu ke luar kampus. “Mabuk Laut” adalah rasa hura-hura yang pernah terasa di dalam kampus yang bisa kita rayakan bersama-sama sekarang. The Panturas mampu meracik lirik bahasa Indonesia dengan baik dan menjadikan surf rock lebih mudah dicerna.

     

     

    1. Pamungkas – Walk The Talk

    Musisi muda yang satu ini mempunyai keahlian membuat lirik yang jujur dan musik yang catchy. Walk The Talk dapat menjangkau semua kalangan dengan lagu-lagunya yang akan memanjakan telinga anda. Proses produksi yang dilakukan serba sendiri membuat Walk The Talk menjadi album yang sangat spesial dan hangat diperbincangkan orang. Pamungkas berhasil mencerminkan semangat independen yang percaya diri dan berapi-api melalui Walk The Talk.

                                               

    1. Snail Mail – Lush

    Pesona Lindsey Jordan sangatlah magis. Perempuan kelahiran  tahun 1999  ini dapat meramu gitar dengan baik. Mood yang dihadirkan di setiap lagunya sangatlah kuat. Album ini adalah album emosional yang pernah Lindsey buat.

     

    1. Earl Sweatshirt – Some Rap Song

    Instrument lo-fi dari efek vinil dan kaset pada sample dalam loop, sebuah avant-garde jazz dipadu dengan verse dari Earl, si introvert. Ramu rekam rapi dengan memprioritaskan mood membawa pendengar untuk larut dan melewatkan beberapa bagian lalu mengulang album singkat ini. Rilisan ini menyampaikan pesan afro-american pada umumnya dalam sudut baru penyampaiannya. Satu kali 24 menit masih bisa diulang, 15 lagu dalam loop yang wajar menjadi loop dalam pemutar musikmu.

     

    1. Anomalyst – Cipta, Rasa, Karsa

    Mendengarkan album ini seperti memacu kita untuk lebih peka dengan  sekitar –mengoptimalisasikan indera perasa-  kita untuk lebih memahami apa yang terjadi. Cipta, rasa, karsa adalah soal olah rasa. Album yang bercerita tentang kehidupan ini dapat diramu dengan baik. Di-co-produce oleh Widi Puradiredja, album ini penuh dengan berbagai layer instrument yang saling mengisi. Walau kadang style musiknya terdengar sedikit seperti album “Musik Pop”, Anomalyst berhasil mengeksekusinya dengan baik.

     

    1. Vvachrri – Kitten Empire

    Apa yang lebih sedih dibanding rilisan Vvachrri? Vvachrri berhasil membuat kesedihan menjadi karya yang patut kita simak. Kitten Empire adalah proses storytelling yang penuh dengan cerita-cerita personal, yang kemudian dikemas sedemikian rupa oleh Vvachrri agar mudah diterima khalayak.

     

    1. Jacqués Ming – In Between

    Ini adalah proyek solo Mirza P. Wardana, vokalis Soft Blood.  Mini album yang sangat intim ini meyuguhkan mood yang didesain sedemikian rupa dengan baik dan membuat siapa pun yang mendengarnya akan merasa nyaman.

     

    1. Various Artist – Detik Waktu: Perjalanan Karya Cipta Candra Darusman

    Karya musik Candra Darusman selalu mengizinkan pendengarnya untuk kembali “merasa”. Manisnya jatuh cinta, pahitnya patah hati, bahkan diingatkan kembali akan semangat juang, album ini sangat mudah diterima oleh telinga-telinga tua maupun muda. Satu kata untuk mengambarkan album ini, lagu-lagu lama yang dinyanyikan para musisi muda: timeless.

     

    1. Kids See Ghosts – Kids See Ghosts

    2018 adalah tahunnya Kanye. Setelah memproduseri album Pusha T dan Nas, lalu mengeluarkan Album kedelapannya “Ye”, Di tahun yang sama Kanye juga berkolaborasi dengan Kid Cudi, dan mengeluarkan album “Kid See Ghosts”. Sebuah album yang mempunyai durasi  cukup pendek, tetapi isinya sangat fantastis! Beberapa tahun lagi, saya yakin akan banyak orang yang membandingkan “kid see ghosts” dengan masterpiece dari kanye yaitu “my beautiful dark twisted fantasy”.

     

    1. Rachun – Sans

    Sesuai albumnya, Sans, rilisan Rachun kali ini memang jauh lebih santai ketimbang rilisan-rilisan Rachun sebelumnya. Album ini seperti pendewasaan Rachun dari Prakarya yang masih menggebu-gebu. Rachun kali ini berani mengeksplor musiknya dengan mengajak Kerontjong Toegoe untuk berkolaborasi.

     

    1. White Lemon Delirium – Mind’s Eye

    Mind’s Eye adalah debut album yang padat dan berisi. Sebagai band baru, White Lemon Delirium berhasil mengeksekusikannya dengan baik mengingatkan saya sedikit kepada Horse Planet Police Departement.

     

    1. Parcels – Parcels

    Parcels begitu mengejutkan banyak orang. Band yang  berasal dari Berlin ini dapat menggabungkan beberapa unsur musik menjadi sebuah indentitas mereka yang kuat. Bagai mendengarkan Bee Gees yang dicampur dengan Daft Punk, album ini album modern yang sangatlah otentik.

     

    1. Idles – Joy as An Act of Resistance

    Joy as An Act of Resistance adalah rilisan termarah pada tahun 2018 ini. Walau banyak diisi dengan lagu yang agresif, Joy tetap memberi sentuhan optimistic dan anthemic pada keseluruhan isi album ini

     

    1. Sharesprings – Paraparlor

    Rilisan yang akan memenangkan semua orang: Paraparlor. Sharesprings hampir saja menjadi band mitos dan kita semua dikejutkan dengan kehadiran album ini yang mengobati kita kepada music-musik mereka. Nostalgic sound, menyenangkan.

     

    1. Grrrl Gang – Pop Princess

    Setelah berkali-kali mengeluarkan single, akhirnya trio twee-punk, Grrrl Gang merilis mini album pertamanya. Pop Princess adalah sebuah ambisi ketiga anak muda yang ingin menguasai dunia. Angee dengan karismanya, Akbar dengan kelihaiannya menjaga melodi-melodi liar yang dilontarkan Edo. Sound mereka kali ini jauh lebih matang dan padat. Sebuah awalan yang baik dari Grrrl Gang.

     

    1. Khruangbin – Con Tondo El Mundo

    Semua instrumen akan menjadi penting ketika kita mendengarkan Khruangbin: saling bersinergi satu sama lain. Khruangbin mampu membuat dunia baru dengan atmosfer yang dihadirkan di rilisan ini

 

 

Dikurasi oleh: Tim Gilanada.com

Ditulis oleh: Nabyl Rahardjo