Santai dan eksklusif, mungkin kedua kata tersebut dapat menggambarkan suasana “A Day in a Park” yang digelar pada Minggu (26/4) lalu. Acara hasil kolaborasi dari FFWD Records, Cerahati, dan Loubelle Shop ini menghadirkan Janevalla dan kuartet rock asal Bandung, The S.I.G.I.T yang namanya sudah tidak asing lagi di skena musik dalam maupun luar negeri. Kehangatan acara semakin terasa dengan iringan musik akustik yang menemani sekitar 300 orang penonton di amphiteater NuArt Sculpture Park yang terletak di bilangan Setraduta, Bandung.
Acara yang dimulai pada pukul 3 sore ini dibuka dengan penampilan Janevalla yang mengusung genre indie-pop. Band yang beranggotakan Serafica Megazania (vocal), Angga Kusuma (lead guitar), Rudi Maulana (guitar), Wyman Grahana (bass), dan Edi ‘Uwho’ Sujarwo (drum) membuka acara dengan penampilan lagu mereka yang berjudul “Abyss”. Sayangnya, hujan yang datang tiba-tiba sempat menghentikan penampilan Janevalla untuk sementara. Meski begitu, mereka sukses membawakan total 3 lagu yang mengundang riuh tepuk tangan dari penonton.
Penampilan yang ditunggu-tunggu pun tiba, The S.I.G.I.T yang membawakan format akustik untuk pertama kalinya setelah sekian lama akhirnya naik panggung. Lagu-lagu yang mereka bawakan didominasi dengan lagu-lagu yang terdapat pada kedua album lama mereka seperti “New Generation”, “Nowhere End”, “All the Time” hingga “Only Love Can Break Your Heart” yang secara fasih ikut dinyanyikan juga oleh para penonton. Tidak hanya itu, The S.I.G.I.T juga membawakan lagu-lagu dari album Detourn seperti “Ring of Fire” dan “Owl & Wolf”. Di sela-sela penampilannya, Rekti (vokal/gitar) tidak lupa untuk menyapa, mengobrol, bahkan bercanda dengan para penonton yang hadir. Komentar-komentar jenaka juga kerap kali dilontarkan oleh vokalis yang mempunyai suara khas tersebut, dari tempat acara yang biasanya dipakai acara pernikahan sampai mengeluhkan jari tangannya yang sakit karena sudah lama tidak bermain gitar akustik.
Sebelum membawakan “Live in New York” sebagai lagu terakhir mereka, semua personel The S.I.G.I.T mengajak para penonton untuk naik keatas panggung dan bernyanyi bersama mereka. Para penonton yang malu-malu membuat Rekti mengeluarkan sindiran polos “kadieu, buuk weh gondrong” (kesini, rambut aja gondrong-red). Tidak hanya beberapa penonton yang naik keatas panggung, anak dari sang drummer, Acil serta keluarga kecil milik sang lead guitarist, Farri turut serta memeriahkan panggung. Momen yang mengundang rasa merinding juga terdapat pada penampilan lagu penutup ini, semua penonton dengan fasih menyanyikan kata demi kata dari lirik “Live in New York” dengan diiringi oleh permainan para anggota The S.I.G.I.T. Jika ada lirik lagu lama “kemesraan ini janganlah cepat berlalu”, maka para penonton juga tidak ingin kemesraannya bersama The S.I.G.I.T tidak berlalu dengan cepat. Akhirnya, “Up and Down” dipilih menjadi encore sebagai jawaban dari teriakan we want more oleh penonton. Tidak bisa dipungkiri, The S.I.G.I.T berhasil membawa kehangatan ke tengah-tengah penonton yang hadir pada saat itu.