Sudah beberapa pekan sejak pemerintah mengimbau masyarakat untuk tetap dirumah dan memberlakukan social distancing— menghindari kerumunan dan mengurangi kontak dengan sesama manusia, akibat dari maraknya virus COVID-19 atau Corona di Indonesia. Jadwal weekend yang biasanya diisi dengan hangout bersama teman ataupun kekasih jadi terganggu lantaran beberapa tempat-tempat umum sudah ditutup. Sepasang kekasih yang biasanya dapat bertemu kapan saja sekarang harus merasakan hubungan jarak jauh atau long distance relationship. Hagai Batara, musisi asal Bandung akan menemani hubungan LDR kalian dengan single terbarunya bertajuk “If I Could Make You Come Home”!
Jika sebelumnya musik Hagai identik dengan alunan gitarnya yang khas, kali ini ia memanjakan telinga pendengarnya dengan sesuatu yang cukup berbeda, yakni adanya tambahan elemen string dan piano. Hanya dari mendengar intro nya saja, saya sudah bisa mendengar efek lo-fi atau low-fidelity dalam lagu ini. Cukup mengingatkan saya dengan podcast “lofi hiphop music – beats to sleep/chill to” dari ChilledCow. Menurut saya, Hagai kerap bereksperimen dan mencoba menyajikan warna baru ke dalam album terbarunya yang akan segera rilis bertajuk Rela dan Hentikan. Saya pikir, ini bukanlah lagu yang bisa membuat kalian terkagum-kagum atas instrumental yang beragam dan irama yang rumit. Mungkin disini Hagai hendak menyajikan sebuah lagu yang justru membuat kalian rileks, adem, dan ayem dengan segala kesederhanaannya. Sehingga, lagu ini sangat amat cocok menjadi lagu pengantar tidur di malam hari (saking cocoknya, saya pun hampir tertidur ketika membuat ulasan ini, hehe).
Berkolaborasi dengan vokalis wanita asal Jakarta, Joan Elizabeth, lagu ini bercerita tentang long distance relationship, kondisi yang cukup dekat dengan beberapa pendengar Hagai Batara, apalagi keadaan social distancing sekarang mempersulit pasangan yang ingin bertemu. “Semoga bisa mewakili perasaan para pendengar yang sedang menjalin hubungan jarak jauh,” tutur Hagai. Selain dalam bentuk audio, “If I Could Make You Come Home” juga dirilis dalam bentuk video lirik di YouTube berbentuk animasi.
Melalui video lirik, saya baru bisa memahami makna yang hendak disampaikan Hagai dalam lagu ini. Video lirik berbentuk animasi ala-ala Jepang menampilkan sepasang kekasih yang menjalankan rutinitasnya secara terpisah di kota masing-masing. Dapat dilihat bahwa pasangan ini terpisah oleh jarak dan waktu, dimana terdapat adegan karakter perempuan yang sedang dalam perjalanan menggunakan transportasi umum setelah menjalankan hari nya di kantor. Setibanya dirumah pada malam hari, hujan turun dan sang perempuan terlihat sedih sembari menyeruput teh hangat-nya. Mungkin saja, ia tenggelam dalam kesepian dan merindukan kekasihnya yang tak bisa ia jumpai. Pesan dari lagu ini tersampaikan dengan baik oleh lirik video yang di edit oleh Tommy Pranoto.
Artwork dari lagu ini dapat ditafsirkan secara gamblang, di mana kita bisa melihat jelas seorang perempuan yang sedang berdiri di transportasi umum. Inspirasi artwork bermula dari storyboard lagu “If I Could Make You Come Home” dan berhasil diterjemahkan oleh Reza Indrastata, ilustrator asal Bandung. Artwork ini ingin menggambarkan seorang perempuan yang sibuk dengan pekerjaan nya di kota besar, sehingga tidak sempat balik ke kota asalnya (dan pastinya, bertemu sang kekasih). Apabila digambarkan dengan kehidupan Jakarta, perempuan ini berkarir di daerah SCBD yang pulang kantor menggunakan transportasi umum MRT. Ia merupakan perantau dari kota lain (anggap saja kota Bandung), dan tidak kunjung pulang ‘tuk bertemu kekasihnya lantaran sudah terlalu sibuk dengan pekerjaannya. “Jadi ceritanya gue pengen ngegambarin cewek di perkotaan yang sibuk dengan pekerjaannya, terus nggak balik-balik deh ke kota asalnya”, jelas Hagai ketika diwawancarai melalui DM Instagram. Potongan lirik “beautiful places, photographs and films,” meninggalkan kesan tersendiri bagi saya, dimana sepasang kekasih ini hanya mampu mengobati rasa rindu nya melalui tempat, foto, dan film yang mengingatkan tentang hubungan mereka. Dilanjutkan dengan lirik “from a place in a million miles away, if I could make you come home,” sang lelaki berharap pujaan hati nya dapat kembali ke dekapannya dan tak lagi dipisahkan oleh jarak.
Hagai menuturkan bahwa pendengar bebas menafsirkan lagu ini sesuai preferensi masing-masing. Penafsiran yang sedikit berbeda dengan saya datang dari seorang kawan saya bernama Arvia, di mana ia mengartikan lagu ini sebagai seorang pujangga yang berharap sang pujaan hati membalas cintanya. “If I Could Make You Home, home nya itu sih yang di highlight. You are a home to me, kalau kata orang-orang yang sedang jatuh cinta,” jelasnya saat saya tanya bagaimana ia memaknai lagu ini.
Lirik dan lagu “If I Could Make You Come Home” dikomposisi sendiri oleh Hagai Batara. Johanes Abiyoso hadir sebagai co-producer dan membantu Hagai dalam proses mixing dan mastering. Sebelum dirilis, Hagai mengaku bahwa ekspektasi terhadap lagu ini sebetulnya rendah. “Gue gak mengharapkan banyak orang bakal suka sih, eh rupanya setelah dirilis banyak yang suka. Kaget sih tapi seneng juga”, lanjutnya. Sebagai bukti cinta para pendengar, seminggu setelah perilisannya “If I Could Make You Come Home” berhasil menggarap sebanyak 9.090 listeners di Spotify dan masuk ke dalam jajaran playlist IndieNesia oleh Spotify. Single terbaru Hagai Batara sudah bisa kamu dengarkan melalui layanan digital seperti Spotify, iTunes, dan sebagainya. Bagi kalian yang ingin memanjakan telinga sekaligus mata dengan visual yang ciamik, silakan kunjungi kanal YouTube Hagai Batara untuk menikmati video liriknya.
Selamat Hagai atas single terbarunya! Kedepannya, semoga proses pembuatan album Rela dan Hentikan berjalan lancar hingga hari peluncuran tiba, ya!