Pada hari Jumat kemarin, tepatnya tanggal 23 Januari 2015, An Intimacy kembali digelar. An Intimacy yang sudah mencapai volume 5 ini, merupakan salah satu micro gig di Bandung yang memberi ruang tampil bagi musisi-musisi indie bertalenta baik yang sudah dikenal maupun yang baru muncul ke permukaan skena musik di Bandung dan sekitarnya. Acara yang diselenggarakan tiap bulan ini merupakan kolaborasi antara Monster Stress Records dan Komunitas Musik Fikom (KMF) UNPAD serta Loubelle Shop yang juga didaulat menjadi tempat berlangsungnya acara ini.

An Intimacy Vol. 5
The Pruxx

Perhelatan An Intimacy kali ini diisi oleh Lizzie, The Pruxx, Zealspeaks, Teman Sebangku, serta band psychedelic folk rock asal Jakarta, Bangku Taman. Acara yang dimulai pada Jumat sore ini dibuka oleh Lizzie, band yang digawangi oleh Izma (vokal/gitar), Ican (gitar), Econ (bass), dan Azar (drum) ini membawakan lagu-lagu andalan mereka seperti “Dead River”, “Holy Man”, dan “Lust Slaver”. Bandung sore yang kala itu tidak diguyur hujan, semakin terasa panas oleh penampilan Lizzie serta penonton yang memadati venue untuk menyaksikan penampilan apik dari mereka. Kata-kata “gila keren banget” tak ayal keluar dari setiap mulut penonton yang menyaksikan penampilan Lizzie sore itu.

Setelah dipanaskan oleh gaungan rock dari Lizzie, area Loubelle shop kembali disuguhi oleh penampilan yang tak kalah menarik dari The Pruxx. Band yang beranggotakan Pattas Patar (vokal/guitar), Didit (lead guitar), Dimas (bass), dan Neil (drum) ini membuka penampilannya dengan “An Honour” yang lalu dilanjutkan dengan lagu “Alcohol 70%”. Sebelum membawakan lagu ketiga, sang vokalis memberi tahu bahwa lagu selanjutnya merupakan lagu kojo atau andalan dari The Pruxx, yaitu “Mixdown 7”. Permainan gitar yang apik dan suara serak sang vokalis membuat penonton seakan ingin menggoyangkan badan serta menganggukan kepala. Penampilan The Pruxx ditutup oleh aksi sang vokalis yang membuat para penonton tercengang, ia menjatuhkan gitarnya lalu menginjak-injak serta menggesekkan sepatunya di atas gitar hingga salah satu senarnya terputus, hands down!

Setelah diberi break selama tiga puluh menit, An Intimacy vol 5 dilanjutkan oleh penampilan Zealspeaks yang dibuka oleh lagu berjudul “Dear Strange”. Band yang dibentuk sekitar tahun 2012 ini membawakan lima lagu andalan mereka seperti “Split Mind” dan “Till the End of Days”. Sesaat sebelum menampilkan lagu “Till the End of Days”, sang gitaris ingin mempersembahkan lagu tersebut untuk Ibundanya yang kala itu hadir untuk menyaksikan penampilan mereka. Permainan gitar serta gebukan drum yang enerjik ditambah alunan suara sang vokalis menghadirkan sebuah harmoni yang sangat pas dan nyaman untuk didengar oleh telinga.

An Intimacy Vol. 5 2
Teman Sebangku

Penampilan dilanjutkan oleh petikan gitar yang syahdu dan suara khas dari sang vokalis yang mengatasnamakan grup mereka Teman Sebangku. Tidak hanya menampilkan lagu-lagu andalan mereka, kali ini duo Sarita dan Dolly juga membawakan lagu-lagu cover mulai dari lagu Efek Rumah Kaca, The Paps, hingga lagu musisi legendaris Harry Roesli. Menonton penampilan Teman Sebangku memberikan kesan seakan kita sedang duduk menikmati pemandangan kota dari bukit yang tinggi dan dipenuhi pepohonan yang rindang, tak ragu penonton juga sempat speechless karena terbawa emosi dari setiap lagu yang disuguhkan oleh duo folk asal Bandung ini.

Ada yang berbeda dari perhelatan An Intimacy kali ini, yaitu adanya screening film dokumenter yang bertajuk “Iblis Jalanan”. Film dokumenter yang bercerita tentang kehidupan pengendara motor Tong Setan ini terinpirasi oleh lagu Bangku Taman dengan judul yang sama. Amanat yang didapat dari film dokumenter ini tentunya adalah, “daripada kebut-kebutan di jalan raya mending jadi pembalap tong setan aja sekalian”.

Akhirnya malam semakin larut, gelaran An Intimacy kali ini pun ditutup oleh band folk-rock asal Jakarta, Bangku Taman. Penampilan mereka dibuka dengan lagu cover dari The Beatles, “Here Comes the Sun”. Setelah membawakan kurang lebih tiga lagu cover malam itu, Bangku Taman meneruskan penampilannya dengan membawakan lagu-lagu mereka yang sudah dikenal oleh masyarakat umum seperti “Catch Me When I Fall”, “Iblis Jalanan”, “Langkah Baru”, “Ode Buat Kota”  dan ditutup oleh lagu “Chasing Rainbows” milik Shed Seven. Bangku Taman cukup interaktif malam itu meskipun menurut sang vokalis ia dan ketiga member lainnya sudah lama tidak perform di Bandung. Di setiap lagu yang mereka bawakan, Bangku Taman kerap kali mengajak para penonton untuk sekedar bernyanyi dan bertepuk tangan mengikuti alunan nada. Bangku Taman berhasil menutup malam itu menjadi malam yang mungkin akan sukar dilupakan oleh setiap penonton yang datang.

Dengan taglineLive the Moment, Seize the Movement,” semoga An Intimacy dapat terus berjalan dan mengangkat semua musisi indie untuk semakin dikenal dan memberikan nafas baru untuk kancah musik di Indonesia.