Sore itu Sabtu (09/05) suasana Hutan Kota Babakan Siliwangi yang biasanya tenang dengan segala hiruk pikuknya  berubah menjadi suasana yang ramai dengan segala aktivitas dari acara Better Outside.

Akarsana & Suara saat sedang beraksi di panggung Better Outside“Menurut riset ada tiga unsur kebahagiaan yaitu tersenyum, menyapa dan mecoba hal baru. Dari situ  kita berusaha membuat rangkaian acara yang memenuhi ketiga unsur itu dengan main event yang  diadakan di ruang terbuka hijau agar para pengunjung bisa saling menyapa, ngobrol, dan menikmati musik di ruang terbuka hijau.” Jelas Dhea Febrina selaku project officer dan konseptor Better Outside.

Acara yang dijadwalkan mulai pada pukul 13.00 WIB ini terpaksa harus diundur karena kendala cuaca Kota Bandung yang tiba-tiba di guyur hujan. Setelah menunggu kurang lebih 4 jam lamanya, akhirnya acara ini pun secara resmi dibuka oleh Rumi Siddhatra seorang kurator yang namanya sudah tidak asing lagi di Kota Bandung. Seakan sudah tidah sabar lagi, Akarsana & Suara segera menghangatkan suasana panggung yang dingin setelah diguyur hujan. Total mereka membawakan lima lagu andalan mereka yang diantaranya berjudul “Would Never Be the Same” dan “Knock Knock.” Penampilan mereka sukses membuat penonton untuk sedikit melupakan dinginnya suhu di Hutan Kota Babakan Siliwangi sore itu.

Setelah penampilan dari Akarsana & Suara, giliran Wanggi Hoed seorang seniman pantomim menunjukan aksinya berupa penampilan pantomim yang menyertakan beberapa unsur di dalam gerakannya. Unsur suling, unsur padi, unsur pohon, dan unsur globe membuat para pengunjung terdiam dengan tatapan serius memperhatikan setiap gerakan yang di tampilkan oleh Wanggi Hoed.

Waktu beranjak malam, suasana Hutan Kota Babakan Siliwangi pun semakin ramai oleh pengunjung yang datang. Selain itu, suasana stage pun semakin memanas berkat penampilan dari Trou dengan alunan lagu alternative rock-nya, Zaggle Griff yang membuat penonton berfikir mereka sedang menonton Artic Monkey, Duduk Manis yang berhasil membawa penonton bernostalgia dengan nuansa ala 70-an, Alvin & I dengan lantunan lirik dari “Sastra Hutan”nya  yang semakin mendekatkan penonton dengan alam, dan Napolleon dengan Psychedelic rock-nya yang mengajak penonton untuk berimajinasi sejauh mungkin pada malam itu.

DSC_0060

Setelah penampilan dari Napolleon, saatnya penampilan dari band yang sudah ditunggu tunggu oleh penonton malam itu, mereka adalah Barasuara. Tidak menunggu waktu lama Barasuara pun langsung menghajar penonton dengan membawakan “Nyala Suara” sebagai pembuka. Penampilan Barasuara malam itu benar benar membuat penonton semakin menggila lewat lagu-lagu selanjutnya yang mereka bawakan. Terlebih saat mereka membawakan “Api dan Lentera” penonton pun secara fasih ikut bernyanyi meneriakan setiap lirik di lagu itu hingga akhir. Sebenarnya “Api dan Lentera” ini sebagai lagu pamungkas mereka di acara ini. Namun, teriakan “we want more” dari penonton menggiring Barasuara untuk menyanyikan lagu “Taifun” sebagai encore dari penampilan mereka malam itu.

Acara ini ditutup secara apik dan syahdu oleh penampilan dari Nadafiksi. Baik penonton maupun para personel band yang tampil mengaku sangat puas dengan acara ini.

“Acaranya keren karena ini diadakan di Hutan Kota Babakan Siliwangi yang bisa mendekatkan kita dengan alam dan juga acara ini terasa lebih intim dengan penonton, karena jarak antara kita tidak berjauhan.”  Kata Garzibalbi Baltimore vokalis dari Zaggle Griff.

 

DSC_0513