Kontemplasi antara cinta dan kekecewaan. Itulah dua hal yang diakui menjadi tema utama dalam karya-karyanya. Dua hal itu jugalah yang membantu jadikan band asal Jakarta ini sebagai salah satu band yang paling dicari di kalangannya. Glaskaca, sebuah band yang didirikan tahun 2013 terdiri dari 5 orang personil, Dias Widjajanto (Vokal), Moses P. Mahitala (Gitar), Rayhan Noor (Gitar, Synth, Keyboard), Aldi Nugroho (Drum), Fahmi Darussalam (Bass). Di tahun 2015, Glaskaca telah mengeluarkan sebuah EP, Identity yang banyak menawarkan rekaman dengan sentuhan gitar dan vokal lembut. Kini, di awal tahun 2017, Glaskaca melahirkan EP keduanya yang berjudul Staedig.
Kembali ke pernyataan awal Glaskaca mengenai “cinta dan kekecewaan”. Berbicara soal cinta (yang selalu diiringi kekecewaan), setiap orang memiliki pemahamannya sendiri. Bagaimana dengan Glaskaca? Lalu apakah cinta dan kekecewaan ini juga masih ada di EP terbarunya?
Berikut adalah wawancara Gilanada dengan Glaskaca, tentang cinta dan karya.
Halo Glaskaca, bisa dijelaskan tentang EP terbarunya?
Halo Gilanada. Stædig EP itu EP kedua kita yang baru dirilis 20 Januari kemarin. EP ini penting buat kita karena ini EP pertama dengan formasi ber 5 dan musiknya juga sudah jauh berkembang.
Apa yang membedakan EP sebelumnya (Identity) dengan Staedig?
Di Stædig kita explore lebih jauh dari segi musik, lirik sampai proses pembuatannya sendiri. Identity banyak bertumpu di gitar akustik dan struktur lagu yang lebih umum, sedangkan Stædig banyak menggunakan instrumen lain seperti synthesizer & programming, lalu juga sound gitar & ambience yang lebih banyak. Kalau dari lirik Stædig EP lebih filosofis dan temanya lebih bervariasi. Proses pembuatannya juga dilakukan di banyak studio & dengan beberapa engineer untuk explore lebih banyak sound.
Sebelumnya Glaskaca sempat mendeskripsikan karyanya dengan tema “Contemplation about love and disappointment”, apakah tema itu juga akan ada di lagu-lagu dalam Staedig?
Hmmm mungkin iya cuman dalam bentuk yang berbeda ya. Bukan cuma dalam konteks hubungan cinta aja tapi hidup secara keseluruhan.
Lalu, menurut Glaskaca, seberapa besar sih sebenarnya peran “cinta” di proses kreatif Glaskaca itu sendiri?
Cinta itu kan yang kita temui sehari-hari ya, jadi sangat berpengaruh buat proses kreatif, baik buat lirik atau musiknya. Bahkan kalau kita nggak cinta main musik juga mungkin nggak akan ada Glaskaca, hahaha.
Nah, kalau begitu menurut Glaskaca, apa hubungannya cinta dan musik itu sendiri?
Misalnya dalam konteks lagu cinta, cinta itu bisa diterjemahkan dalam bagaimana orang itu memainkan lagunya dengan sempurna kalo benar-benar menghayati lagunya. Dari situ bisa dilihat bahwa mostly musik itu ya didasari cinta. Tapi ya, cinta dalam banyak konteks. Gitu kali ya? Hahaha.
Daritadi kita bicara cinta, sebenarnya apa sih pengertian “Cinta” menurut Glaskaca?
Kalo kata John Mayer, love is a verb. Hahaha.
Sekarang kalau kembali ke “love and disappointment” tadi, menurut Glaskaca, bagaimana sih hubungan antara cinta dan kekecewaan itu di kehidupan?
Dalam banyak hal cinta tuh juga datang dengan harapan & ekspektasi. Tapi nggak semua itu terpenuhi yang akhirnya bikin orang kecewa.
Sepertinya Glaskaca sudah cukup ahli ya menjawab pertanyaan soal cinta dan kekecewaan haha. Kira-kira siapa nih di antara kalian yang paling ahli soal “love and disappointment”?
Fahmi, soalnya mantannya banyak. Hahahaha.
Kalau begitu boleh dong Fahmi dan yang lainnya kasih tahu quotes favorit kalian masing-masing tentang cinta
Rayhan: “Love is the one thing we’re capable of perceiving that transcends dimensions of time and space” – Dr. Brand in Interstellar
Dias: “Choose a job you love, and you will never have to work a day in your life.” – Confucius
Aldi: “Love is cinta, cinta is love” – Aldi Nugroho
Fahmi: “Love is about feeling, so lower your expectation and that feeling will come to you – Fahmi Darussalam W
Nice. Fahmi quotesnya berdasarkan pengalaman nih kayaknya ya? hahaha. Terakhir, coba ungkapkan apa yang ingin disampaikan kepada orang pertama yang kalian pikirkan saat kalian mendengar kata “cinta”?
Dias: Do what you love, love what you do
Rayhan: Jangan dipura-pura in
Aldi: Love is cinta
Fahmi: di saat saya jatuh cinta, di saat itulah saya sudah memberikan kenyamanan.