What is youth to you? Album trilogi Boyband Korea ternama yaitu BTS, 花樣年華/화양연화 (Hwa Yang Yeon Hwa) atau The Most Beautiful Moment in Life terjun pada konsep masa muda ini. Rilis tahun 2015-2016, album ini masih memiliki chokehold pada ARMY angkatan tua (saya).

Akrab dikenal sebagai Youth Trilogy, album ini terbagi menjadi tiga bagian, Part 1, Part 2, dan Young Forever. Campuran Hip-Hop, pop, ballad, dan elektronik yang diproduksi oleh Pdogg menurut saya menghasilkan salah satu album tercantik dan terdetail di era K-Pop dua ribu belasan. Tracklist yang berisi 19 lagu + 5 remix ini dekemas oleh beberapa produser (Pdogg, Slow Rabbit, Shaun, RM, Suga, “Hitman” Bang, 보라돌이) dan menghasilkan campuran komponen-komponen yang menarik dan rapih.

Sound yang mereka bawa memang cukup umum untuk K-Pop di jaman itu, namun mereka membawa keunikan sendiri dengan harmonisasi instrumen elektronik, synth, dan ad-libs oleh personil BTS sendiri. Lirik dari lagu-lagu album ini berbincang tentang patah hati (Run, I Need U, Hold Me Tight, Moving On, Love is Not Over, Autumn Leaves, Save Me, House of Cards), bucin (Converse High, Butterfly), lika-liku kehidupan (Intro: 화양연화, SKIT: Expectation!, Epilogue: Young Forever, Whalien 52), kota asal mereka (Ma City), percaya diri (Dope, Burning Up, Boyz With Fun), dan bahkan kritik pada kapitalisme (Silver Spoon).

Namun, saya di sini tidak ingin meng-highlight produksi atau bahkan mengulas satu persatu lagu dari album ini, walaupun menurut saya wah banget (best BTS album for real). Karena 1) saya nggak ngerti produksian musik, dan 2) saya lebih terpesona oleh konsep overall albumnya. Mungkin karena saya di tengah mengalami era yang mereka bawa ini, the youth era.

Nama dari album ini, Hwa Yang Yeon Hwa, akrab disingkat HYYH oleh ARMY, adalah ungkapan mandarin yang terjemahan mentahnya “waktu yang berbunga”. Sedikit fakta unik, BTS bukan yang pertama menggunakan frase ini untuk menamakan suatu karya. Film 2000 Wong Kar-wai mempunyai judul yang sama, mengambil namanya dari lagu 1946 Zhou Xuan, “I’m in the Mood for Love” atau “Hua Yang De Nian Hua”. Terjemahan HYYH dapat diartikan sebagai waktu di mana cinta sedang berbunga-bunganya, atau sebagai momen/era kehidupan yang berbunga.

Bagi BTS, perumpamaan bunga ini dilihat melalui diri kita di masa-masa muda ini– di mana kita belajar dan mengalami dunia untuk pertama kalinya. Ibarat ketika masih bocil cengo nggak tahu apa-apa, kita adalah kepingan yang belum tumbuh, dan masa bertumbuh menjadi pemuda adalah masa kita berbunga. Mengutip dari ketua dan rapper BTS, RM, dalam penutupan BTS Live The Most Beautiful Moment in Life / HYYH On Stage,

“[Momen terindah] bisa jadi masa muda kami. Mungkin juga periode waktu di mana suatu hal yang besar terjadi. […] Itu (masa muda) periode transisi untuk banyak orang, kan? Banyak anak muda saat ini sedang menderita karena mencari kerja atau sedang mengorbankan banyak hal. Tapi bahkan dalam periode transisi itu, kalian bisa berpikir bahwa kebahagiaan bukanlah hal yang harus dicapai. Kalian bisa merasa senang dalam proses mencapai sesuatu.”

Konsep masa muda ini juga dibawa dalam konsep visual album ini. Untuk lagu-lagu yang diberi music video serta video-video singkat untuk promosi atau interlude konser, mereka membawa nuansa pemuda-pemuda patah hati di tengah kota metropolis yang stagnan dan pudar. Mereka memperlihatkan anak-anak muda berlari dan tertawa di jalanan sepi tengah malam, nongkrong di tempat-tempat aneh seperti kolam renang kosong dan kontainer, dan seru-seruan bersama teman-teman. Namun, mereka juga menunjukkan sisi gelap masa muda; keadaan rumah yang tidak ideal, putus kerja, substance abuse, perkelahian, bahkan keputusasaan dalam hidup.

Rantaian video klip yang saling terkoneksi ini bak sebuah film coming of age dengan vibes tortured youth di tengah penjara metropolita (lengkap dengan teori plot ceritanya apa, tapi kalo dijelasin butuh 300 halaman sendiri kayaknya). Bahkan, konsep cerita dari dunia HYYH ini diangkat menjadi seri drama korea, Begins ≠ Youth, komik Webtoon, Save Me, dan game mobile, BTS Universe Story.

Seri HYYH oleh BTS ini dilanjut di album-album berikutnya, menunjukkan pertumbuhan seorang individu dan sebuah kelompok. Namun, HYYH ini menjadi titik awal sekaligus era yang tidak mudah dilupakan. Menurut saya, konsep youth ini membuat era ini timeless untuk dijenguk kembali. Dari pengalaman saya sendiri, saya pribadi masih duduk di bangku SMP saat HYYH rilis. Belum relate, saya hanya bisa mendengarkan lagu-lagunya dan nangisin plot dari dunia HYYH. Latar yang terletak di Korea dengan karakter-karakter young adult membuat era ini terasa unreachable untuk saya. Sebuah konsep yang hanya bisa diromantisasi oleh seorang siswa strict parents yang nggak boleh pulang di atas jam 6. A youth I will never experience.

Melihat Bethari SMP sekarang, yaiyalah nggak lu experience. Lu masih 13 tahun! Lu masih terjebak di kota asal! Dan memang belum waktu lu untuk mengalami masa itu. Setelah merantau ke Jatinangor dan merasakan pergaulan bebas kehidupan malam, naik-turunnya hidup jauh dari keluarga, dan waktu yang dihabiskan bersama teman-teman sebaya dengan latar dan masalah beragam, this is the HYYH era I’m experiencing

Gue jadi mereka yang berlari dan bersenang meramaikan jalan sepi (UKM Barat dan Brooklyn Unpad) di tengah malam, gue jadi mereka yang menemukan spot nongkrong aneh (Pangkalan Damri) untuk berseru bersama teman-teman, gue jadi mereka yang tertawa terbahak-bahak dikelilingi orang-orang yang gue sayang jam 3 pagi di tempat makan (Lapo).Gue jadi mereka yang menjadi one call away teman-teman gue yang berjuang sendiri. Gue jadi mereka yang harus mengorbankan hal yang gue mau untuk kemauan orang lain. Gue jadi mereka yang pernah merasa putus asa dengan hidup. Dan bahkan ini baru awalnya. Saya masih muda. Masih banyak yang belum saya alami.

Mungkin ini memang saya dan segerombolan penggemar HYYH yang sangat meromantisasi era ini. Namun masa muda yang digambarkan oleh BTS menjadi semacam tolok ukur masa muda yang realistis; di mana kita bisa menemukan momen-momen indah di tengah periode hidup yang masih ombang-ambing. Pun jika memang tidak sedalam itu, it’s always fun romantisizing. Naik-turunnya masa muda bisa dilihat bagaikan sebuah film dan lu adalah pemeran utama-nya (siap bang Jansen).

Akhir kata, era HYYH bukan sekedar serangkai album BTS bagi saya. Album ini dengan visual serta cerita-ceritanya membantu saya untuk memperhatikan detail dalam perjalanan masa muda saya, untuk melamban dan memperhatikan apa yang di sekitar saya sekarang; bukan kemarin dan bukan besok. Dan saya rasa, saya bukan satu-satunya yang memikirkan hal yang sama. BTS sendiri pun mengetahui seberapa pentingnya pesan dan konsep dari era ini, dan meneruskannya hingga album dan era-era berikutnya. It grows with them.

“Jika kalian tahu dan merasakan momen ini sejujur-jujurnya dengan hati, dan jika kalian siap untuk menerima momennya, maka dari titik kalian baru lahir, sepanjang hidup kalian dapat menjadi indah. Kalau nggak tahu, hidupnya tidak indah walaupun mereka kaya, terkenal, atau sukses. […] Aku tahu banyak orang yang melalui waktu-waktu yang susah saat ini. Namun, momen ini bisa menjadi momen terindah dalam kehidupan kami. […] Jika kalian bisa merasakan momen terindah dalam hidup kalian, aku rasa dari momen ini hingga kami mati, seluruh hidup kami bisa indah.”

RM, BTS Live The Most Beautiful Moment in Life / HYYH On Stage.