Sebelum corona menyerang, hari-hari biasa kita jalani dengan bersosialisasi; entah itu di kantor, kampus, pinggir jalan, mall atau bahkan restoran. Sebagai seorang mahasiswa di perantauan, waktu yang paling saya tunggu-tunggu dalam satu hari adalah jam makan; entah itu waktu sarapan, makan siang, makan malam, atau makan (kelewat) malam, hehe. Pada waktu makan lah saya bisa berinteraksi santai dengan teman-teman, dan yang terpenting saya bisa ngobrol sambil membahagiakan perut yang kosong! Menurut saya, makanan paling pas disantap on the spot alias dine in. Saya rasa, ketika kita datang dengan keadaan perut keroncongan, makan langsung di tempat merupakan pilihan yang tepat. Kita bisa langsung menyantap makanan tanpa menunggu lama (kecuali proses memasaknya memakan waktu yang banyak, itu beda cerita). Menikmati sajian dengan ambience restoran yang beragam ketika dine in juga tentu berbeda rasanya dengan take away atau menggunakan jasa food delivery.
Salah satu jenis restoran yang suasananya sulit didapat ketika makan di rumah adalah restoran fine dining—konsep makan ala restoran yang menawarkan suasana mewah dan pelayanan berkelas. Fine dining identik dengan santapan makanan lengkap dari appetizer, main course, hingga dessert. Dari makanan asin hingga manis, sayuran hingga daging, pengunjung pun seakan-akan diajak untuk menjelajahi ragam aneka makanan dan cita rasanya sesuai pilihan masing-masing.
Untuk menghadirkan sensasi makan di restoran fine dining ala-ala (saya rasa banyak yang belum pernah coba, apalagi sesama mahasiswa rantau berdompet tipis), Gilanada akan mengajakmu menelusuri nuansa makan mewah tersebut, lengkap dengan ragam cita rasa menu appetizer, main course, hingga dessert melalui kumpulan lagu yang memiliki nama makanan dalam judulnya. Penasaran apa saja ‘menu’ nya?
1. Stray Kids – God’s Menu
“Yes, sir and ma’am, welcome,”
Lirik pertama lagu ini turut membuka keseluruhan rangkaian dari lagu bertema makanan. Teman-teman yang sedang membaca tulisan ini akan saya analogikan seperti tamu yang baru saja masuk ke sebuah restoran (dan tentunya harus disambut!). Lagu berbahasa Korea yang dibawakan oleh boyband Stray Kids ini kemudian dilanjutkan dengan lirik, “It’s easy to choose what you want in our kitchen, anything on the menu will satisfy all your five senses,”. Nah, di sini Stray Kids secara gamblang mengatakan bahwa mereka menyediakan ragam jenis makanan yang dapat memuaskan pancaindra kita. Dengan kata lain, makanan jenis apapun yang diinginkan, pastinya akan mereka sajikan.
Ternyata, hal tersebut adalah perumpamaan dari how they create their music! ‘Makanan’ yang mereka maksud dalam lirik tersebut adalah ‘musik’. Dapat diartikan bahwa Stray Kids sebagai sebuah grup mampu menawarkan jenis musik yang niatnya tak hanya untuk memuaskan indra pendengaran, melainkan juga keempat indra lainnya. Pada MV “God’s Menu”, terdapat adegan para member Stray Kids yang sedang berada di dapur restoran. Nah, dapur tersebut merupakan visualisasi dari Stray Kids yang memproduksi musiknya sendiri. Dari sebuah dapur, akan dihasilkan menu makanan. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, hal ini pun merupakan analogi dari studio musik tempat mereka membuat lagu yang dapat menghasilkan sebuah karya yang akan dinikmati oleh banyak orang. Menurut saya, penganalogian ini merupakan sesuatu yang brilian, mengingat hal tersebut terbilang cukup jarang ditemukan di industri Kpop. Selain itu, tarian yang ditampilkan juga sangat unik, di mana terdapat gerakan-gerakan memasak dan menyantap makanan seperti memotong, mengaduk, hingga membalikkan makanan. For me, they deserve an A for effort.
Nah, setelah masuk ke restoran, disambut, dan duduk dengan “God’s Menu” oleh Stray Kids, saya akan menawarkan ‘makanan pembuka’ yang pastinya dicintai oleh seluruh warga Indonesia!
2. Oslan Husein – Tahu Tempe
Sambil menunggu makanan utama datang, saya akan menyuguhkan para pembaca dengan makanan kebanggaan orang Indonesia, Tahu Tempe. Perlu diingat, karena ini adalah fine dining ala-ala, jadi jangan kaget ya kalau appetizer-nya adalah tahu tempe, hehe. Lagu yang dipopulerkan oleh Oslan Husein ini dirilis pada 1965. Jadi, nggak heran kalau instrumen keroncong yang dimainkan oleh Orkes Widjaja Kusuma terdengar sangat kental dalam lagu ini, mengingat genre keroncong cukup populer pada era 60-an.
“Tahu tempe orang kate, itu die lah namanye, makanan kite yang istimewa adanya di Indonesia,”
Oslan Husein menyanyikan lirik berbahasa Betawi yang diciptakan oleh M. Jusuf dengan pembawaan jenaka. Di bagian tengah lagu, kita juga akan mendapati dialog seperti;
“Tahu? Tahu? Tempe?”
“Berapa atuh, Bang?”
“5 perak,”
“Bungkus 3 ya, Bang,”
“Iya deh,”
Lagu ini sangat sederhana, simpel, dan tentunya berhasil membuat saya memutarnya berkali-kali sambil tersenyum. Mendengarkan “Tahu Tempe” rasanya seperti mendengarkan percakapan sehari-hari orang yang ingin beli tahu dan tempe, namun dikemas menjadi sebuah karya. Lagu “Tahu Tempe” betul-betul menggambarkan keadaan orang Indonesia yang sangat menyukai tahu dan tempe, kadangkala menyantap keduanya dengan cabai rawit, dan akhirnya membuat mulut mereka komat kamit.
Setelah mengisi perut dengan tahu dan tempe, selanjutnya saya akan menyuguhkan makanan utama yang juga merupakan makanan kebanggaan orang Indonesia, yaitu nasi goreng!
3. Wieteke van Dort – Geef Mij Maar Nasi Goreng
Mungkin kebanyakan dari kalian sudah tahu kalau nasi goreng menyabet peringkat ke-dua sebagai makanan terenak di dunia versi CNN pada 2017. Tak heran, penyanyi berdarah Belanda Wieteke van Dort atau yang akrab disapa Tante Lien pun juga menjadi fans berat nasi goreng. Saking cintanya dengan nasi goreng, Tante Lien pun sampai membuat lagu berjudul “Geef Mij Maar Nasi Goreng” yang berarti “Beri Saja Aku Nasi Goreng”. Makanan khas Indonesia ini bisa dimasak dan dikombinasikan dengan jutaan bahan lain dan menghasilkan nasi goreng ayam, nasi goreng petai, nasi goreng seafood, nasi goreng rendang, nasi goreng kambing, dan jenis-jenis nasi goreng lainnya. Ini menjadi salah satu alasan yang menjadikan nasi goreng sangat populer di kalangan orang Indonesia maupun orang asing seperti Tante Lien.
Tak jauh berbeda dengan lagu “Tahu Tempe”, instrumen lagu ini juga memiliki nuansa lagu lawas yang didominasi oleh strings instrument, seperti contra bass dan biola, untuk mengiringi nyanyian Tante Lien. Lagu ini bercerita tentang kecintaan Tante Lien terhadap nasi goreng dan berbagai makanan Indonesia lainnya ketika ia terpaksa ‘dipulangkan’ ke Belanda dari Surabaya. Di awal lagu, Tante Lien ‘curhat’ bahwa ia tidak pernah tahu kalau Belanda begitu dingin, juga memiliki rasa makanan yang buruk. Lantas, bait “Geef Mij Maar Nasi Goreng” atau “Beri Saja Aku Nasi Goreng” pun diulangnya secara berkali-kali di bagian reff.
“Beri saja aku nasi goreng dengan omelet telur, dengan sambal dan kerupuk dan segelas bir,”
Dalam bait lainnya, Tante Lien juga menyebutkan bahwa ia tidak lagi bisa menyantap makanan khas Indonesia lainnya di Belanda, seperti lontong, sate babi, terasi, serundeng, bandeng, tahu petis, kue lapis, onde-onde, ketela pohon atau bakpao, ketan, dan gula jawa. Wah, banyak banget, ya? Meski di penghujung lagu Tante Lien mengaku sudah beradaptasi dengan makanan-makanan Belanda, ia tetap menyebutkan bahwa, “Apapun itu, nasi tetaplah yang terbaik,”.
Bagi kebanyakan orang Indonesia, kalau dalam sehari belum makan nasi pasti rasanya ada yang kurang, kan? Nah, menurut saya, lidah Tante Lien sepertinya sudah bertransformasi menjadi lidah orang Indonesia. Karena, Tante Lien sudah merasa tidak “afdol” kalau belum menyantap nasi, hehe.
Setelah melahap nikmat nasi goreng yang sudah ‘disajikan’, makanan utama tidak berhenti sampai sini saja! Selanjutnya, saya akan menyuguhkan makanan dari luar Indonesia, yaitu cheeseburger.
4. Jimmy Buffett – Cheeseburger in Paradise
Meski burger sering dijadikan pilihan makanan banyak orang karena cara menyantapnya yang mudah, burger juga bisa disantap ala-ala fine dining lho~ Kalau biasanya burger dimakan dengan tangan kosong, di restoran fine dining kita akan disuguhkan burger lengkap dengan cutlery, seperti pisau dan garpu yang akan membuat sensasi makan burger jadi lebih rapi dan fancy!
Untuk meningkatkan selera makan burger para ‘pelanggan’ yang sedang membaca, Jimmy Buffett—musisi asal Amerika Serikat, memiliki lagu yang tepat berjudul “Cheeseburger in Paradise”. Dalam lagunya, Jimmy Buffett mendeskripsikan cheeseburger sebagai, “A big warm bun and a huge hunk of meat,”. Makan cheeseburger memang paling nikmat kalau disantap tepat setelah daging dimasak dan roti dihangatkan! Jimmy kemudian menekankan preferensi cheeseburger-nya di bagian reff dengan lirik:
“Cheeseburger in paradise
Medium rare with Muenster’d be nice
Heaven on earth with an onion slice
I’m just a cheeseburger in paradise”
Lagu yang dirilis tahun 1978 ini dihias dengan instrumen dan lirik yang easy listening. Dengan sentuhan elemen musik pop, country, dan rock, lagu ini bisa dikatakan sebagai lagu ber-genre tropical rock. Kita pun bisa mendapati permainan solo electric guitar pada transisi lagu, tetapi dengan melodi musik country. Elemen country yang kental pada lagu ini juga bisa ditemukan pada accent Jimmy Buffett ketika bernyanyi. Melanjutkan kecintaannya pada cheeseburger, di bagian bridge, Jimmy menambahkan bahwa burger yang ia suka berisi selada dan tomat yang dilumuri saus tomat merk Heinz, disajikan dengan chips, pickle, dan bir dingin. Adakah yang sependapat dengan Jimmy?
5. Weird Al Yankovic – Eat It
Lagu berikutnya bukan main dish ataupun dessert. Lebih kurang, lagu “Eat It” karya Weird Al Yankovic tahun 1984 ini bisa dikatakan sebagai intermezzo saja. “Eat It” pun juga merupakan lagu hasil parodi dari penyanyi legendaris Michael Jackson yang berjudul “Beat It”. Ketika “Beat It” memiliki pesan agar jangan takut untuk melawan ketika ditindas, “Eat It” sebagai lagu parodi malah berpesan agar kita selalu menghabiskan makanan yang ada dan memiliki table manner yang baik. Unik bukan? Walaupun merupakan lagu parodi, “Eat It” tetap dihadirkan oleh Weird Al dengan penuh makna.
“How come you’re always such a fussy young man
Don’t want no Cap’n Crunch, don’t want no Raisin Bran
Well don’t you know that other kids are starvin’ in Japan”
“You haven’t even touched your tuna casserole, you better chow down, or it’s gonna get cold
So eat it, I don’t care if you’re full”
Menghabiskan makanan mungkin terdengar mudah. Namun kenyataannya, masih banyak dari kita yang tidak menghabiskan makanan atau bahkan hanya memakan setengah dari apa yang tersedia di piring. Seperti penggalan lirik di atas, Weird Al ‘mengeluh’ karena young man yang dimaksud sangat rewel dan picky eater. Padahal, di belahan dunia lain, banyak anak yang kelaparan. Sang ‘young man’ juga terkesan tidak menghargai makanan karena tuna casserole nya belum dihabiskan. Maka, Weird Al berpesan agar makanan tersebut segera dihabiskan sebelum dingin, tidak peduli sang young man sudah kenyang atau belum.
“Your table manners are a crying shame
You’re playing with your food, this ain’t some kind of game.”
Table manner sama pentingnya dengan menghabiskan makanan, loh! Dari penggalan lirik ini, young man memiliki table manner yang buruk lantaran selalu memainkan makanannya. Padahal, makanan bukanlah sesuatu yang bisa dipermainkan. Terutama, di restoran fine dining (ingat, kita masih berada di restoran fine dining ala-ala Gilanada!), table manner sudah menjadi ciri khas yang melekat. Jangan sampai ketika mengunjungi restoran fine dining yang nyata, kita tidak tahu table manner-nya. Maka, Weird Al hadir untuk mengingatkan kita agar memiliki table manner yang baik!
Satu hal yang penting sebelum akhirnya menikmati makanan penutup, Weird Al dalam lirik “Eat It” juga mengatakan, “You won’t get no dessert ’till you clean off your plate,”. Nah! Jadi, kalau main dish-mu belum habis, maaf, kamu belum bisa mendapatkan dessert, ya!
6. Nina Simone – I Want A Little Sugar In My Bowl
Meski sudah puas dengan segala makanan yang telah disajikan, ada pepatah mengatakan there’s always a room for dessert. Oleh karena itu, walau sudah puas menyantap makanan asin,masih belum lengkap rasanya jika tidak menutup serial makan fine dining dengan makanan manis. Hal serupa ternyata juga berlaku bagi Nina Simone yang menginginkan sedikit gula di mangkuk nya. Lagu “I Want A Little Sugar In My Bowl” datang dari genre R&B soul dengan sentuhan jazzy sounds yang romantis, kental dengan alunan piano, bass, dan saxophone, juga permainan drum yang—sepertinya—dihasilkan dari suara gebukan ringan wire brush pada drum snare.
Di balik instrumen yang menghasilkan nada-nada romantis, ternyata lirik lagu ini memiliki makna tersirat tentang seseorang yang menginginkan kasih sayang dalam hidupnya, dengan frasa ‘little sugar in my bowl’ sebagai analoginya. Lirik “I want a little sugar in my bowl” yang diulang berkali-kali menunjukkan bahwa karakter ‘Aku’ di lagu ini tengah longing for love in his/her life. Keinginannya juga dianalogikan dengan lirik “I want a little steam on my clothes”, yang secara tersirat memiliki makna bahwa karakter ‘Aku’ membutuhkan kehangatan akan sebuah pakaian yang dapat dihasilkan dari pelukan. Dengan rasa cinta dan kasih sayang, karakter ‘Aku’ pun dapat merasakan ketenangan.
Nah, lagu “I Want A Little Sugar In My Bowl” akhirnya akan mengantarkan kita ke menu terakhir full of sweetness; ice cream cake.
7. Red Velvet – Ice Cream Cake
Who’s up for ice cream cake? Red Velvet will serve you one! Tak jauh berbeda dengan “I Want A Little Sugar In My Bowl”, Red Velvet juga menginginkan rasa cinta, sehingga mereka pun berusaha memikat hati para lelaki idaman melalui lagu “Ice Cream Cake”. Mungkin banyak dari non-Kpopers yang juga sudah mengetahui lagu “Ice Cream Cake” sebelumnya. Karena, saya rasa lagu ini sama eksisnya dengan “Gangnam Style”, “Boy With Luv”, ataupun “Any Song”, terlebih karena intro “Lalalalala Lalalala”-nya yang catchy.
“Please give me that sweet taste, ice cream cake
With a flavor that fits this special day
The ice cream that’s on my mouth
Makes your heart pound and you’ll come to me”
Menggunakan analogi ice cream cake, Red Velvet menginginkan cinta di hari spesial mereka saat bertemu para lelaki idaman. Pada bagian reff, kata ice cream juga ditujukan pada pesona Red Velvet yang mampu membuat hati lelaki idaman berdebar, serta terpikat oleh Red Velvet.
“Oh Vanilla chocolate honey with a cherry on top
I’ll show you different things every day, only to you
More variety than the rainbow reflected in the fountain”
Di sini, Red Velvet juga ‘menyediakan’ bermacam rasa ice cream cake seperti vanila, coklat, madu, dan ceri. Bahkan, mereka juga mengatakan kalau variannya lebih beragam dari warna-warna pelangi! Dengan irama-irama dance pop, “Ice Cream Cake” menjadi sangat menyenangkan untuk didengarkan sambil bergoyang mengikuti koreografi yang terbilang mudah untuk diikuti. Tiap-tiap elemen yang ada dalam lagu ini telah menjadi satu kesatuan yang cocok. Tak heran, lagu ini mampu menjadi pengantar Red Velvet pada ketenaran. “Ice Cream Cake” juga menjadi anthem song bagi para Kpopers juga non-Kpopers.
Menu ice cream cake yang secara spesial disajikan oleh Red Velvet menjadi penutup dari rangkaian fine dining ala-ala Gilanada. Apakah kamu menikmatinya? Apakah kamu mendapat rekomendasi lagu baru yang—siapa tahu—juga bisa membuat perutmu lapar hanya karena mendengar lagunya? Semoga, kamu menikmatinya, ya! Tetapi kalau sampai lapar dan malah ngidam makan fine dining, mohon maaf Gilanada sepertinya belum bisa tanggung jawab, hehe.
Terima kasih sudah ‘mengunjungi’ restoran Gilanada! Semoga kamu bisa menikmati makanan kesukaanmu setiap hari, dan bagi yang belum pernah makan di fine dining, semoga bisa segera merasakan kenikmatan makan mewah di restoran yang sesungguhnya, ya!