Duo folk/pop asal Kota Kembang, Rasukma, sudah sering menghiasi panggung musik khususnya di Bandung dan sekitarnya. Bukan pemandangan yang mengherankan apabila mereka mampu menyihir ratusan orang untuk duduk bersila di sebuah festival dengan panggung besar sembari menyanyikan lagu-lagu andalan seperti “Inti Bumi” dan “Tolong! Kami Butuh Bantuan”. Saya adalah salah satu orang yang tidak pernah gagal dibuat tersenyum oleh penampilan Rasukma secara langsung. Alasannya sederhana, Rasukma berhasil menjadikan penontonnya teman bercerita dengan alunan yang simple namun penuh makna.
Rilisnya single ke-4 Rasukma yang berjudul “Diam Itu Tak Melulu Emas” inilah yang mengantarkan kita pada lahirnya album perdana mereka pada tanggal 17 April 2020 nanti. Apabila pada ketiga single sebelumnya irama Rasukma mengajak pendengar untuk duduk manis dan sedikit menggoyangkan kepala, melalui rilisan ini mereka mengajak sekujur tubuh ikut serta. Saat pertama kali mendengar lagu ini petikan gitar akustik yang dimainkan dengan cantik oleh Eson sang gitaris. Mengingatkan saya pada hits Jason Mraz yang berjudul “I’m Yours” yang sempat populer pada awal tahun 2010.
Lagu ini menjadi antitesis dari peribahasa “Diam Itu Emas” yang berpesan bahwa akan datang banyak kebijaksanaan dari diamnya seseorang. Namun sebaliknya melalui lagu ini Rasukma seraya berkata “eh, apa serunya diam?”. Melalui lirik “Hasilkan suara-suara, kalahkan lara” menegaskan bahwa dengan bersuara kita bisa mengalahkan kesedihan, sementara pada lirik “Berhentilah bersembunyi, mari berbunyi” menyerukan agar tidak segan mengeluarkan isi pikiran, menyentil mereka yang masih enggan beranjak dari zona nyaman. Terlebih anak muda sedang gencar-gencarnya didorong untuk lebih banyak bersuara bukan?
Sebagai pecinta musik Mocca dan Endah n Rhesa, melodi lagu ini langsung cocok dengan telinga saya. Sebuah alunan melodi ciamik yang dirangkai dengan gitar, bass, cajon, kazoo dan egg shaker mengiringi alunan vokal yang manis. Sejauh ini Rasukma selalu konsisten dengan lirik yang penuh rima dan makna. Lagu “Diam Itu Tak Melulu Emas” pun tidak menjadi pengecualian. Saya selalu terkesan dengan gaya penulisan lirik Rasukma yang puitis namun mampu diterima dan dipahami dengan mudah oleh pendengar. Khususnya pada lagu ini, pemilihan diksi lebih sederhana tapi tetap penuh dengan estetika. Rasanya tidak sulit membayangkan ditemani lagu ini saat sedang beristirahat di minggu sore dan rehat dari pekan yang melelahkan.
Rasukma memang belum merilis klip video untuk single ini, namun berkaca pada musik video Inti Bumi yang tayang perdana setahun setelah perilisan singlenya. Maka besar harapan Rasukma akan kembali merilis video yang penuh cerita. Semoga kita tidak perlu menunggu setahun untuk klip “Diam Itu Tak Melulu Emas”. Menarik menunggu album perdana Rasukma seutuhnya dan kembali berdendang bersama Rasukma baik di atas panggun maupun di kamar tidur. Dengarkan terus rilisan-rilisan Rasukma di Spotify dan platform digital musik kesayanganmu!