Setelah merilis album perdananya, “Fault” tahun lalu, Puremoon kembali dengan album yang bagiku jauh lebih menyedihkan dibanding album sebelumnya—mungkin karena ada makna sentimen di setiap bait yang menghiasi album ini yang terasa sangat personal bagiku.

Tidak dapat dipungkiri bahwa saat menjalani sebuah hubungan dengan seseorang yang dicintai terdapat potensi timbulnya konflik. Entah itu rasa rindu, atau pikiran buruk yang timbul kepada pasangan. Kini terdiri dari Naufal “Pale” Ikhsan (gitar/vokal), Bryan Arkan (gitar/vokal), Rafi Azani (bass), Naufal “Ansul” Ariq (keys/synth) dan Irfan Alhafizh (drum), Puremoon merilis album kedua yang bertajuk “Fade” yang dirilis pada tanggal 23 Mei 2024 lalu sukses merangkum lika-liku permasalahan dalam hubungan asmara tersebut. Album ini menceritakan tentang fase-fase kesedihan dalam sebuah hubungan. Berisikan 10 track, yaitu “Prologue”, “Leave”, “Fade”, “Scene”, “Fall”, “Lend Me Your Ear”, “Pretend”, “Moonlight”, “Sea Waves”, dan “Eternal”, Puremoon berkolaborasi dengan Ftlframe pada lagu “Scene”, dan mistflowr pada lagu “Moonlight”.

“Listening to your voice

Always tears me apart”

Track 1 — Prologue

Prologue” dari album ini merupakan pembukaan yang sempurna untuk setting the mood yang sentimental. Lirik yang singkat, padat, nan jelas tetapi tetap menancap di hati. No matter how much I push my loved one away, that person’s still my one call away.

“And I’m waving a goodbye 

I don’t want to be the one who breaks with all the tears”

Track 2 — Leave

Sebagai seseorang yang gengsian, aku benci mengakui bahwa aku rindu. Aku selalu lebih memilih untuk mengenang hal-hal sentimental seperti rambut rontok yang ku temui di kamarku atau wanginya yang tertinggal di bantalku sembari menunggunya kembali. “Leave” pun menjadi sebuah lagu yang cukup melambangkan perasaan tersebut.

“You and I

Get lost tonight

Put your hand in mine

Fall and fading fast”

Track 3 — Fade

Sebagai focus track pada album ini, “Fade” merupakan lagu yang sangat sentimental. Lagu ini seolah-olah mengajak yang tercinta untuk ikut hanyut dalam perasaan yang tengah dialami. Memiliki music video yang sudah ditayangkan di YouTube, lagu ini menyimpan banyak perasaan hangat nan menyakitkan.

Sebagai transisi ke babak selanjutnya, diselipkan sebuah lagu instrumental yang menampilkan Ftlframe pada lagu “Scene”. Dihiasi oleh nuansa breakcore khas Ftlframe, lagu upbeat nan melankolis ini membuatku sebagai pendengar bergumam sendirian memikirkan orang yang ku sayangi.

“You look so sad

Why don’t we fall together”

Track 5 — Fall

Lanjut ke lagu berikutnya yang diawali dengan nada-nada khas math rock, “Fall” merupakan lagu favoritku pada album ini. Entah mengapa bagiku ketika aku sudah sangat mencintai seseorang, aku berharap sampai mati pun bersamanya—literally and figuratively, I just can’t imagine a life without my loved one.

“Would you stay awhile?

Lend me your ear

I don’t like this feeling,

I want to feel safe”

Track 6 — Lend Me Your Ear

Bak menonton animasi favoritku di TV setiap hari Minggu pagi, “Lend Me Your Ear” terdengar seperti opening sequence dengan adanya sample dialog dari anime Scum’s Wish. Setelah menelaah makna dari anime tersebut dan keseluruhan album ini, bagiku sample tersebut dipilih dengan penuh hati-hati.

“I try to fix things

Every mess I’ve made

When my whole world still

About to falling apart”

Track 7 — Pretend

Bohong jika aku mengatakan bahwa aku tidak pernah berpura-pura baik-baik saja. Seperti dalam lagu “Pretend” yang menggambarkan sebuah hubungan yang terkadang menyakitkan, namun opsi berpisah pun tidak kalah menyakitkan. Situasi tersebut pun meninggalkanku pada waktu dimana aku harus berusaha untuk memperbaiki segalanya, tetapi sulit untuk dilakukan sehingga harus berpisah.

Bersama mistflowr, “Moonlight”, sebuah track instrumental kedua pada album ini, menjadi transisi ke babak terakhir “Fade”. Saat mendengarkan album ini, aku merasakan isak tangisku paling kencang mengalir pada lagu ini, seolah-olah menghipnotisku untuk menangis di pojokan kamarku.

“In your solitude, the endless

Sea waves remind me of loss

And vanished wishes,

Like extinguished fireflies”

Track 9 — Sea Waves

Sea Waves”, dengan dentuman-dentuman yang bergema, seperti suara-suara dalam kepalaku yang terus bergema, mengingatkanku akan perpisahan. Setelah berpisah, rasanya hidupku hancur, tak ada lagi percikan di hatiku, dan semua harapan hanyut dalam gelombang laut yang tak pernah usai.

“Fill all the void

In your heart with

Everything,

Eternal sadness will swallow you into it“

Track 10 — Eternal

Album ini akhirnya ditutup dengan “Eternal” yang menggambarkan perih yang dirasakan saat berpisah dan hanya kekosongan yang tersisa.

Meski album ini dapat dibilang lebih sulit untuk dipahami dibandingkan album Puremoon yang sebelumnya, bagiku “Fade” sukses menunjukkan sisi Puremoon yang jauh lebih versatile. Bagiku, “Fade” sukses bercerita mengenai fase-fase dalam sebuah hubungan sebelum akhirnya berpisah. Album kedua pada Puremoon ini sudah dapat menemani fase galau-mu di seluruh digital streaming platform kesayanganmu.

ni lagu buat nemenin hari-hari sepi kalian(づ◡﹏◡)づ