Onadio (Onad) yang dikenal sebagai vokalis dari band Killing Me Inside, telah memulai proyek musik baru yakni L.Y.O.N bersama Okin dan Rudy. Dengan nuansa musik “ala-ala” lo-fi, L.Y.O.N mencoba mengikuti salah satu arus deras musik anak muda. Setelah berhasil merilis 3 lagu, L.Y.O.N mampu memberi ciri khas lewat nada vokal dari ketiga lagu tersebut. Kembalinya Onadio ke dalam dunia musik dengan konsep band yang jauh berbeda dari band sebelumnya membuat single pertama L.Y.O.N yang bertajuk “EGO” cukup menarik. Ditambah lagunya yang ear-catching cukup utnuk membuat mereka mendapatkan atensi yang besar. Walaupun single kedua mereka yang bertajuk “ASA & RUANG” tidak mendapat pendengar digital sebanyak single pertama mereka, tetapi bagi saya L.Y.O.N tetap berhasil dalam segi band pendatang baru.
Baru-baru ini, L.Y.O.N melakukan kolaborasi apik dengan Danilla dalam single “Fiksi Yang Indah”. Lagu ini menceritakan mengenai “teman khayalan”-nya yang selalu berada di sisi penyanyi. Pertanyaan yang pertama kali hadir dalam diri saya saat mengetahui kolaborasi dalam lagu “Fiksi Yang Indah” adalah, akan seperti apa sebuah kolaborasi dari Onadio dan Danilla? Setelah saya dengarkan lagu ini, L.Y.O.N ternyata mampu memberikan warna baru dalam musiknya. Penggambaran sisi gloomy dalam lagu ini juga sangat terasa. Oleh karena itu, “Fiksi Yang Indah” patut untuk kalian dengarkan.
Pemilihan kata dalam lirik “Fiksi Yang Indah” puitis dan lirik lagu ini juga membahas hal yang menarik bagi saya. Hadirnya unsur musik baru tidak menghilangkan ciri khas L.Y.O.N, yaitu nada vokal Onad dalam lagu mereka. Bagian reff dan interlude adalah bagian favorit saya. Interlude di lagu ini juga bisa dibilang bagian yang paling menarik karena pada bagian ini, hadir suara Danilla yang saya tunggu. Suara khas Danilla ternyata sangat pas dengan aransemen lagu ini. Walaupun lagu ini memiliki nuansa seperti lagu Derby Romero, “Gelora Asmara”, tapi L.Y.O.N dan Danilla berhasil memberikan kolaborasi yang unik. Sayangnya, menurut saya, bagian Danilla terlalu sedikit. Bila Danilla ingin membuat ulang versinya, saya sangat setuju. Saya juga mengapresiasi improve yang Danilla lakukan pada bagian interlude.
Hal lain yang saya apresiasi adalah video klip dari lagu ini. Konsep video “Fiksi Yang Indah” melibatkan Onadio dan Danilla sebagai tokoh utamanya. Pada awal dari video tersebut, mereka menghadirkan tulisan berbahasa Inggris yang membahas mental illness. Selanjutnya, video klip tersebut berisi Onadio dengan dua kepribadiannya yang berbeda. Klimaksnya, hadir Danilla sebagai penutup. Kita akan mempunyai pandangan berbeda-beda di saat mendengarkan lagu ini bersamaan dengan video klipnya. Meskipun begitu, pada akhirnya video klip ini hadir sebagai konsep video yang tidak biasa di ranah musik popular. Patut kita tunggu perjalanan L.Y.O.N kedepannya. Hal baru apa saja yang akan mereka berikan pada para penikmat musik Indonesia? Mari kita tunggu project mereka selanjutnya, baik dalam bentuk kolaborasi ataupun individu.