Alvin and IDiguyur hujan sore hari tidak membuat Fisip Folk Festival (FFF) teruapkan. Genanganan air kecil menemani kaki-kaki penonton di tengah lapangan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Unpad. Acara tahunan yang diselenggarakan pada 14 November 2014 oleh FISIP Unpad ini memang salah satu yang ditunggu-tunggu. Konsep kebudayaan tradisional yang diangkat disimbolkan oleh sebuah kelir.

     Dengan hashtag #FeelTheBeatOfSocialCulture pengunjung disyaratkan membawa dua botol plastik minuman bekas untuk dijadikan tiket. Acara ini tidak hanya dihibur oleh seniman musik. Panggung sempat juga diisi oleh para penari jaipong. Tata cahaya yang apik menambah suasana terasa berwarna. Beberapa band pembuka ditampilkan untuk pemanasan pada sore hari.

     Selain diisi dengan berbagai performer, beberapa stand makanan dan dagangan terjajal di sepanjang selasar dan sekitar main stage. Terlihat salah satu stand dagang dipenuhi oleh berbagai perlengkapan tradisional seperti udeng, wayang golek, pelbagai suvenir dan mainan khas Sunda. Tidak kalah, ada juga stand yang mendagangkan produk daur ulang dari sampah.

    Bersamaan langit mulai menghitam, penampilan pertama yang dibuka oleh Alvin and Imembawa instrumen tambahan yaitu karinding dan angklung memberikan rasa mistis romantis seketika kepada penonton. Serayu Jingga juga ikut serta menghentak acara FFF di Kampus FISIP Unpad Jatinangor. Karinding dalam Alvin and I

   Penampilan-penampilan selanjutnya pun tidak menyurutkan animo penonton untuk tetap berpayung ria di depan panggung. Sekitar pukul 20.30 WIB, Lamebrain dengan beberapa single terbaru mereka kembali meriahkan FFF Shridevi Night Culture. Tak lama berselang, Mustache and Beard dengan lagu-lagu andalan dan adanya permainan akordeon membuat seluruh elemen acara berogyang dan menambah kehangatan malam itu. Penutup yang sangat memuaskan seluruh penonton yang datang ke acara ini.