Foto oleh: Loner Lunar

Penulisan album bertajuk A Brief Tale of Long Search garapan grup musik heavy-melancholic asal Bandung, Loner Lunar, berasal dari pertanyaan yang muncul karena perasaan-perasaan seperti kesendirian, kemarahan, duka yang mendalam, keputusasaan, dan keterasingan. Tak heran jika dalam album terdengar lagu bertempo medium yang diwarnai dengan modulasi dan drive, juga layer synthesizer gitar Ivan Rifaldy dan Julian Pratama. Dipandu pula dengan gebukan drum Kevi Tumbuan yang ditemani bass Emir Mahendra di rhythm section. Tak lupa juga kekuatan vokal dari Jasmine Ansori (Kane). Pendengar seakan diajak menjelajahi sebuah perjalanan panjang ‘tuk mengarungi perasaan-perasaan tersebut.

Banyak sekali hal yang ingin mereka sampaikan melalui album ini, pada siaran wawancara di Ardan Radio, Kane berkata, “Hey, we have stories (in this album) to tell.” Kemudian, cerita-cerita tersebut dirangkum dalam satu album yang singkat seperti sebuah brief. Alhasil, di tanggal 27 September 2019, lahirlah nama A Brief Tale of Long Search sebagai album perdana Loner Lunar. Sebelumnya, grup musik ini sudah lebih dulu merilis tiga laguberjudul “War in My Mind”, “The City (You’re Missing From Me), dan .”Fin” ft. Hindia. Ternyata, animo masyarakat terhadap Loner Lunar kian meningkat dan mereka hampir mencapai angka 25 ribu monthly listeners di Spotify. Dengan mengeluarkan lagusecara perlahan, massa yang digapai satu persatu kian banyak hingga akhirnya banyak masyarakat menanti-nanti perilisan album A Brief Tale of Long Search yang berisi delapan lagu dengan ragam kisahnya.

1. LONER

Dentuman bass yang disusul alunan gitar menjadi garda dari album A Brief Tale of Long Search pada lagu “Loner”dengan nuansa yang gelap dan misterius. Lirik “I’m a loner like a star” menguatkan alasan bahwa album ini berupa pertanyaan yang berisi perasaan-perasaan kesendirian, kemarahan, duka yang mendalam, keputusasaan, dan keterasingan. Mendengar vokal Kane yang haunting, apalagi jika didengarkan dengan earphone, rasanya seperti sendiri di alam terbuka dan dikelilingi bisikan-bisikan yang sedang mempertanyakan keberadaan saya. Ternyata, lagu ini memang terinspirasi dari film “Bohemian Rhapsody” dimana tokoh Freddie Mercury merasa kesepian karena kehilangan orang-orang tersayangnya, padahal pada saat itu namanya sudah melambung dan dikenal seluruh dunia.

2. ARU

“Aru” berasal dari nama studio rekaman di Bandung dimana mereka merekam lagu ini. Secara personal, Aru tidak menimbulkan feel yang sama ketika saya mendengar lagu-lagu lain di album. Kemungkinan besar karena elemen-elemen musik yang ada di lagu ini dirasa kurang berkesinambungan satu sama lain, termasuk juga kecocokan “Aru” dengan telinga saya. Tidak ada bagian dari lagu ini yang terngiang-ngiang di otak saya seperti War in My Mind.

Namun dibalik itu, “Aru” memiliki lirik yang cukup mendalam dan mampu menyentuh hati saya. Diketahui dari pra-dengar album “A Brief Tale of Long Search” di Musat, Bandung, lagu ini berasal dari kisah salah satu anggota Loner Lunar, Ivan, tentang ibunya yang merupakan seorang single parent. Lirik “Come near, lay down your bones. Once near, the space unknown” adalah lirik yang paling menyentuh saya di lagu ini, seakan berkata kepada Ibu sendiri untuk istirahat dan menikmati hari tua nya.

3. WAR IN MY MIND

Inilah lagu yang membuat saya akhirnya mulai ‘melirik’ Loner Lunar. Lagu pertama juga yang menggiring mereka ke segmentasi pendengar yang lebih luas, karena “War In My Mind” adalah lagu perdana mereka yang hadir di berbagai kanal musik digital. Genre heavy-melancholic yang dibawa sebagai identitas mereka sukses diperkenalkan oleh lagu ini. Berkisah tentang seseorang yang mengalami perang batin, reff yang terdengar ‘menggebu-gebu’ dengan dentuman drum yang heboh ditambah lirik “War, war in my mind” yang dinyanyikan secara powerful menjadikan lagu ini sangat ear-catchy.

4. ESCAPE

Alunan gitar pada intro yang disusul gebukan drum mengawali lagu“Escape”. Judul lagu ini pun berasal dari nama studio rekaman di Bandung tempat mereka merekam lagu ini. Berangkat dari ketakutan Emir akan rutinitas yang itu-itu saja. Lagu ini memiliki pesan bahwa as a human being, sometimes it’s okay to escape from your routines, didukung dengan lirik “If the light comes to you, scream it out and pull through”. Saya rasa cukup banyak teman-teman pembaca yang juga merasakan hal serupa, jenuh akan rutinitas. Sehingga, tempo medium yang cenderung cepat ini mendukung pesan yang hendak Loner Lunar sampaikan yakni kabur sejenak dari realita.

Artwork cover album perdana Loner Lunar yang terinspirasi dari film ber-genre psychologilcal thriller seperti Midsommar dan Hereditary. Artwork ini juga menyampaikan bahwa someone has been on a road for a long time.
Foto oleh: Loner Lunar

5. THE CITY (YOU’RE MISSING FROM ME)

Lagu yang menyusul “War in My Mind” untuk mengenalkan musik Loner Lunar ke mata publik. “The City (You’re Missing From Me)” sangat personal bagi Kane karena menceritakan masa ketika ia tinggal di USA. “It was the best times of my life,” ujarnya melalui siaran wawancara di Ardan Radio beberapa waktu silam. “The City (You’re Missing From Me)” memang diperuntukan bagi negeri Paman Sam dan seisinya yang membuat Kane bahagia dan sering merindukan momen semasa disana.

Bagi para perantau, lagu ini sangat pas untuk mendefinisikan perasaan homesick. Kalimat “You’re missing from me” sendiri juga ditemukan oleh Kane, memiliki artian serupa dengan kata I miss you. Meski saya pribadi tidak langsung jatuh cinta ketika pertama mendengar lagu ini karena instrumen yang kurang catchy dan synthesizer yang terlalu mendominasi. Namun, lama kelamaan sembari mendalami liriknya, lagu ini menjadi salah satu favorit saya di album ini.

6. SOON

Berkesempatan menghadiri pra-dengar album A Brief Tale of Long Search, dengan seksama saya mendengarkan keseluruhan lagu dari album ini. “Soon” menjadi satu-satunya lagu yang membuat saya jatuh cinta hanya dengan mendengar intro-nya. Lagu bertempo medium cenderung lambat ini match perfectly with my ears. Sehingga, timbul rasa campur aduk berupa ketenangan dan kesedihan setiap kali saya mendengarnya.

Di suatu kesempatan, saya memperdengarkan lagu ini dan menanyakan pendapat kepada salah satu teman bernama Miranda. Sebagai pendengar awam Loner Lunar, ia juga merasakan ketenangan setelah mendengar lagu ini. Kata yang tepat untuk mendefinisikan lagu ini adalah ‘ketenangan’. Tiap-tiap elemen dari lagu ini mulai dari gitar, vokal, maupun drum menimbulkan efek yang menenangkan dan menjadikan “Soon” sebagai lagu wajib yang harus saya dengarkan tiap kali memasang earphone.

7. .FIN

Saya terjaga hingga pukul dua belas malam untuk bisa mendengarkan “.Fin” tepat pada saat perilisannya. Sebagai penggemar Hindia, tentu saya penasaran bagaimana kedengarannya jika Hindia berkolaborasi dengan Loner Lunar. Setelah mendengar, lagu ini ternyata tidak cocok di telinga saya karena memiliki karakteristik yang cukup berbeda diantara tujuh lagu lainnya di album. Entah disengaja atau tidak, tetapi nyanyian Hindia yang samar-samar membuat saya jengkel karena tidak bisa mendengar secara jelas kata-kata yang keluar dari mulutnya.

Frankly speaking, lagu ini cukup menyeramkan bagi saya, intro yang sudah diisi dengan suara orang tertawa membuat saya takut. Musiknya bernuansa horror yang menguatkan alasan bahwa lagu ini sama sekali bukan tentang kesedihan. Setelah mengulik lirik dan ditambah informasi dari sesi pra-dengar lalu, ternyata lagu ini adalah tentang kematian.  Didasari dari obrolan antara Emir dan Ivan bahwa mereka takut mati, kemudian ditulis oleh Emir, Ivan, Kane, juga Hindia untuk akhirnya dijadikan sebuah lagu. Berarti, tidak salah ketika saya merasa “.Fin” menyeramkan, karena memang berbicara tentang kematian.

8. LOST//FOUND

Berkolaborasi dengan Reruntuh, proyek solo dari Eky Rizkani,  “Lost//Found” menjadi ujung tombak dari album A Brief Tale of Long Search. Hanya berdurasi 2,5 menit, lagu ini cukup diiringi oleh piano dengan beberapa sentuhan kecil instrumen gitar dan efek suara lainnya. Di akhir lagu, saya bisa mendengar dua suara berbeda, suara bukaan pintu dan kaset yang dikeluarkan dari player-nya, yang jika ditafsirkan memiliki makna serupa. Satu kata yang bisa menyamakan arti dari kedua suara tersebut yaitu akhir. Pertama, suara bukaan pintu sebagai tanda setelah berjalan jauh mengarungi album A Brief Tale of Long Search, akhirnya telah sampai di penghujung jalan dan pulang ke rumah. Sedangkan, tafsiran suara kaset yakni setelah lagu “Lost//Found”, album selesai dan kaset keluar secara sendirinya. Meski lagu ini berdurasi singkat, tetapi lagu ini juga mampu memanjakan telinga saya dan acapkali membuat saya merenungi hidup.

Setiap lagu yang terdapat pada album ini menimbulkan efek yang bermacam-macam pada diri saya.  Hal yang paling saya kagumi dari album ini adalah gebukan drum yang berasal dari Kevi Tumbuan karena unik dan unexpected. Bagi saya, kebanyakan killing part yang ada pada lagu-lagu ini didominasi oleh gebukan drum yang khas. Kepala saya acapkali mengangguk-angguk seperti sedang menonton konser rock ketika mendengarkan A Brief Tale of Long Search. Sebagai penggemar berat lagu-lagu bertempo lambat, saya sangat menikmati album ini.

Album sudah bisa dinikmati di kanal musik digitalkesayangan Anda. Untuk melihat keseharian Loner Lunar lebih lanjut, Anda bisa mengikuti akun Instagram dan Twitter mereka di @lonerlunar. Selamat dan sukses atas album perdana, Loner Lunar! Mari kita doakan agar mereka lebih sering tampil di gigs andalan kota masing-masing dan nama mereka kian melambung seiring waktu.