Setelah debut albumnya kemarin yang bertajuk “Safari Semi” pada 2021 lalu, kini Erratic Moody kembali memperlihatkan batang hidungnya dengan kemunculan karya teranyar mereka. Dengan membawakan tajuk “Good Night”, band rock/pop asal Bandung ini mencoba melebarkan sayapnya dengan memilih untuk berkolaborasi bersama Abyan Nabilio dari The Panturas. Kolaborasi ini bermula dari ide Agung (drummer Erratic Moody) yang merasa bahwa Abyan cocok untuk mengisi suara di beberapa bagian lagunya, hal ini terjadi lantaran suara yang dimiliki oleh pria yang biasa disapa “Acin” ini memiliki ciri khas yang cukup unik.

Beranggotakan Alghifari Agrapana (vokal & gitar), Reyhan Gyanie (gitar & vokal), Alief Agustiana (bass & vokal), dan Agung Firdaus (drum), band ini mencoba memberi sentuhan kecil nuansa vintage dalam karya-karyanya. Hal tersebut terpancar dalam album Safari Semi dan single teranyarnya, yakni “Good Night”. Saya akui, mereka cukup konsisten dengan konsep yang telah mereka susun dalam pembawaan musik-musiknya.

Erratic Moody dan Abyan Nabilio (Sumber: Dok. Pribadi).

Bicara soal “Good Night”, single ini menceritakan tentang sebuah perasaan campur aduk yang dirasakan oleh seseorang yang baru saja bertemu sang kekasih. Jujur, pertama kali saya mendengarnya, saya merasa liriknya sulit dimengerti, seakan-akan kalimat demi kalimat dalam lagunya dibuat bias dan terkesan cukup puitis. Tetapi, setelah beberapa kali lagu ini berputar-putar dalam akun Spotify saya dan mencoba mendobrak kuping saya dengan aransemen musiknya, kini saya mengerti apa yang ingin Erratic Moody sampaikan.

Apabila saya memejamkan mata dan berimajinasi dalam perandaian, maka ketika lagu ini berputar, hanya satu skenario yang cukup masuk akal untuk terlintas di benak saya. Sepasang kekasih yang telah menghabiskan harinya bersama, tetapi ketika bulan telah tiba dalam posisinya dan jam malam mulai berdentang, maka saat itulah mereka harus beristirahat dan “berpisah” untuk menunggu kembali datangnya rindu. Sebuah skenario klise yang hampir setiap pasangan rasakan.

Please take off your cap

Now the rest is all ahead

Now the night is a surprise

The light has coming down

Tercatat dalam bait pertama pada liriknya, seakan digambarkan kepada para pendengar bahwa ada sepasang kekasih yang tak rela untuk menjeda pertemuannya dikarenakan malam telah tiba. Akan tetapi, istirahat tetaplah istirahat, terlihat sang pria mencoba untuk memberikan afeksi terakhir  melalui ucapan selamat tidur kepada pasangannya karena pun mereka besok akan bertemu kembali.

Tetapi dibalik semua perkataannya itu, sang pria juga ingin sekali untuk bercerita. Tentang semua isi hati dan fantasi liarnya kepada sang terkasih. Akan tetapi, sekali lagi malam telah tiba dan ia hanya bisa berbicara melantur dengan diri sendiri. Saya rasa, kerinduan yang datang memanglah dapat mengaduk-aduk hati manusia.

Goodnight

We have to go

Bye-bye, my love goodbye

Lirik terakhir sekaligus penutup pada lagu ini seolah memberi tahu kepada pendengar bahwa sang pria sudah mulai lega setelah melampiaskan amarah dan fantasinya dalam khayalan dan lanturan kesendiriannya. Kelegaan itulah yang membuatnya dapat tertidur tenang sehingga lanturan itu berujung pada ucapan selamat malam dan sampai jumpa.

Masuk ke dalam isian lagunya, saya mendengar adanya isian hammond organ blues di akhir lagu yang menjadikan karya kali ini cukup berbeda dengan karya-karya mereka sebelumnya. Menurut press release, ternyata adanya isian tersebut dikarenakan keterlibatan Rakha Herdiana dan Mamoy (Bleu House) yang mengisi beberapa keys kecil. Dalam proses produksinya juga, Good Night dikatakan sempat mengalami perubahan aransemen berkali-kali, sampai akhirnya mereka menunjuk Ivan Rifaldy (Loner Lunar) sebagai produser dan tambahan polesan cantik oleh Mamoy (Bleu House) pada proses mixing dan mastering-nya.

Artwork “Good Night” (Sumber: Dok. Pribadi).

Artwork yang merupakan hasil garapan dari Farhan Luhung yang dipoles oleh Tio Gantira dan difoto oleh Apip ini terinspirasi dari desain ala obat tidur sebagai simbol ucapan selamat malam. Selain itu, adanya warna merah yang mendominasi sudah cukup mewakilkan kehangatan romantisme di dalam lagu ini. Sebuah desain simpel yang membuat orang cukup memicingkan mata saat pertama kali melihatnya.

Setelah membaca tulisan saya, kamu mungkin akan berpikir dua kali untuk melewatkan karya terbaru dari Erratic Moody kali ini. Bagi saya sebagai pendengar, saya merasa perasaan saya cukup terwakilkan dalam lagu simpel nan catchy milik band asal Bandung ini. Saya cukup yakin bahwa nantinya Good Night akan terus berputar di kepala saya ketika saya mengulang skenario klise tersebut dalam kehidupan nyata.

Maka, tunggu apalagi? Segera buka layanan streaming musik kamu dan putar karya ciamik ini karena kamu sudah bisa mendengarkannya sejak Jumat, 13 Mei 2022!