Penggemar musik metal Indonesia siap-siap kedatangan band veteran black metal asal Norwegia, Gorgoroth. Februari lalu, mereka mengonfirmasi akan menyambangi Indonesia untuk pertama kalinya via Facebook. Selain Gorgoroth, unit death metal asal Belanda, Disavowed juga siap menghantam Indonesia. Tidak ketinggalan band metal lokal seperti Kedjawen, Dajjal, Burgerkill, dan Down for Life akan turut serta meramaikan acara Brutalize in The Darkness di Bogor pada 10 Mei mendatang. Acara ini digagas oleh event organizer pimpinan paranormal Ki Gendeng Pamungkas.

Namun belum lama ini, Ki Gendeng Pamungkas tersandung masalah rasis. Pada laman Facebook miliknya tertulis pengumuman bahwa ia akan membagikan kaos yang bertuliskan “Anti Cina” pada konser metal tersebut. Pengumuman ini sudah dihapus sejak 10 Maret 2015 pukul 00.00 WIB.

Pernyataan Ki Gendeng Pamungkas tersebut memicu kontroversi di kalangan penggemar musik cadas. Ujungnya, seseorang benama Donny Anggoro membuat sebuah petisi online lewat Change untuk menolak dan membatalkan acara yang dinilai rasis tersebut. Saat ini, petisi online tersebut sudah ditandatangani oleh 4.703 orang.

“Kami menuntut kepada institusi/lembaga pemerintah terkait HAM terutama negara untuk menyeret KGP ke pengadilan untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya meracuni anak-anak muda dengan menyebar pesan kebencian/rasisme,” tulis Donny Anggoro dalam petisinya.

Seperti yang dikutip RollingStone, Ki Gendeng Pamungkas menyangkal isu rasisme tersebut tidak benar dan ada sejumlah orang yang dengan kepentingan tertentu ingin menjatuhkan dirinya. Ia juga mengatakan bahwa tujuan menyelenggarakannya acara tersebut tulus untuk memajukan musik metal di Bogor.

“Tidak perlu saya bilang-bilang sumpah, tapi dapat saya tegaskan tidak pernah ada teriakan rasisme atau apapun yang keluar dari mulut saya. Saya gaptek, (gagap teknologi–red) tapi saya yakin kalau status itu telah diplintir, disebar tapi sudah ditambah-tambahin kata-kata yang provokatif,” ujar Ki Gendeng Pamungkas.

Sehubungan dengan adanya isu rasisme ini, Down for Life dan Burgerkill membatalkan penampilannya sebagai aksi penolakan terhadap rasisme.

“Kami memutuskan MUNDUR dr acara Brutalize in The Darkness di Bogor tgl 10 Mei 2015 sampai ada klarifikasi dr panitia ttg propaganda rasisme, “ tulis Down for Life via akun Twitter mereka.

“Maaf kami tidak bisa ikut berpartisipasi dengan pergerakan anti ras tertentu. Musik Metal yg kami percaya adalah musik pemersatu, musik yg tidak perduli ras & latar belakang penggemarnya,” tulis Burgerkill lewat akun resmi Facebook miliknya.

Walaupun tidak ikut serta sebagai penampil, band metal asal ibukota, Seringai menyatakan via laman Facebook-nya bahwa mereka tidak sepakat terhadap berbagai bentuk ketidakadilan sosial salah satunya adalah diskriminasi serta menjujung tinggi nilai-nilai keberagaman, Bhinneka Tunggal Ika.