Siapa sangka? Band yang terkenal dengan lagu-lagu geramnya dapat membuat para pendengarnya menangis dengan single terbaru mereka. 5 Juli 2024, .Feast merilis ballad mereka yang dipersembahkan untuk putri Adnan (Gitaris), Nina.
Ya, ‘para pendengarnya’ termasuk saya, yang menahan nangis di samping supir travel saat mendengar lagu ini untuk pertama kalinya dalam perjalanan pulang dari perantauan. Suasananya pas banget. Menanjak ke Jalan Layang MBZ– daerah ini merupakan kantor ayah saya sebelum ia pensiun dini– air mata berlinang, tenggorokan terasa berat, berat dengan kasih sayang ayah.
Topik ‘ayah’ merupakan hal yang sangat-sangat dekat dengan hati saya. Mungkin ini mengapa saya suka sekali dengan lagu ini. Vega Antares sebagai produser dipercayai oleh band asal Jakarta ini untuk menangkap emosi “Nina”, dan menurut saya, Vega melakukannya dengan spektakuler.
Segala hal ku upayakan untuk melindungi
Tunggu aku kembali lagi esok pagi
Tumbuh lebih baik, cari panggilanmu
Jadi lebih baik dibanding diriku
‘Tuk sementara ini aku mengembara jauh
Saat dewasa kau kan mengerti
Kilometer 52… Kilometer 51… Saya belum sampai kantor sang ayah. Ini hal yang selalu saya pikirkan ketika naik atau pun turun dari MBZ di daerah Tol Cipali. Tinggal di ujung barat Jabodetabek, ayah saya harus berangkat sebelum subuh untuk ke mencari nafkah di ujung satunya. Pulang jauh setelah isya, berat ketika mengingat masa-masa itu. Absen ketika matahari terbit dan tidur ketika matahari terbenam. Sosok ayah hanya menjadi sosok pekerja yang selalu lelah dan stress di rumah. Lagu ini memunculkan kembali emosi-emosi saat itu dan membawanya di bawah cahaya baru, saya bukan melihat ayah saya sang workaholic– namun ayah saya yang mencintai keluarganya dengan caranya sendiri.
Simplicity lagu ini berhasil menyorot liriknya yang penuh emosi. Ditulis oleh Baskara dan ayahnya Nina, Adnan, lagu ini bak surat cinta untuk sang Nina. Kasih sayang membanjiri speakers ketika mendengar lagu ini.
Saat engkau dewasa
Dan aku kian menua
Jika ku berpulang lebih awal, tidak apa
Berjumpa lagi di sana, aku tetap sama
Indonesia dan budaya high context-nya menyulitkan percakapan emosional antara orang tua dan anaknya. Bahkan saya menulis ini dengan niat tidak memperlihatkan artikel ini ke ayah saya, dan meski saya tahu ayah saya sayang sekali dengan anak-anaknya– ia sangat jarang menyuarakannya. Lebih memilih untuk menyampaikannya dengan memasak, mencari nafkah, membelikan ini-itu, membawa kami liburan. Namun, pergeseran dari show it to say it ini mulai dari pendewasaan generasi muda. Lagu seperti Nina merupakan bukti bahwa it’s okay to love and say it.
Saat engkau teringat
Tengkar kita, manakala
Maaf atas perjalanan yang tidak sempurna
Namun percayalah untukmu kujual dunia
Nina, saya, dan semoga miliaranmilliaran anak di luar sana beruntung mempunyai ayah yang mengasihi buah hatinya hingga ingin menjual dunia. Lagu ini terasa makin personal ketika tahu bahwa Adnan mengisi backing vocal lagu ini. Saya harap semua anak dapat merasakan dinyanyikan oleh sang ayah melalui Baskara dan Adnan.
Tumbuh lebih baik, cari panggilanmu
Jadi lebih baik dibanding diriku
Tuk sementara, kita tertawakan berbagai hal yang lucu dan lara, selepas-lepasnya
Saat dewasa kau kan mengerti
Karena kelak kau kan tersakiti
Ballad .Feast ini menandakan titik pendewasaan mereka sebagai band dan juga sebagai manusia. Saya belum merasakan ini, namun saya yakin bahwa menjadi orang tua akan mengubah dan menjungkirbalikkan hidupmu. Tanda kasih sayang sekecil atau sebesar apapun, tersirat maupun tersurat, akan membentuk anak menjadi diri terbaiknya. Dan benar, saat dewasa mereka akan mengerti pengorbanan dan rasa sayang orang tua mereka. .Feast, terima kasih sudah menyayangi Nina dan membuat surat terbuka ini. Semoga setiap anak dapat merasakan kasih sayang dari lagu Nina.