Setiap tanggal 21 April, kita memperingati hari kelahiran R.A. Kartini. Kartini sendiri merupakan sosok emansipasi wanita yang sangat berjasa terutama bagi kaum perempuan. Pemikiran-pemikiran Kartini yang progresif dan cenderung memberontak tradisi Jawa serta aturan kolonial pada masa hidupnya menimbulkan ketegangan, baik di lingkungan pemerintahan Jepara maupun dalam internal keluarganya. Banyak yang menentang perubahan-perubahan yang dituntut Kartini semasa hidupnya yang lumayan singkat. Namun, berkat kegigihannya beliau dapat mendobrak batas yang memenjara mimpi dan cita-cita, juga meraih kebebasan dan kesetaraan yang didambakan para wanita saat itu.
Tentunya, dalam hidup ada suka dan duka yang dirasakan oleh Kartini. Banyak rintangan, konflik, emosi yang bergejolak dalam hidupnya. Dan pada saat itu, sangat sulit untuk menghibur diri. Beliau dalam masa pingitan yang mana sulit untuk mengakses buku, belum ada televisi, musik juga sebatas alunan tradisional Jawa.
Tapi gimana ya, kalau Ibu Kartini hidup di masa sekarang? Kira-kira, lagu-lagu seperti apasih yang beliau dengarkan? Gilanada sudah memilih beberapa lagu yang sekiranya cocok menjadi soundtrack kehidupan Kartini di masa kini nih!
- Sadajiwa – Fletch
Kartini merupakan keturunan bangsawan yang bergelar Raden Ajeng. Ketika mengalami pubertas, ia memasuki masa pingitan sampai datang laki-laki yang melamarnya, kemudian ia berganti gelar menjadi Raden Ayu. Selama dipingit, Kartini sangat mendambakan kebebasan. Seluruh hidupnya diatur untuk menjalankan tradisi demi kepentingan jabatan sang ayah dan kakak-kakak laki-lakinya.
Single kedua yang dikeluarkan oleh Fletch ini berkisah tentang keadaan tanpa kebebasan, karena adanya tuntutan dari yang berkuasa. “Lidah takut tak bernyawa, jerit mencoba namun sunyi jadinya. Ketika manusia terbisu oleh keadaan, malaikat tak lagi datang”. Ketidakberdayaan Kartini lepas dari pingitan sangat terpancar dari penggalan lirik barusan.
- Matahari Terbit – Pohon Tua
Kartini sangat dekat dengan kedua adik perempuannya yaitu Kardinah dan Roekmini. Bersama-sama mereka berusaha mendobrak dinding sosial yang memenjara. Mereka menyuarakan pikiran melalui karya, baik tulisan, ukiran, ataupun dengan mengajar perempuan-perempuan yang berusia remaja. Ketika Kardinah dilamar oleh seorang pria, tidak hanya beliau seorang diri yang hancur. Kartini dan Roekmini juga kecewa dan merasa kehilangan. Tapi mereka tidak memiliki pilihan lain selain mengiyakan lamaran tersebut.
“Aku di sampingmu, gusah kau risau. Malam kan pergi, esok burung-burung kan bernyanyi pagi.” Lagu ini dapat diputar kala Kartini sedang berusaha menenangkan adiknya.
- Unsteady – X Ambassadors
Selama hidupnya, Kartini tidak pernah benar-benar merasakan apa itu arti keluarga. Hubungannya dalam keluarga Kartini bersifat fungsional dan birokratis. Kartini tidak terima karena ibu kandungnya, Ngasirah, direndahkan dan dijadikan pembantu, bahkan tidak boleh dipanggil dengan sebutan “ibu” hanya karena tidak berasal dari kaum bangsawan. Sementara ibu tirinya, Moerwan, bersikap keras terhadap anak-anak perempuannya karena ada rasa dendam akibat dipaksa menikah dengan ayah Kartini. Hal ini yang membuat Kartini ogah menikah tanpa mencinta dan dicintai.
“Mother, I know, that you’re tired of being alone. Dad, I know you’re trying, To fight when you feel like flying”. Lirik dari soundtrack film “Me Before You” ini dengan jelas mengutarakan isi hati Kartini yang sebenarnya mendambakan kehangatan dalam keluarga.
- Balada Sirkus – Yura Yunita
Lagu yang catchy ini secara tepat menggambarkan perasaan bahagia Kartini saat ia diizinkan sang ayah untuk mengajukan proposal beasiswa studi ke Belanda. Kartini tidak peduli akan perkataan orang di sekitarnya, juga tidak mengharapkan prestasinya ini dilihat orang. “Musikku terus berbunyi, tubuhku terus atraksi. Walauku tak tau pasti, adakah kau datang malam ini” Ia tidak ada intensi untuk membuat seseorang jatuh cinta kepadanya melalui perilaku dan pemikirannya, yang penting ia dapat meraih cita-cita dan impiannya.
- Fuck With Myself – BANKS
Kartini adalah sosok yang sangat independen. Secara tegas beliau menolak poligami, karena apa indahnya sebuah keluarga tanpa cinta? Lirik dari lagu ini menyuarakan isi hati Kartini. “You’re on the corner waiting for my love, I put two walls behind you just to lean on. You’re gonna need em cuz I stood you up, cause I fuck with myself more than anybody else”. Meski pada akhirnya Kartini harus tunduk dan menerima lamaran Raden Adipati Joyodiningrat, ia memberikan beberapa syarat. Salah satunya adalah calon suaminya diharuskan membantu Kartini dalam membangun sekolah untuk perempuan.
Itulah lima lagu menurut Gilanada yang cocok menjadi soundtrack hidup Ibu Kartini. Meski meninggal di usia yang muda, Ibu Kartini sudah mampu menginspirasi dan berkarya melalui pemikiran-pemikirannya. “Tubuh boleh terpasung, tapi pikiran harus terbang sebebas-bebasnya”. Semoga dengan mendengarkan lagu-lagu diatas, kamu juga bisa turut merasakan perjalanan hidup Ibu Kartini!