Lirik yang sederhana dengan alunan gitar yang juga sederhana tidak menjadikan Mac DeMarco sebagai musisi yang sederhana. Namun, hal itu justru membuat musisi asal Kanada ini unik dan tampil beda dengan candaan yang sedikit kasar di setiap penampilannya. Tidak heran pelantun “Salad Days” ini pun menjadi bahan perbincangan di kancah musik saat ini.

Awal tahun 2015 menjadi kesempatan emas untuk penggemar musik tanah air untuk menyaksikan penampilan nyeleneh Mac DeMarco di Jakarta. Kedatangannya merupakan andil dari dua kolektif, Prasvana dan Studiorama yang berhasil membawa DeMarco mampir pada 22 Januari 2015.

Mac DeMarco Live In Jakarta
Ken Jenie vokalis Jirapah mengangkat gitarnya setelah membawakan lagu terakhir.

Walau Jakarta sempat diguyur hujan tapi tidak menyurutkan para penggemar Mac DeMarco untuk datang menyaksikan penampilannya di The Foundry No. 8 level II, SCBD, Jakarta. Setelah matahari terbenam, venue sudah dipenuhi para pecinta musik indie yang sedang menunggu pintu dibuka pada pukul 19.00 WIB. Pihak penyelenggara juga sudah menyiapkan booth khusus penjualan merchandise Mac DeMarco di dalam venue.

Malam itu, Jirapah dipercaya sebagai band pembuka. Grup lokal asal Jakarta ini tampil sekitar 30 menit dengan membawakan beberapa lagu salah satunya “Telephones”. Band yang diprakarsai oleh Ken Jenie dan Mar Galo ini tampil cukup impresif dan menghibur penonton sambil menunggu Mac DeMarco naik ke atas panggung.

Setelah disuguhi musik indie rock bersama Jirapah. Kini waktu sang empunya hadir, Mac DeMarco. Pukul 21.00 WIB, Pierce McGarry (bass), Andy White (gitar), Joe McMurray (drum), disusul Mac DeMarco (vokal) muncul dari balik panggung yang sudah siap menghibur Jakarta lewat musiknya. “Salad Days” dibawakan sebagai lagu pembuka yang disambut hangat ramainya penonton.

Setelah lagu pertama Andy White –yang juga bermain gitar untuk Tonstartssbandht –memberikan isyarat untuk mengeraskan suara gitarnya. Dilanjutkan dengan “The Stars Keep On Calling My Name”, dan “Blue Boy” Disela-sela pertunjukan Pierce McGarry melantukan candaan yang membuat gelak tawa penonton. Sebelum menyanyikan “Let Her Go”, seorang wanita penggemar Mac DeMarco memberikan sebuah artwork untuk lagu tersebut.

Mac DeMarco Live In Jakarta
Artwork “Let Her Go” yang diberikan seorang fans di sela-sela pertunjukan.

Mac DeMarco terlihat santai dan mulai padu dengan para penonton setelah membawakan beberapa lagu andalannya. Sesaat sebelum bernyanyi kembali, seorang penonton melemparkan beberapa bungkus rokok kepadanya. Sambil bercanda DeMarco mulai bernyanyi “Ode to Viceroy”, “Annie”, “Brother”, dan “I’m A Man”.

Aksi mereka memang tidak ada henti-hentinya membuat penonton terhibur saat Mac DeMarco menyalakan rokok kemudian diselipkan di gitarnya dan Pierce McGarry yang ikut bergoyang mengikuti iringan musik. Suasana malam itu pun semakin riuh setelah lagu “Rock n Roll Night Club” dan “Freaking Out The Neighborhood”, beberapa penonton ikut bernyanyi bersama.

Kejutan datang dari musisi yang dijuluki raunchfests ini saat membawakan lagu “Du Hast” milik Rammstein yang membuat bingung beberapa penonton karena liriknya yang aneh. Dilanjutkan dengan lagu “Chamber of Reflection” seketika penonton ikut menyimak dengan khusyuk lagu yang dibawakan tanpa alunan gitar tersebut. Setelah itu “Still Together” menjadi lagu terakhir sebelum mereka turun panggung.

Bukan Mac DeMarco jika penampilannya membosankan. Teriakan menonton membuat mereka kembali ke atas panggung. Penonton dikagetkan saat DeMarco membawakan lagu “Enter Sandman” milik Metallica. Suasana pun semakin riuh dengan aksi saling dorong penonton demi menikmati malam itu. Tidak lama kemudian, DeMarco lompat ke arah penonton melakukan body surfing di tengah penonton yang sedang ramai-ramainya. Malam itu pun ditutup dengan sempurna oleh pemuda penuh canda, Mac DeMarco.

Mac DeMarco Live In Jakarta
Sebelum bernyanyi DeMarco menjepitkan rokok di capo gitarnya.