Seribu satu cerita tentang sepat-pahitnya kehidupan dihadirkan Amis dalam album perdananya yang berjudul Filosofi Males. Bercerita dengan ragam topik yang tak pakem, semua trek dalam album perdana ini seakan saling beradu untuk menjadi paling relatable. Pernyataan tadi saya hadirkan bukan tanpa dasar, tetapi justru oleh sadar yang menjadi bukti anyar.
Topik bertemakan kehidupan modern sekaligus mengkritik segala ketidakadilan sistem serasa membawa saya dalam skenario sore hari bersama abang-abangan yang menghisap sepuntung rokok dan entah apa itu merk-nya. Tiada habis bagi kita untuk menertawakan materi klise ini setiap harinya. Dengan premis untuk berpikir kritis, konsep yang ditawarkan Amis terdengar sangat filosofis. Apalagi dalam beberapa karya terdahulu, Amis terlihat sudah piawai dalam mengolah materi serupa. Dari titik ini kita melaju membuktikan semua itu.
Mungkin aku tak pantas ke Las Vegas
Nongkrong bareng kartel Alcatraz,
Mungkin aku tak ditakdirkan menjadi
Atlit profesional judi
Trek 01: Darurat Judi
Sabda kehidupan dibuka Amis melalui sub-topik relasi ekonomi dan kuasa. Bermula dengan penjudi dalam lika-liku Darurat Judi, pribadi yang berkelahi dalam urusan Rezeki di Tangan Koneksi, hingga kehidupan si Moneymalist menjadikan tiga materi ini konsisten dalam menyindir lucunya hidup dibawah tekanan harta. Meskipun demikian, jika melihat sisi kritis lainnya materi-materi tadi justru hanya terkesan sebagai pelumas untuk menarik atensi pendengarnya. Asumsi ini saya dasarkan dengan penempatan Darurat Judi yang sempat mendapat 30 juta view lewat aplikasi TikTok di baris pertama. Dari bukti ini, jujur saja ada sedikit curiga yang terbangun; apakah ini adalah semata motivasi konsep atau hanya trik marketing murahan saja? Akan tetapi, semua hal tersebut masih terlalu dini untuk disimpulkan saat ini.
Bawa aku kesana
Bandung Lautan Asmara
Trek 05: Bandung Lautan Asmara
Jika sebelumnya Amis menarik tuas ekonomi, sekarang giliran topik cinta datang mengambil alih. Dengan permainan kata yang semakin corny, bagi saya dari fase inilah semua kecurigaan itu semakin terbayarkan. Amis yang sebelumnya hampir serupa dengan Socrates telah menjelma kembali menjadi abang-abangan itu. Trek-trek seperti Cinta Kadang Anjing, Bandung Lautan Asmara, dan Propaganda Cinta featuring Alikha Zia entah mengapa membawa sentimen yang melelahkan bagi telinga saya. Impresi cinta yang cengeng dan memelas tanpa daya menjadi alasan utama diantaranya. Sebuah karya tercipta tidak untuk semua orang, dan saya adalah semua orang. Mungkin saja saya telah kehabisan “cinta”, atau bisa jadi tiga trek ini belum dapat menginterpretasikan “cinta” secara utuh.
Kamu hanya seonggok berandalan
Dengan jiwa punk yang f*ck peraturan
Trek 07: O Kanan O Kanan O Kiri Kotak Segitiga Atas
Bila memang cinta
Antara kita, Ini asli
Izinkan aku untuk, untuk
Utarakannya dengan bahasa barat
I’m in love with you
Trek 09: Bila
Beranjak pada fase penutupan pengonsepan filosofis tadi coba disimpulkan dalam tiga trek dengan nilai yang tidak jelas arahnya. Diantara keabu-abuan tersebut, trek O Kanan O Kanan O Kiri Kotak Segitiga Atas menjadi salah satu titik yang terang. Melalui penggunaan judul yang mungkin saja (belum terkonfirmasi) merujuk pada cheat anti-polisi Grand Theft Auto serta beberapa petikan gitar yang sekilas serupa dengan Happy Together karya The Turtles mengisyaratkan cerita tentang para haus kekuasaan yang memuaskan nafsu kebahagiaan.
Berkolaborasi bersama Kamil dari The Krankers, trek O Kanan O Kanan O Kiri Kotak Segitiga Atas instan menjadi jagoan dan kembali meyakinkan saya akan potensi besar yang dimiliki Amis. Sayangnya, hal ini belum bisa menyelamatkan apa yang terjadi berikutnya, karena pada baris Filosofi Males (Rencana) sisi nir makna mengambang diantara nilai inkonsisten. Hemat saya pesan dari rekaman singkat ini, hanya terdorong oleh batas motivasi marketing belaka. Mendayu menutup album ini, Amis menumpahkan perasaan filosofis tak berdasar tersebut pada kolaborasi bersama Pamungkas. Dengan kembali pada percintaan, perspektif orang pertama disini disajikan dalam karakter yang semakin rentan akan situasi romansa. Hal ini jelas bukan selera saya, tetapi formulasi seperti ini jujur saja sedikit cocok untuk latar story media sosial bergambar muram dengan sedikit penggalan kata-kata mutiara.
“Orang sukses banyak yang bermula dari orang-orang males. Yang penting adalah tidak bodoh dan tidak dibodohi sistem.”
Amis via Press Release
Kalimat diatas adalah pesan yang diharapkan Amis melalui album ini. Namun bagi saya, penggalan ini justru mengabsahkan asumsi-asumsi sebelumnya. Skenario sore hari yang telah saya sebutkan mungkin dapat diperjelas sebagai abang-abangan yang sedang mengalami dualisme kepribadian. Dia memang terus menantang sistem, tetapi dia selalu kalah pada diri sendiri. Jika mengambil jalan tengah, saya sangat menyukai cara amis menyusun kompleksitas topik dalam sajian sederhana seperti pada tiga trek pertama. Selain itu, penyertaan beberapa referensi pop juga turut menjadi bumbu yang manis. Sayangnya, dua hal tadi belum bisa menyelamatkan inkonsistensi Amis yang berbuah karya anti-klimatik dengan penggarapan berkesan males.
Pada kesimpulannya, pemilihan judul Filosofi Males saya rasa tepat untuk digunakan. Oleh karena topik yang dangkal serta penyampingan pesan utama, karya ini jauh dari serius. Sangat disayangkan jika sebuah potensi album perdana sebagai peneguhan karakter belum bisa dimanfaatkan secara penuh oleh Amis. Walaupun saya pribadi tidak terlalu menyukainya, lagu-lagu disini masih layak untuk didengar. Secara tematis Filosofi Males memang terasa kurang mulus, tetapi padat karya setiap trek-nya dapat kita apresiasi secara khusus.
Akhir kata album Filosofi Males dari Amis kini telah tersedia di berbagai platform DSP kesayangan Anda. Dengan peluncuran album ini, Amis juga mengumumkan “Amis Males Tour“, yang akan mengunjungi 33 kota di Indonesia. Tur ini dijadwalkan berlangsung mulai 11 Juli hingga 14 September 2024, Amis akan mengunjungi berbagai kota di seluruh nusantara dan berakhir di Jakarta. Salam.