Sejak pandemi ini melanda seluruh daerah di Indonesia, slogan yang sebenarnya sudah basi dengan tagar #DiRumahAja secara massif digaungkan dimana-mana. Semua terpaksa harus mengurung diri di rumah. Rumah yang semula sebagai tempat untuk beristirahat, dialih fungsikan menjadi tempat bekerja, ibadah, dan aktivitas lainnya yang biasanya dilakukan di luar rumah.
Beruntung kita hidup di zaman yang serba canggih. Pertemuan-pertemuan yang biasa dilakukan secara tatap muka, kini bisa dilakukan tanpa harus keluar rumah. Seminar-seminar online juga banyak bermunculan bak jamur di musim hujan dan lembab. Tak ketinggalan, kita masih bisa melepas rindu dengan orang yang terkasih, walau hanya melalui panggilan telepon.
Kecanggihan teknologi tersebut nyatanya tidak dapat sepenuhnya menggantikan kehadiran manusia secara langsung. Sejatinya, manusia merupakan makhluk sosial yang butuh bersosialisasi. Seperti ada yang hilang rasanya, ketika biasa nongkrong bersama teman di kedai kopi, harus digantikan dengan hanya duduk berjam-jam di depan layar gawai. Kita masih butuh bertemu dan melakukan kontak fisik secara langsung tanpa harus dibatasi dengan dunia virtual.
Keresahan itulah yang mungkin coba dicurahkan oleh unit indie rock alternative asal Bekasi, Morscode. Band dengan formasi Adhiwira Gautama (vocal/guitar), Hendy Yudhistira (vocal/guitar), Tantyo Anon Prasetya (bass/vocal), dan Dioma Asatsuku Pratama (drum) berhasil merilis single terbarunya bertajuk “Luar Jangkauan”.
Single yang dirilis pada hari Minggu 14 Juni 2020 lalu, awalnya merupakan lagu yang ditulis dalam Bahasa Inggris. Namun, dalam prosesnya, Adhiwira Gautama atau yang akrab disapa Agam, sang vokalis dari band ini, harus berhadapan dengan kehilangan di tengah situasi ketidakpastian seperti ini. Sama seperti apa yang hendak disampaikan oleh Morscode, pandemi ini membuat gue sedikit merasakan hilangnya kehadiran orang-orang terdekat.
“Lirik lagu ini memang sengaja dibuat sederhana. Karena misi dari lagu ini agar isi lirik langsung sampai kepada yang mendengarkan. Lagu ini juga merupakan lagu perdana Morscode yang ditulis dalam bahasa Indonesia,” ujar Agam.
Memang benar. Lirik-lirik yang terdapat dalam lagu ini disampaikan secara tegas dan tanpa ba-bi-bu. Dibalut dengan perpaduan instrumen yang apik dari tiap personilnya, membuat pesan yang terdapat pada lagu ini tersampaikan secara elegan. Tak ketinggalan, karakter vokal dari sang vokalis membuat lagu ini menjadi satu kesatuan yang apik.
Ada yang unik dalam proses rekaman single terbaru mereka ini. Pandemi corona yang mengharuskan setiap orang melakukan karantina mandiri, menyebabkan proses rekaman dilakukan secara online. Hampir seluruh instrumen dalam lagu ini dimainkan oleh Agam yang mengiringi seluruh pesan di balik lagu ini yang sangat personal baginya.
Lagu berdurasi 4:59 menit ini sudah dapat dinikmati dalam dua versi. Dalam bentuk video lirik pada kanal Youtube resmi mereka dan dirilis juga dalam format audio pada layanan musik digital seperti Spotify, Joox, Apple Music, Deezer, dan lainnya
Editor: Arvia Salma