Apabila dilihat kembali, dalam kehidupan banyak sekali yang menjadi beban pikiran. Terkadang hal yang tak perlu dipikirkan pun bahkan menjadi sebuah pertimbangan dalam otak, terutama buat gua yang sudah mulai kepikiran “mau ngapain ya nanti”, “ yang gua kerjain bakal berhasil gak ya” dan banyak pertanyaan lainnya. Melihat hal itu semua, Couch In The White House menyadarinya dan mencoba mengekspresikan hal tersebut dengan single teranyarnya dengan tajuk “Throw It All“. Couch In The White House, sebuah nama project terbaru dari tiga band muda asal Kota Bandung yaitu White Chorus, BLEU HOUSE, dan The Couch Club yang notabenenya memiliki genre yang berbeda-beda, tetapi dalam karya ini mereka dapat menciptakan sebuah karya yang apik dan  terngiang-ngiang buat gua. Dengan bahasan yang sering terjadi di hidup kita sehari hari ditambah dengan bertambahnya umur dan banyaknya omongan dari orang-orang, gua rasa Couch In The White House mampu membawa kita untuk bersama-sama merayakan dan membuang sejenak pikiran tersebut jauh-jauh.

“ Keep me sane When the days are hazy Everyone blame me Try to break me  But you can’t shake me When everything is going crazy”

Dalam semrawut yang kita alami dalam kehidupan, terkadang kita lupa untuk tetap waras dan bahagia. Segala yang dirasa kacau terkadang justru itulah yang dibutuhkan untuk tetap bahagia, karena ketika lu berhasil menghilangkan rasa semrawut di otak, maka itulah esensi dari kewarasan. Dalam lirik tersebut, gua rasa Couch In The White House mengingatkan kita untuk tetap waras walau hari-hari tetap gelap dan semesta tidak sedang berpihak kepada kita. Dengan beat yang sudah mulai kencang di awal, single ini dirasa membuat badan kita mulai bergerak untuk mengikuti lagu serta mengajak kita untuk melupakan sejenak masalah yang ada dengan bergembira dan berdansa mengikuti lagu. Dari awal gua denger lagu ini, gua udah merasa kalau lagu ini cocok untuk dijadikan soundtrack film-film coming of age, karena vibes-nya yang mirip banget sama lagu-lagu yang sering gua denger di film jenis tersebut.

Let it go Throw it all away I’ll see you in another day I’m good enough to go. Let it go You’ve got something to say I don’t wanna hear it anyway I’m sure i’ll let you know

Gua rasa lirik  “let it go” merupakan salah satu kalimat yang cocok untuk kita melupakan atau melepaskan suatu hal yang memang seharusnya kita lepas. Terkadang, banyak sekali hal yang sudah tidak berguna lagi untuk kita atau toxic, tetapi susah untuk kita tinggalkan karena sudah merasa nyaman atau malas mencari hal yang baru.  Couch In The White House mencoba menyampaikan apa yang seharusnya kita lakukan, yaitu membiarkan hal tersebut pergi dan membuangnya jauh-jauh karena banyak hal yang jauh lebih baik sudah menanti kita. Menilik itu semua, kita harus siap menghadapi hal-hal baru yang akan terjadi kepada kita nantinya, dan yang terpenting adalah kita pergi dulu dari hal toxic tersebut.

Couch In The White House (Sumber: Dok. Pribadi).

Couch In The White House merupakan sebuah project dari Microgram,  sebuah manajemen musik yang kebetulan menaungi ketiga band ini dan banyak band lainnya yang mencoba untuk menghadirkan nuansa baru di permusikan Kota Bandung. Dengan kolaborasi ketiga pihak yang memadukan nuansa electronica dari White Chorus, vibrant pop dari BLEU HOUSE, dan  R&B/Hip-Hop dari The Couch Club, gua rasa Microgram telah berhasil memunculkan konsep baru dalam single teranyarnya. 

Memadukan sentuhan dari ketiga band menjadi suatu kesatuan konsep memang terdengar mustahil, tetapi tidak ada yang tidak mungkin bagi White Chorus, The Couch Club, dan BLEU HOUSE.  Setiap bagian dari lagu ini memiliki sentuhan yang ciamik untuk didengar. Di mana pada setiap bagian terdapat transisi yang halus dari isian drumnya yang mampu menghiasi kegembiraan dari lagu ini. Uniknya di setiap part, terdapat perbedaan suara isian, seperti di bagian White Chorus di mana terdapat isian bass dengan riff yang simple

Lalu, di menit ke 0:28 seperti ada tambahan efek suara aliran air (?). Suara synth dari BLEU HOUSE kembali menggemakan pesan dari lagu ini dengan pemilihan tone suara yang catchy untuk didengar. Setelah mendengarkan efek synth yang renyah dari BLEU HOUSE, tiba-tiba progresi chord-nya menjadi lambat dan kembali cepat, tetapi dengan adanya efek trap untuk bagian rap dari The Couch Club. Tidak lupa untuk memberikan suara lead, The Couch Club memilih suara terompet untuk mengisi bagian lead sehingga isiannya pun menjadi lebih terang dan bahagia. Kemudian, lagu ini ditutup dengan progresi chord yang simple, tetapi rasanya seperti ada sebuah kejutan yang baru. 

Proyek ini sekaligus menjadi bentuk kolaborasi dari Microgram dengan sebuah brand ternama asal Bandung, yaitu 3.4.7. Kolaborasi tersebut menghasilkan karya yang cocok banget buat lu yang siap membuang semua masalah-masalah di belakang dan siap untuk menuju ke era yang baru. Menurut mereka dalam press release-nya, akan hadir video musik “Throw It All” di awal April tahun ini yang diikuti dengan perilisan EP pada bulan yang sama. Untuk informasi selanjutnya, kalian dapat menemukannya melalui seluruh media sosial Microgram, 3.4.7, The Couch Club, BLEU HOUSE, serta White Chorus.