Tracklist: happy when it rains

  1. Ólöf Arnalds – Innudir Skinni
  2. Lisa Hannigan – Nowhere To Go
  3. The Softies – Hello Rain
  4. Cocoon – Paper Boat
  5. Still Parade – Actors
  6. Novo Amor – Weathers
  7. Beck – Guess I’m Doing Fine
  8. Yum – In My Room
  9. Mayer Hawthorne – A Strange Arrangement
  10. Youth Lagoon – 17
  11. Submerse – Let’s Never Come Back Again
  12. Televon Tel Aviv – Fahrenheit Far Enough 

(Klik cover album untuk mendengarkan)

 

Sore itu hujan, dan aku memilih untuk meneduh di sebuah cafe di daerah Cigadung. Kebetulan aku baru pulang dari daerah Dago Atas, dan memilih pulang melewati daerah Cigadung agar tak perlu memutar. Aku masuk cafe itu dengan keadaan setengah basah.

Suara gemerincing lonceng-lonceng kecil diatas pintu cafe seolah menyambutku sore itu.

Selamat datang. Silahkan memilih tempat duduk,” ucap salah seorang pelayan cafe itu ramah.

Pelayan itu adalah seorang perempuan yang kira-kira berumur sama denganku. Dia mengenakan pakaian khusus cafe tersebut, mengenakan rok selutut dan sepatu converse hitam.

Aku tersenyum kepada pelayan itu dan memilih tempat duduk disebelah jendela di lantai dua cafe. Aku memilih duduk di sebelah jendela karena pemandangan diluar sangat cantik menurut saya: rintik hujan yang membasahi pepohonan diluar cafe.

Pelayan tadi kembali menghampiriku. Kali ini dia membawa menu dan sebuah kertas tempatnya menuliskan pesananku. Aku membuka buka halaman di menu tersebut. Pilihanku jatuh pada segelas Green Tea Latte dan sepiring Pancake. Setelah pelayan itu mencatat pesananku, dia kembali pergi.

Tak lama kemudian, muncul seorang perempuan menaiki lantai dua cafe. Dia mengenakan kaos putih bergaris-garis hitam, jaket army hijau yang agak basah akibat rintik hujan, celana jeans yang bawahnya digulung sedikit diatas mata kaki, dan sepatu vans authentic hitam. Dia membawa sebuah tas yang kutebak isinya adalah buku dan laptop.

Perempuan itu duduk tak jauh dari mejaku. Dia duduk menghadap kearahku, membuatku bisa dengan leluasa mengamatinya. Perempuan itu berwajah manis dengan rambut pendek sebahu, dan rambut bagian kiri bawahnya diwarnai biru. Setelah memesan dan pelayan tadi menuliskannya, dia lalu membuka tasnya. Dan benar saja, dia mengeluarkan laptop, sebuah buku tebal dan sebuah buku catatan.

Perempuan itu lalu memasang headset di telinganya. Disela-sela mengetik dan sesekali membuka buku, perempuan itu menatap jendela dengan khidmat. Lalu ia mengeluarkan bungkusan rokok, mengeluarkan sebatang dan menyalakannya sambil terus menatap kearah jendela. Dia seakan tenggelam dalam dunianya sampai tak menyadari bahwa diseberang mejanya, aku terus memperhatikannya. Aku lalu membayangkan lagu apa yang sedang didengarkannya sampai-sampai dia seperti tenggelam dalam lamunannya sambil menatap rintik hujan diluar jendela.

Dan lalu, aku langsung membuat sebuah mixtape yang berisi lagu-lagu yang mungkin didengarkan perempuan itu. Mixtape ini saya beri judul: Happy When It Rains.