Lahir di selatan kota Bandung, MOEN memperkenalkan diri mereka sebagai duo psych/prog rock yang sangat terpengaruh oleh band pendahulu era 60-70an. Beranggotakan Rizky Trisna Nugraha (Bass/Vokal) dan Kareka Puja Saputra (Drum/Vokal), MOEN telah merilis Overseen terlebih dahulu pada Mei 2023 sebelum kembali dengan Preludium Repertoire of Euphony, Grievance and Obscuration (PREGO) yang baru saja dirilis pada 26 April 2024 lalu.
PREGO (Preludium Repertoire of Euphony, Grievance and Obscuration) merupakan sebuah nama yang terlalu panjang dan kurang catchy menurut saya. Akan tetapi, ibarat peribahasa dalam menilai isi buku dan cover-nya begitu pula seharusnya kita menilai sebuah karya musik. Untuk itu dengan mengutip langsung dari press release, “PREGO” dihadirkan MOEN sebagai sebuah manifestasi akan segala bentuk rasa ketakutan yang dialami dan cara manusia untuk menghadapinya. Selanjutnya MOEN juga menjanjikan sebuah EP berisikan “lima lagu dengan nuansa musik rock yang masih kental,” dari penggalan kalimat inipun timbul rasa penasaran yang memancing saya membedah setiap trek pada rilisan Preludium Repertoire of Euphony, Grievance and Obscuration.
Perkenalan kita terhadap bentuk-bentuk manifestasi ketakutan tersebut dibuka dengan lagu “Obscuration”. Bentuk penggambaran manusia yang selalu kalah kepada kemalangan takdir yang terus menjadi mimpi buruk sekiranya merupakan pemahaman saya tentang trek ini. Secara komposisi musik, materi-materi psych rock begitu terasa dan terkesan proporsional antara perpaduan lirik serta raungan instrumental yang mengikutinya. Sebuah pembukaan yang berkesan.
And how does it feel like to be hallowed?
The more I seek, the less I know
Beyond this horizon, I’m on my way down
Aaa
Manifestasi ketakutan yang dibuka pada “Obscuration” itu terus berlanjut hingga “Echoes of Defiance and Despair”. Bak tiada lagi tenaga untuk melawan, trek ini menyuguhkan rasa ketakutan yang dominan nan mencekam. Raungan gitar dan tabuhan perkusi yang semakin garang, menyempurnakan teror atas rasa keputusasaan.
No one can save me
We knew there’s no way to leave
Suffering inside
We stand for what we agreed
A malevalent seeds
Pendalaman akan rasa ketakutan tiba pada tahapan berikutnya, ketika yang tersisa hanyalah musik pelan yang bersenandung diantara gaungan yang bersahut-sahutan. “Black Swan” pada EP PREGO disuguhkan sebagai trek yang vital mengantarkan kita pada sebuah fase baru. Dengan bermodalkan bebunyian instrumental, Black Swan seakan menjadi laut yang tenang diantara ribuan teriakan.
Senyap yang muncul pada “Black Swan” didalami dalam trek berikutnya yaitu “Losing My Sanity”. Layaknya sebuah fase penerimaan, bentuk pengandaian dalam lagu ini tersaji sangat kelam. Selain itu, pada trek ini musik dari MOEN pun secara jelas bergeser dari nuansa psych menjadi rock yang progressive.
Caught in a maze of untwisted desire
I know I could be here much longer
to live the rest of my life alone
go on and fixed it out
“Losing My Sanity” yang memperjelas kelam dari projek ini sekaligus menghantarkan saya pada sebuah tahapan penutup dalam “The Prisoner”. Berkolaborasi dengan Estu Hning dari The High Temples, trek ini terdengar magis dalam merefleksikan sebuah desakan dari ketakutan yang menghantui.
Life has been wasted can’t u see?
Yes you are wasted, in silence
don’t you realized?
Pembahasan lima trek tadi membawa saya dalam kesimpulan, bahwasanya EP Preludium Repertoire of Euphony, Grievance and Obscuration merupakan sebuah awal perjalanan yang sangat menjanjikan. Pendapat ini saya dasarkan pada cara mereka dalam menghadirkan sisi penceritaan dan instrumental yang begitu mendalam, hingga “ketakutan” itu benar-benar terasa hadir selayaknya sebuah teror. Berdurasikan sepanjang 16 menit dan 21 detik, EP ini menyuguhkan kompilasi materi yang ideal dan tidak terasa membosankan. Terakhir dalam menjawab rasa penasaran saya terhadap penggalan kalimat “…lima lagu dengan nuansa musik rock yang masih kental…” EP ini secara valid memberikan bukti nyata yang Benar-Benar Rock! Keren
Dengan demikian berakhir juga pembahasan saya terhadap Preludium Repertoire of Euphony, Grievance and Obscuration (PREGO). Bagi teman-teman yang penasaran, rilisan PREGO kini sudah bisa kalian dengarkan pada Digital Streaming Platform kesayangan kalian.