Entah telah berapa ratus gigs yang saya sambangi. Dari mulai gigs private di kantin kampus sampai acara skala internasional. Dari mulai penampilnya adalah teman sekelas sampai penampil yang saya sendiri gak pernah nyangka bakal bisa nonton mereka secara langsung.

Bagi saya, acara musik yang ideal itu yang bisa meninggalkan bekas bagi para audiensnya. Pengalaman yang tidak bisa didapatkan dari acara-acara lainnya. Dari mana sih pengalaman ini bisa didapatkan? Banyak faktor sebenarnya. Ternyata, dari survey yang pernah saya lakukan beberapa waktu lalu, memang faktor yang paling mempengaruhi audiens dalam acara musik adalah guest star. Disusul dengan venue di nomor dua. Dan harga tiket di nomor ketiga. Tidak perlu diragukan lagi, guest star pasti akan selalu jadi faktor nomor wahid dalam sebuah acara musik.

Pertama, guest star seperti apa sih yang sebenarnya bisa menjadikan suatu acara musik jadi sangat menarik untuk didatangi dan memberikan experience yang optimal bagi audiens. Guest star yang baik dalam sebuah acara adalah yang bisa merepresentasikan acara itu sendiri. Contoh acara yang punya guest star yang representatif menurut saya adalah We The Fest. Konsep festival musim panas seperti yang banyak diadakan di Amerika dan Eropa seperti Glastonbury, Glasgow, Coachella dan sejenisnya. We The Fest mengundang band-band yang anak muda banget, konsep musiknya avantgarde, dan punya vibe yang unik pada setiap penampilnya. Seperti pada We The Fest 2016 yang mengundang The 1975 sebagai penampil yang menjadi idola kawula muda terutama di Inggris, We The Fest berhasil mewujudkan ‘mimpi’ remaja Indonesia untuk bisa nonton The 1975 di acara musik musim panas seperti di Inggris.

Kedua, venue pada sebuah acara bisa jadi salah satu faktor paling gambling pada suatu penyelenggaraan acara musik. Konsepnya ingin di hutan tropis di bagian atas Bandung, tapi khawatir hujan dan becek. Konsepnya ingin di pinggir pantai yang tenang biar kayak Beach Party, tapi tempatnya jauh banget. Bagaimana cara penyelenggara acara menyiasati hal tersebut. Dari hasil observasi yang saya lakukan, terutama di Kota Bandung dan sekitarnya. Banyak dari penyelenggara acara musik yang memilih konsep dari acaranya adalah urban. Karena menyesuaikan dengan banyaknya venue di Bandung yang kebanyakan adalah di tengah kota dan spot-spot tempat nongkrong anak-anak muda di Bandung. Kalo saya boleh ambil contoh, saya akan kasih contoh acara An Intimacy. Acara yang digagas beberapa tahun silam ini memiliki konsep gigs yang intim antara penampil dengan penonton. An Intimacy punya ciri khas yaitu selalu diadakan di Lou Belle Shop, walaupun beberapa volume terakhir sempat diadakan di tempat lain seperti Spasial. Lou Belle adalah pilihan yang sangat pas untuk konsep acara seperti An Intimacy ini, karena Lou Belle berada di sebuah rumah bergaya belanda di Jalan Setiabudi. “Hangat dan Sederhana”, adalah dua kata yang bisa menggambarkan venue ini. Pengalaman saya sebagai penyelenggara acara pun sangat senang mengadakan acara di Lou Belle ini. Pemiliknya yang ramah dan rasanya homey banget deh pokoknya.

Ketiga adalah harga tiket, faktor yang ini sebenarnya sangat tentatif. Tapi mendasari pada manusia yang selalu ingin mendapatkan suatu hal yang sebesar-besarnya namun dengan effort yang sekecil-kecilnya. Gambling yang pernah saya rasakan adalah meningkatkan harga tiket untuk mendapatkan margin yang lebih besar, namun akan menurunkan kesempatan mendatangkan penonton lebih banyak, di sisi lain memurahkan harga tiket namun menipiskan margin yang akan saya dapatkan, tapi meningkatkan kesempatan mendatangkan penonton yang lebih banyak. Pengalaman ini saya rasakan ketika ingin menentukan harga tiket acara Music Festifile vol. 3 tahun lalu. Saya dan tim panitia berdebat harga tiket antara 15 ribu dan 20 ribu. Kalau dilihat memang tidak ada perbedaan yang signifikan antara 15 ribu dan 20 ribu. Tapi coba pertimbangkan dari sisi yang lain, posisikan diri sebagai penonton. Jarak venue acara, harga tiket parkir, harga tempat makan di sekitar venue, dan nilai apa yang akan didapat oleh penonton selain hanya menonton penampil. Jadi, berapa harga yang pantas acara kamu untuk didatangi?

Terakhir, ada satu poin tambahan. Aktivasi dalam sebuah acara yang bisa meningkatkan experience dari audiens. Aktivasi ini bisa dalam berbagai bentuk, seperti photobooth, booth game, dll. Bicara tentang aktivasi acara musik yang ideal. Saya akan sangat senang bila ada aktivasi free flow mineral water. Sungguh, saya bisa janjikan bahwa ini adalah kebutuhan yang sangat dasar dari manusia-manusia yang datang ke acara-acara musik.