Di tengah riuh ramai perkotaan pada sore hari, semua terasa sangat cepat dan melelahkan. Orang suka menganggap bahwa hidup ini perlu sesuatu yang besar dan hebat. Tidak banyak orang pada zaman sekarang yang suka terhadap kehidupan yang itu-itu saja. Aku juga dulu berpikir seperti itu, tapi hal itu berubah ketika aku sendiri kelelahan dalam mencapai sesuatu yang besar dan hebat. Menemani diriku pada masa-masa itu, aku menemukan seorang musisi bernama Jun Seba atau lebih dikenal sebagai Nujabes.

Musisi ini aku temukan ketika menyusuri internet tahun 2014 silam. Aku memang terkadang hobi untuk menyalakan autoplay  YouTube. Berkat fitur autoplay, tiba-tiba aku menemukan OST Samurai Champloo, anime yang beberapa kali aku tonton semasa kecil, dengan judul lagu “Shiki No Uta”. Karena penasaran, aku telusuri lebih lanjut mengenai musisinya, Nujabes. Lagu-lagunya seperti campuran antara hip-hop dan jazz yang dipadukan dengan nada-nada bernuansa oriental, membawa suasana tenang tiap kali mendengarnya. Ketenangan tersebut tidak menghilangkan atau mendistraksi kesulitan yang dihadapi, namun lebih memberikan perasaan untuk menerima keadaan. Pernah dengar mengenai lo-fi hip-hop? Setelah ditelusuri lebih lanjut, ternyata Nujabes menjadi salah satu godfather dari genre tersebut. Pada saat itu, Nujabes belum ada di online music platform sehingga harus mendengarkannya melalui bajakan di YouTube. Sembari mendalami lagu-lagunya, ternyata aku mendapat informasi bahwa Nujabes sudah meninggal.

Tahun demi tahun berlalu pasca kematiannya, namun karya Nujabes masih tetap bisa didengarkan berulang kali. Walaupun tidak setiap hari, masih sangat enak ketika mood-nya sesuai. Terlebih pada masa sekarang ketika Nujabes sudah dapat ditemukan di online music platform, akan memudahkan kita apabila ingin mendengarkan lagunya on the go. Itulah kelebihan Nujabes, lagunya memang enak sekali didengarkan sambil melakukan sesuatu; sambil belajar, sambil berbincang dengan teman, atau sambil baca komik. Bukan berarti lagunya tidak bisa didengarkan secara sendirinya, tapi peran yang dimilikinya terasa lebih kuat sebagai suatu support untuk kita.

Sedikit cerita mengenai Nujabes, dirinya lahir di Tokyo pada Februari 1974. Nujabes mulai berkarir di dunia musik sebagai DJ dan produser tahun 1996. Selain itu, dirinya juga memiliki dua toko rekaman dan mendirikan label independen Hydeout Productions pada tahun 1998. Sayangnya, hidup dan karirnya berakhir pada tahun 2010 akibat kecelakaan tabrakan lalu lintas dan Nujabes meninggal di usia yang relatif muda, 36 tahun.

Nujabes dalam Workstation-nya. (Sumber: USS Feed)

Nujabes telah merilis berbagai jenis album seperti mixtape, collaborative album, dan album studio. Beberapa albumnya juga dirilis posthumously oleh rekan-rekannya di Hydeout Productions. Salah satu album yang memikat perhatianku adalah Modal Soul, album studio ketiga dan terakhir yang dirilis olehnya sendiri semasa hidupnya. Album tersebut memiliki beberapa karya yang paling kusukai, salah satunya adalah “Reflection Eternal”. Lagu ini sangat cocok untuk didengarkan ketika pulang setelah menjalani hari yang melelahkan. Suara keyboard yang secara perlahan dimainkan ditemani oleh vokal yang lembut dan instrumental yang sederhana bersatu menemani diriku. Membuat kita “berefleksi” terhadap apa yang telah terjadi di kehidupan kita dekat-dekat ini, selaras dengan judulnya. Dalam album tersebut, terdapat juga lagu populernya berjudul “Luv(sic.) pt.3” yang vokalnya diisi oleh Shing02 dengan tempo yang lebih cepat sehingga cukup berbeda dengan “Reflection Eternal”. Tembang lain berjudul “World’s end Rhapsody” memberikan sesuatu yang unik terhadap album tersebut, menggabungkan tempo yang cepat dengan instrumental yang dimulai pelan dan semakin lama semakin cepat. Dalam album ini, kita bisa mengenal lebih dalam mengenai Nujabes. Meski dipenuhi dengan warna lagu yang beragam, album ini memiliki memunculkan perasaan yang sama setelah mendengarnya, perasaan manusiawi.

Nujabes tampaknya memiliki pengaruh terhadap beberapa musisi lainnya. Logic menyebut Nujabes dalam lagu “Thank you” dengan lirik, had to write this letter here over a Nujabes vibe”. Selain Logic, Ta-ku, seorang musisi instrumental hip-hop membuat album berjudul 25 Nights for Nujabes sebagai tribute bagi Nujabes. Nujabes juga mengenalkanku pada musisi-musisi lainnya seperti Haruka Nakamura, seorang musisi easy listening. Mereka berkolaborasi untuk lagu “Lamp” dalam album Nakamura. Selain itu, terdapat Uyama Hiroto yang memiliki tipe musik mirip seperti musik Nujabes. Secara keseluruhan, Nujabes memiliki peran yang besar dalam menginspirasi komunitas musik lo-fi maupun hip-hop.

Nujabes mengajarkan kita bahwa kadang kala, hal-hal sederhana yang dilakukan setiap hari ternyata bisa dinikmati. Tiap kali kita mendapat terdapat tuntutan dan tekanan akibat ekspektasi orang dan sosial media, Nujabes dapat membantu kita untuk mengerjakan apa yang didepan mata dan mencoba untuk menikmatinya. Karena apapun yang terjadi, mau dirimu berhasil atau tidak didepan orang lain, yang paling penting adalah untuk menikmati apa yang sedang kau jalani.