Memasuki kuartal kedua tahun 2020, semua orang berada di fase beradaptasi dengan pola normal yang baru sebagai kelanjutan tahap dalam mempercepat penanganan peristiwa global ini. Hal ini juga bisa dikategorikan sebagai kehidupan baru yang mau tidak mau mengharuskan semua orang khususnya usia produktif untuk menyelesaikan pekerjaan dengan suasana dan kondisi yang sangat berbeda—bagi sebagian orang.
Mungkin berbeda hal nya bagi mereka yang sudah terbiasa dengan sistem #WorkFromHome. Tetapi bagaimana jika orang-orang tertentu bergantung kepada kebutuhan sekunder mereka yang mencari hiburan tersendiri seperti; nongkrong di coffee shop, bersosialisasi untuk memperluas network, sampai melakukan solo traveling hanya untuk mendapatkan inspirasi atau memperluas pola pikir mereka yang pada dasarnya bersumber dari obrolan-obrolan kecil itu sendiri. Itu artinya, mereka terpaksa harus kembali memutar otak bagaimana caranya produktivitas tetap harus terlaksana dengan suasana yang mungkin terbilang monoton, mengganggu personal space mereka ketika sedang di rumah, atau bahkan secara tidak langsung mempengaruhi efek psikologi mereka untuk ‘rebahan’ aja.
Nah, dengan adanya kemungkinan tersebut, bisa jadi akan mengarah kepada anxiety attack atau kegelisahan. Melansir dari healthline.com, anxiety attack adalah suatu keadaan yang memungkinkan suatu individu bersikap was-was terhadap situasi yang menegangkan, bisa juga pengalaman, atau bahkan peristiwa yang akan terjadi. Jadi dari pernyataan tersebut, gue bisa menyimpulkan kalo setiap orang yang pada hakikatnya adalah manusia biasa, seseorang dapat mengalami anxiety karena terlalu jauh memikirkan kemungkinan atau reaksi yang bakal terjadi dari setiap peristiwa yang sedang dijalani.
Eitss, tapi tenang aja! Ibaratnya seperti beberapa film yang selalu memunculkan konflik dan perseteruan yang bikin geregetan setiap kali ditonton, namun pada akhirnya kita selalu menemukan silver-lining nya, kan?
Untuk kalian para pembaca setia Gilanada yang mungkin pernah mengalami hal-hal tersebut, tentunya gue akan memberi tips untuk mengurangi kegelisahan kalian dalam bentuk pilihan lagu.
- Pelangi Cinta – Jamal Mirdad
Pertama kali gue menemukan lagu ini dari mixtape yang dibuat oleh salah satu bar terkemuka di Jakarta, rasanya kayak nemu harta karun. Gue langsung bertanya-tanya sama diri sendiri, “kenapa bisa-bisanya ya, gue baru tau sekarang?”. Lagu ini secara keseluruhan menceritakan tentang seorang pria ‘merana’ yang terbayar kesedihannya ketika menemukan sang wanita idaman. Seperti pada lirik pembuka lagu yang berbunyi “dua mata bertemu dan dua hati mulai bersatu saat itu” seolah-olah kencan pertama yang dilakukan oleh dua insan langsung menyatukan perasaan mereka masing-masing.
Yang membuat lagu ini unik menurut gue, ditinjau dari lirik puitisnya yang berbunyi “dulu aku yang merana….kini aku yang bahagia… sekuntum bunga ku petik-petik kusumpili telingamu” seolah-olah membuat gue sedang mendengarkan seorang bapak yang sedang menceritakan tentang kisah asmara kepada anaknya di tahun 90-an, mengingat bahwa lagu ini merupakan lagu lawas yang dirilis oleh penyanyi legendaris Jamal Mirdad pada tahun 1991. Bukan hanya itu, instrumen yang calming dan penegasan kesan tradisional yang terdengar dari tiupan seruling merdu sangat patut untuk selamanya diabadikan oleh seluruh generasi.
- Cool Cat – Queen
Mendengarkan lagu ini berujung mengingatkan gue sama penjelasan dari salah satu dosen yang pernah bilang gini; kalo kita mendengarkan suara dengan irama yang konstan, secara tidak sadar akan menenangkan pikiran kita sejenak, dan penjelasan tersebut kemudian menjadi make sense karena tidak jarang suasana hujan deras membuat kita semua bermalas-malasan atau bahkan tertidur pulas, kan? Sama hal nya dengan beat yang mengalun di lagu ini, yang merupakan salah satu lagu dengan aksen soulful yang diterapkan oleh band legendaris Queen. Terlepas dari liriknya, beat dari lagu ini sendiri menurut gue secara otomatis menghasilkan gerakan-gerakan kecil dari tubuh yang sudah terkuras energinya seharian dan menyiratkan bahwa di balik segala pressure yang ada, everyone deserves taking a break and feel themselves wholeheartedly, just for a little while.
- The Sastro – Lari 100
Kalau kalian adalah salah satu orang penikmat lagu-lagu band lawas maka tidak asing dengan yang namanya The Sastro yang terdiri dari Agung sebagai vokalis-gitaris, Ritchie sebagai gitaris, Ari Buy di basis, dan Rege sebagai drummer. Band yang berasal dari komunitas kampus Institut Kesenian Jakarta ini harus masuk ke dalam playlist kalian! Pada saat salah satu teman gue menyarankan lagu ‘’Lari 100’’ untuk dimasukkan ke tulisan ini, gue langsung jatuh cinta dari pertama kali mendengarkan intro nya. Setelah melakukan riset lebih jauh, ternyata band ini terinspirasi dari vokalis asal Inggris, Morrissey dari The Smiths. Terbukti dari suara sang vokalis, menurut gue benar-benar menggambarkan suara khas sosok Morrissey yang terkesan irit, menghayati dan bergelombang. “Lari 100” juga cocok banget untuk kalian yang ingin menikmati waktu santai sejenak karena gue menginterpretasikan lirik “lari 100 di kota ini, lepaskan diri hindari waktu” seperti bentuk runaway dari realita yang tidak sesuai dengan ekspektasi kita, lalu melepaskan segalanya ke dalam bentuk lagu sebagai coping mechanism.
- (At Your Best) You Are Love – The Isley Brothers
https://www.youtube.com/watch?v=NFzJw0P8J7c
Mau versi The Isley Brothers, Aaliyah, atau Frank Ocean, you tell me! Lagu At Your Best, You Are Love pertama kali dirilis sebagai bentuk cinta kepada sang ibunda pada tahun 1976 oleh grup musik RnB yang terdiri dari 6 kakak beradik bernama The Isley Brothers, 18 tahun kemudian lagu tersebut di cover oleh penyanyi RnB dan Soul asal Amerika Serikat, mendiang Aaliyah untuk mengisi album debut nya yang berjudul Age Ain’t Nothing but a Number. Kemudian pada suatu hari, lagi-lagi gue seperti menemukan hidden gem. Lagu ini ternyata juga disulap oleh Frank Ocean menjadi lagu yang pas untuk menemani kalian dan membangkitkan motivasi diri seperti yang tertulis dalam lirik “But at your best you are love, you’re a positive motivating force within my life”.
- Sunny – Boney M.
Kalau kalian adalah tipe individu yang hanya menggemari satu jenis genre lagu saja, mungkin kalian bisa mencoba genre european-disco. Boney M adalah grup musik asal Jerman Barat yang telah memulai eksistensi nya sejak tahun 1975. Menurut gue, lagu-lagu bergenre disco/funk/pop tahun 90an seperti Bee Gees, ABBA, KC and the Sunshine bisa dijadikan sebagai soul-feeding kind of tunes karena semua elemen dalam lagu-lagu disco sangat berenerjik terhitung dari lirik, beat, dan instrumen. Lagu “Sunny” adalah lagu pilihan gue karena setiap mendengarkannya gue seolah-olah terbayang dengan disco vibes di tahun 90an silam yang eksentrik.
Daftar lagu-lagu di atas merupakan lagu-lagu yang semoga saja bisa terpilih menjadi andalan kalian kalau sedang merasa overwhelmed dengan banyaknya pressure yang sudah tidak bisa dipungkiri lagi akan selalu terjadi, terutama saat kita memasuki proses pendewasaan. Atau bahkan saat peristiwa di masa lalu yang terkadang suka ‘bandel’ tidak ingin pergi dari rekaman otak kita. Intinya, semua perasaan dan masalah khususnya dalam adulting akan menjadi lebih ringan jika kita tidak berlarut-larut memikirkan, lalu menghampiri kerabat tersayang untuk bercengkrama, dan pada akhirnya kita bisa berdamai kepada perasaan emosi, sedih, takut yang lumrah terjadi pada manusia. Have a nice day!