“2020 gue bakal produktif!”
“Tahun ini gue udah setting goals untuk kerjaan!”
Halah, ngimpi doang ternyata!
Itulah ucapan rata-rata orang (termasuk gue) ketika akan menyambut tahun baru kemarin. Siapa yang menyangka jika akhirnya tahun 2020 ini akan banyak dihabiskan di rumah saja? Kita terpaksa harus menunda segala rencana yang sudah dipersiapkan. Kegiatan di rumah sekarang pun hanya berputar pada aktivitas yang sama, yakni duduk di depan laptop, rebahan, membongkar isi kulkas, and repeat. Karena adanya pandemi ini pula, banyak orang yang terpaksa harus menahan rindu untuk bertemu loh. Entah itu rindu akan rumah di kota asal, orang tua, sahabat, atau bahkan kekasih.
Beruntung gue masih bisa melalui pandemi ini bersama keluarga di rumah, tidak harus melaluinya sendirian di kota perantauan. Namun keadaan ini menjadikan gue terpaksa harus menjalani LDR dengan pacar. Perbedaan asal kota diantara kami berdua lah yang menjadikan hal ini terjadi. Dari yang biasanya sering bertemu di kampus, sekarang harus puas hanya dengan melakukan panggilan telepon saja. Yang lebih sedihnya lagi, kita tidak tahu kapan bisa bertemu kembali. Huhu kangen!
Maka dari itu, gue ingin membagikan beberapa (bisa dibilang) love songs pilihan yang menemani hari-hari gue disaat pandemi sekarang ini. Merupakan hits pada jamannya, lagu-lagu ini masih terus enak diputar meskipun tren musik terus berubah setiap saat.
1. Babe – Styx
Dirilis pada September 1979, Dennis DeYoung vokalis dari band Styx, memperuntukan lagu ini untuk istrinya Suzanne yang berulang tahun. Tidak seperti lagu-lagu Styx lainnya, “Babe” ini banyak menuai kritik terutama dari para penggemarnya karena bergenre ballad. Meski liriknya berbicara mengenai kepergian, lagu “Babe” ini tetap menjadi salah satu love song favorit gue. Harmoni yang lembut diiringi oleh vokal Dennis DeYoung yang manis semakin menambah kecintaan gue. Lagu ini cocok diputar di roller rink disaat para pasangan sedang meluncur ria dengan sepatu rodanya. Hahaha sounds nostalgic.
2. Everywhere – Fleetwood Mac
Rilis pada Februari 1988 di UK, “Everywhere” ditulis dan dinyanyikan sekaligus oleh Christine McVie. Jujur gue kebingungan sendiri untuk menjelaskan seperti apakah lagu ini. Satu kata dari gue yang bisa mewakili, PRETTY!
Menurut gue, suatu lagu bisa dikatakan bagus jika kita sebagai pendengar merasakan sesuatu yang nendang banget setiap mendengarkan lagu tersebut. Itulah yang gue rasakan ketika mendengar “Everywhere” ini, dan jujur, bisa dibilang karya-karya Fleetwood Mac lainnya juga.
Want to know more? It’s the music video! Mengadaptasi dari puisi The Highwayman karya Alfred Noyes, musik video ini mengisahkan tentang seorang pelancong yang deeply in love with the landlord’s daughter. Penggambaran ‘cinta dibawa mati’ ditunjukan secara indah dan klasik.
“Oh I, I want to be with you everywhere ~“
3. (They Long to Be) Close to You – Carpenters
Pada tahun 1970, duo kakak beradik The Carpenters ini merilis “(They Long to Be) Close To You” dalam album Close to You. Lagu ini seperti bercerita mengenai seseorang yang jatuh cinta kepada lelaki populer.
Suara Karen membuat perasaan gue selalu tenang ketika mendengarkan lagu ini. Bukan karena membosankan, melainkan lagu ini seakan mengajak gue untuk ikut merasakan era tahun 1970. Pembawaan lembut Karen di lagu ini juga bak ibu yang sedang menyanyi penuh cinta kepada anaknya.
“That is why all the girls in town
follow you all around,
just like me, they long to be
close to you“
Penggalan lirik tersebut gue analogikan sebagai ungkapan Karen yang memandang kerumunan para wanita yang sedang mengikuti si lelaki populer itu. The guy doesn’t even notice that there’s a girl who admire him from afar.
4. Just The Way You Are – Billy Joel
Paul McCartney pernah ditanya, jika ia bisa memilih untuk menjadi penulis suatu lagu, lagu apakah yang ia pilih? Jawabannya adalah “Just The Way You Are” milik Billy Joel yang dirilis pada September 1977 ini.
Lagu ini menjadi salah satu lagu terbaik jika lo ingin mendedikasikannya kepada seseorang. Romantis gila! Jelas makna dalam lagu “Just The Way You Are” ini adalah gue cinta lo apa adanya, udah nggak usah lo ubah diri lo macem-macem, apa adanya aja.
Meskipun sudah berumur 43 tahun, gue rasa “Just The Way You Are” masih bisa dinikmati oleh banyak orang dan kalangan. Juga jangan lupakan sentuhan saxophone yang turut menambah sisi romance pada lagu ini.
5. I Love You Always Forever – Donna Lewis
Lagu inilah yang membuat gue mengetahui sosok Donna Lewis. Ditulis sendiri olehnya, “I Love You Always Forever” dirilis pada tahun 1996 dan merupakan lagu yang berhasil membawa dirinya pada kesuksesan dan juga dikenal.
“Feels like I’m standing in a timeless dream“
Lirik pertama dari lagu ini persis menggambarkan apa yang gue rasakan setiap memutarnya, dreamy. Menurut pendapat gue pribadi, lagu ini mengekspresikan ketulusan untuk mencintai seseorang dengan sepenuh hati. Waktu pertama kali mendengar lagu ini saat masih kecil, gue pun dapat langsung memahami seluruh lirik yang disampaikan dengan mudah.
“It shows loyalty. No matter what happens, even when the sky is falling down. I will always forever be by your side.“
Lagu-lagu pilihan di atas merupakan love songs lawas pilihan yang gue ambil dari tiga dekade berbeda. Menurut gue, musik memiliki khasnya tersendiri baik dari segi genre maupun aransemen pada setiap masanya. Contohnya seperti genre pop, rap, dan hip hop yang kental pada era 90-an, berbeda dengan era 80-an yang jaya dengan genre rock.Satu lagi, lagu lawas itu gak ada matinya. Meskipun zaman sudah berubah dan kualitas musik semakin modern, percayalah kalau musik oldies itu tak lekang oleh waktu. It brings back memories, especially with your loved ones.