Jika membahas Prontaxan, pikiran saya selalu menuju ke satu momen di mana pertama kalinya saya diperkenalkan dengan mereka yaitu Synchronize Festival tahun 2019. Tepatnya di panggung forest stage pada hari kedua Synchronize Fest 2019 saat Efek Rumah Kaca sedang tampil tengah malam. Saya datang cukup telat karena pada waktu yang bersamaan, Onar pun sedang manggung di stage lainnya. Awalnya, Efek Rumah Kaca tampil dengan khusyuk membawakan tembang-tembangnya yang lembut masuk ke dalam telinga masyarakat, tetapi itu semua berubah saat Prontaxan menyerang masuk ke dalam panggung. Bayangkan saja, saat ERK sedang membawakan “Cinta Melulu” yang di mana lagu tersebut merupakan lagu paling hits dari mereka, di pertengahan lagu tiba-tiba muncul beat yang seharusnya tidak ada beserta teriakan “Warga indie anti Korupsi!”. Ya benar, Prontaxan langsung naik panggung dan Cinta Melulu versi remix pun mulai merusak ketenteraman stage tersebut.
Para penonton yang awalnya diam sembari menyilangkan kedua tangannya langsung melompat ke sana ke mari. Ada yang marah karena Prontaxan merusak momen intim dari ERK, tetapi ada juga yang tidak peduli dan asik berjoget dengan track “Cinta Melulu”, “Mosi Tidak Percaya”, dan “Seperti Rahim Ibu” yang sudah di-remix Funkot ala Prontaxan. Di momen itu, saya sendiri pun kagum dengan energi yang luar biasa diberikan oleh Prontaxan. Rasa capek setelah berkeliling dari stage ke stage langsung dibuat lenyap oleh Prontaxan. Semenjak saat itu, saya langsung men-stalk akun media sosial milik mereka dan dibuat tertawa kecil melihat caption yang ada di setiap unggahan Prontaxan, kalian lihat saja sendiri. Di awal 2022, Prontaxan pun kembali merilis single di mana mereka me-remix “Pajeromon”, salah satu tembang dari band asal Bali yang sedang digandrungi pemuda-pemuda Ibu Kota yaitu Rollfast.
Menurut Press Release yang mereka beri, Lagu bergaya Funkot (Funky Kota) berdurasi 5:59 menit ini masih menjadi landasan bermusik, spirit dan aksi dari Prontaxan. Nada-nada campursari, dangdut, sampai rock diaduk dalam mesin dan perangkat elektronika untuk menghasilkan suara dan nuansa “kencang” menyenangkan. Pajeromon sendiri adalah salah satu single dari album Garatuba, yang bercerita tentang fenomena Ajik (Oom) di Bali. Dirilis pada tahun 2020 via LaMunai Records, Garatuba menjadi salah satu album terbaik Indonesia dan Asia pada tahun itu. Jika kalian penasaran dengan album dari Rollfast tersebut Garatuba full album dapat dicek dibeli di The Store Front melalui link berikut: https://www.the-storefront.club/product/rollfast-garatuba/
Kembali ke Pajeromon versi remix Funkot ala Prontaxan, lagu ini membuat saya bingung ingin berkata apa. Jujur, saya sendiri kurang suka dengan musik hasil remix, cover, atau sebagainya yang tidak dibawakan dengan penulisnya secara langsung, tetapi remix versi Prontaxan ini rasanya berbeda. “Pajeromon” versi asli itu lagu dengan pesan kritik sosial yang saya rasa sudah magis dan berenergi kuat bahkan membuat saya sebagai pendengar langsung memiliki keinginan kuat untuk memukul orang yang berdiri di sebelah saya. Tetapi versi remix ini, memberikan energi dan power yang berbeda. Bagi saya pribadi, ini sudah seperti mendengarkan musik baru karena elemen dari lagu aslinya hilang. Prontaxan hanya meminjam beberapa part vokal dari lagu aslinya, sedangkan dari segi beat dan instrumen lainnya seperti lagu yang berdiri sendiri saja.
Menurut Prontaxan sendiri, “Pajeromon itu sindiran keras ya dari Rollfast untuk menanggapi kebiasan Ajik-Ajik ini. Akhirnya kami representasikan karakternya melalui beat dan warna musik yang berubah-ubah di lagu remix-nya. Ya namanya Ajik-Ajik, kalo di Jawa ya ‘isuk dele sore tempe’, mau berubah-rubah ya terserah dia. Ngotot tapi inconsistent.”
Kesimpulannya, lagu ini aneh in a good way. Untuk saya yang sebelumnya tidak pernah dengan sengaja mendengarkan musik-musik Funkot, Prontaxan berhasil membuat saya tersenyum bahagia dengan “Pajeromon” versi remix ini. Bagus deh, Indonesia jadi tidak kehabisan musik-musik menyenangkan. Di saat orang-orang berlomba menciptakan musik pretentious, kita memang butuh musik yang diciptakan untuk membuat senang semua pihak. Panjang umur ya Prontaxan, luv.