Sudah dua tahun lamanya saya tidak pernah menonton konser lagi. Padahal sejak menginjak umur remaja saya paling susah dilarang menonton konser, hahaha. Rela menabung uang THR dua tahun demi satu tiket tribun Greyson Chance dan ngamuk sama mama karena nggak diizinin waktu itu. Kebayang kan seadaksi apa? Setelah melalui dua tahun berlalu dari pandemi ini saya  pastikan belum terbiasa melihat kembali musisi di panggung menyanyi keras-keras, penonton moshing, lalu lalang fotografer stage di venue, serta MC yang ngasih kuis “Berpacu Dalam Melodi”. Masih ingatkah dirimu dua tahun lalu, nonton konser atau gigs apa sebelum lockdown? Lalu, apakah tahun ini dirimu sudah yakin bisa kembali enjoy nonton konser? Ya kira-kira begitulah dilema saya dalam waktu dekat ini, di mana hari-harinya bertepatan dengan beberapa acara yang sudah menjual habis tiket mereka dalam kurun waktu seminggu saja.

Sumber: Dok. Pribadi Penulis.

Apa yang saya bilang selama dua tahun nggak pernah nonton konser itu memang nyata sih, meskipun masih ada gigs “colongan” pre and post Delta peak tahun lalu. Saya memang memilih untuk nggak ikut “colongan” karena takut corona (af), jadi ya kalau denger musik live, itupun pasti lagi minum sama temen-temen dan ada home band dari bar-nya aja. Bahkan, saya nggak memilih untuk sing along, apalagi bergabung untuk mendekati keramaian penonton hehe cupu ya? Akan tetapi, honestly speaking when I heard them singing, I really miss the way I enjoyed Anderson .Paak at the Garden by The Bay. It’s just simply I miss the vibes of festivals. Apalagi kalau perginya dengan teman-teman yang “ens” banget lah! Begitulah kiranya kerinduan saya kalau nonton konser, karena pulangnya pasti happy dan bisa jadi stress reliever aja.

Sumber: Dok. Pribadi Penulis.

Menyongsong tahun 2022 ini, saya sama sekali nggak ada list untuk “nonton konser”. Itupun karena awal tahun ini, saya mikirnya untuk kelarin kewajiban saya, yaitu kontrak magang selesai dan skripsi. Other than that? It doesn’t that necessary, karena saya harus ngeluarin kocek lebih untuk konser, yang sebenarnya juga belum tentu konsernya jadi atau ngga, karena force majeur-nya gelombang corona ini siapa sih yang bisa memprediksinya? Tidak ada masalah bagi saya untuk mereka yang memutuskan pergi ke konser ataupun tidak,  karena itu uang dan hak mereka. Harapan saya justru tertuju pada pihak penyelenggara, karena saya berharap konser ini bisa memulihkan kerinduan kami dengan live stage yang apik, ramai, interaktif, aman dan nyaman ketika kita berada di sana.

Melihat deretan informasi mengenai festival musik dalam waktu dua minggu ke belakang, saya cukup kaget dan menjadi “norak” lagi, karena bukan hanya dari penyelenggara pemain lama saja, tetapi ada juga pemain baru di dalamnya. Mungkin,  saya atau kamu nggak pernah dengar hal ini dalam dua tahun kebelakang, betul bukan? Sebenarnya, sebelum pandemi ini banyak kok acara musik yang obscure abis, tetapi karena karena kali ini semuanya mostly festival dan pihak penyelenggara mengumumkan acara mereka masing-masing di waktu yang berdekatan, maka ketika ada tanggal acaranya yang berbarengan! Heboh lah kita mesti pilih yang mana hahaha. Lalu, timbulah asumsi saya kalau kedua acara ini tetap berjalan sama eksisnya, artis-artisnya pun  juga akan manggung di beda tanggal dan beda acara aja. Let’s just see.

Sumber: Dok. Pribadi Penulis.

Terus, mendingan datang ke festival mana? Jawabannya ya balik lagi ke selera musik kalian aja lah! Ya kan nggak mungkin kita giring opini kalian ke salah satu festival saja hanya karena ada Olivia Rodrigo (misalnya). Akan tetapi, pilihlah festival-festival yang akan datang ini pakai radar neptunus-mu dengan pertimbangan sebagai berikut: Diselenggarakan di mana? (siapa tahu jauh, jadi mesti ditempuh KRL dan pake nginep segala). Line-up artisnya siapa aja? (betah gak ya gue nonton penyanyi-penyanyi itu). Apa sih nama acaranya? (kenalan sama acara pendatang baru). Tanggal berapa aja? (siapa tahu ternyata bentrok sama kerja kantor kan, hft). Berapa harga tiketnya? (soalnya keburu habis tiap bulan uangnya buat masker estetik). Kenapa gue mesti nonton? (anxious temen-temen pada beli). Dan sekarang timbul pertanyaan baru bagi saya setelah melalui pandemi ini, apakah mereka sanggup refund jika terjadi force majeur? Jelas, balik lagi ke statement sebelumnya, gelombang corona ini belum bisa dipastikan sepenuhnya, tapi apakah sang penyelenggara mau me-refund tiket-mu ketika pemerintah melakukan pembatasan ke level 4 lagi? Jawabannya ya bisa dijawab kalau kamu kenal orang dalamnya atau chat bot website-nya. Tapi, kalau kamu nggak mau ambil pusing lagi, cek aja berita media-media terkini seputar konser yang akan diselenggarakan (itupun kalau mereka sebar informasi ya).

Kalau ditanya secara pribadi, jujur saya lebih memilih datang ke acara musik yang dapat dinikmati secara aman & nyaman, hal ini tentu berdasarkan pengalaman saya selama menonton acara musik dari satu panggung ke panggung lainnya. Hal itulah yang lebih saya pilih setelah mempertimbangkan line-up musiknya. Bagi saya, mereka yang berpengalaman belum tentu akan membuat kamu merasa aman. Akan tetapi, kita juga tidak bisa menutup mata kita dengan para pendatang baru. Hal ini terjadi karena menurut pengalaman saya ketika mendengarnya dari beberapa kerabat, mereka justru menikmatinya, bahkan sampai reuni akbar di perhelatannya. That’s how music works for you.

Sumber: Dok. Pribadi Penulis.

Kira-kira, kamu bakalan pilih festival musik yang mana nih untuk tahun ini?