Ini film apa sih kok rame banget?
Gue yakin dua ratus persen, kalo lo bereaksi yang sama ketika pada suatu hari itu, tiba tiba temen-temen lo pada nge-share di Instagram stories mereka sebuah trailer film. Trailer dari film yang gue maksud adalah film garapan Sam Levinson, bertajuk Malcom and Marie. Sensasi heran yang gue punya makin berubah jadi penasaran tiap liat ada yang repost. Rasa penasaran gue akhirnya memuncak ketika gue buka YouTube dan di home page sudah terpampang dengan jelas trailer film tersebut. Cukup, alhasil gue pun meyakini adalah itikad semesta untuk gue nonton ini trailer. I’ll gladly concede.
Well, I guess I got the universe to thank on this one. Gue menonton durasi lengkap trailer tersebut, kemudian gue ulang lagi. Karena ditengah-tengah, ada satu hal yang betul-betul menangkap atensi gue. Visualnya yang monokromatik? bukan. The back and forth banter between Malcolm and Marie? bukan juga. Zendaya? well we can talk for hours about how crazy gorgeous she looks but, lagi-lagi bukan.
Sedari detik ke-13 sampai detik ke-31. Nggak perlu ngasih perhatian seratus persen pun lo pasti sadar di belakang hingar-bingarnya pertikaian antara tokoh Malcom dan Marie, ada alunan musik yang lembut nan melodis. Seakan bertolak belakang dengan yang terjadi di layar, namun tetap kohesif. Hal tersebut merupakan resep sempurna buat lagu ini nyangkut di kepala gue dengan instan. Insting pertama yang gue lakukan tentunya mencari lagunya di Spotify. Tapi tunggu, judulnya apa ya?
Pencarian melalui kolom komentar berbuah nihil. Menggunakan bantuan Siri pun sama, mungkin karena diiringi suara gelut para tokoh. Buntu, akhirnya gue berserah diri dan langsung ke Google dengan search query, “the song in malcolm and marie trailer”. Persetan grammar, toh ini gue ketemu. Gimme All Your Love, digubah oleh band Alabama Shakes adalah lagu yang gue cari-cari sepanjang sore, dan sisa hari tersebut gue alokasikan buat ngedengerin lagunya, on repeat.
Tembang ini simple sebenarnya, apalagi dalam segi lirik. Hal ini dikarenakan hanya 20% lagu ini bercerita tentang seseorang yang tidak bisa menemukan solusi dalam hubungannya sehingga 80% lainnya, ia terus-terusan berteriak “Gimme All Your Love” seakan memaksa pasangannya untuk membuang segala jenis pikiran dan kasih aja cinta lo, nggak usah banyak tanya. Gue rasa agak maksa is an understatement. Tapi, instrumentals-nya lah yang bener-bener ngegendong lagu ini hingga akhirnya tinggal di kepala gue, tanpa bayar sewa. Apalagi di bagannya yang kedua. bridge di lagu ini nihil vokal, tapi seakan instrumen-instrumennya yang “bernyanyi” dan alamak, merdu sekali.
Layaknya seseorang yang candu, tidak cukup dengan versi yang ada di platform streaming aja yang gue repeat, versi livenya dan tentunya akan kurang afdol kalau belum denger versi “slowed + reverb” nya, di kala ini menjadi versi yang wajib ada untuk semua lagu.
Namun, tiba-tiba muncul ketakutan akan adanya saat dimana gue akan bosen sama lagu ini, sampai-sampai gue harus membatasi diri untuk dengerin lagu ini, sehari cuma tiga kali. Baiklah, gue akan coba cari lagu lain dari musisi ini. Kita mulai dengan album terbaru mereka, Sound & Color.
Setelah gue babat habis satu album tersebut dalam sekali duduk, gue baru tersadar sesuatu. Eh 2015? Album terakhir mereka dirilis pada tahun 2015? Banyak kemungkinan yang melewati kepala gue sambil tetap positive thinking. Mungkin cuma hiatus… nggak mungkin bubar kan? Sebenarnya gue hanya perlu melakukan penelusuran sekali lagi di Google buat langsung ketemu jawabannya, namun rasa takut akan jawaban yang tidak gue inginkan menyelimuti. But curiosity got the better of me.
Gue menghela nafas lega. Ternyata sesuai dengan yang gue duga (baca: denial), mereka cuma hiatus. Band yang baru gue gemari sekarang bukan udah bubar dari 6 tahun yang lalu. Mereka lagi hiatus karena vokalisnya, mbak Brittany Howard pengen mengambil jalur karir solo. A story we’ve all heard before.
Well, kisah klasik lainnya tentu fans-fans Alabama Shakes yang tidak sabar band favorit mereka ngumpul lagi dan pastinya bikin album lagi, paling ngga itu yang gue rasakan. Andai gue punya wewenang lebih, akan gue beri deadline. Karena stok album mereka masih banyak yang belum gue denger, semoga sebelum kehabisan lagu buat gue denger, mereka udah keluar yang baru lagi buat gue denger. Kali ini, agak maksa is definitely an understatement.