How does it feel to not feel a thing? To not have a single clue of what your future looks like? Itulah yang ku rasakan setiap hari. Menyadari bahwa semua hanya ada di kepalaku, bahwa semua itu fana. Bahkan tidak akan ada jalan keluar dari pertanyaan-pertanyaan yang menghantuiku setiap malam. Hal yang sama diceritakan pada single pertama dari band alternative/rock-grunge asal Payakumbuh, Flower Bench bertajuk “Cold Sweating” yang dirilis pada tanggal 4 Januari 2024 lalu. Terdiri dari Dhani (Vokal/Gitar), Sadiq (Guitar), Rafi (Bass), dan Aldo (Drum), Flower Bench menarik inspirasi dari musik-musik alternatif 2000-an seperti Basement, Title Fight, Superheaven, dan masih banyak lagi di antaranya. 

Personel Flower Bench (Dok. Press Release)

Cold Sweating” dibuka dengan genjrengan gitar dan dentuman drum yang keras, diikuti oleh suara halus dari sang vokalis. Aku ingat pertama kali aku mendengarkan lagu ini, aku dibuat kagum oleh vokalisnya. Suaranya yang berat beresonansi ke seluruh ruangan studio. Meskipun aku telah mendengarkan lagu ini berulang kali, rasa kagum tersebut tidak pernah gagal untuk menyapaku kembali.

No directions, blacked out again

Just go without intention

There’s no choice for me to confront this

Has it ever crossed your mind to find the right thing?

Pernah gak sih ngerasa kalo hari-hari tuh ya dijalanin aja? Terkadang tanpa tujuan, terkadang tanpa makna. Just live the day in this mundane life. Tapi kita juga tidak diberikan pilihan selain untuk menghadapi hidup yang terasa monoton ini—tanpa mempertanyakan “What the hell am I actually doing with my life?”. Pikiran tersebut tidak habis menghantuiku, seperti bass yang berdering memainkan chord yang repetitif.

It’s all in my head

The earthquake

Apa hanya aku yang merasakan ini? Apakah orang-orang di sekitarku juga merasakannya? Bak gempa bumi, hidupku terasa hancur berantakan. Sama seperti alunan gitar yang keras pada lagu ini, pikiranku hancur dan nyaring bagaikan dentuman drumnya.

Could you see the pleasant colors

That can brighten your path ahead?

Can you show me how to see it

While I cope with my cold sweating?

Terkadang aku iri melihat kebahagiaan yang dimiliki orang-orang di sekitarku, sementara hidupku terasa begini-begini saja. Kenapa semua orang memiliki kehidupan yang berwarna, sementara punyaku hanya terdapat hitam dan putih? Bagaimana caranya untuk menemukan tujuan dari kehidupan ini?

Maybe someday

I’ll be something

More than love

Bagian ini menjadi bagian favoritku. Bagian yang sangat cocok untuk sing-along saat live set. Bagian yang membuatku—dan mungkin para pendengar lainnya—merasa bahwa masih ada secercah harapan dalam kehidupan yang fana ini.

Secara keseluruhan, “Cold Sweating” terdengar berat di reverb-nya untuk menciptakan nuansa pertanyaan yang terus terngiang-ngiang di kepala. Sesuai dengan judulnya pun, setiap sound pada lagu ini diberikan efek becek untuk merepresentasikan keringat dingin yang mengucur setiap membuka mata. Lagu ini selalu menemaniku di saat mempertanyakan arti dari kehidupanku sendiri. Single debut dari Flower Bench kini dapat dinikmati di seluruh digital streaming platform kesayangan kalian.