Music Gallery, gelaran tahunan yang selalu dinantikan pecinta musik tanah air, khususnya pecinta musik indie. Acara yang dinisiasi oleh FEUI kini telah masuk ke gelaran ke 6-nya. Bertempat di Kuningan City Mall, Jakarta Selatan, The 6th Music Gallery membagi stage menjadi dua, intimate stage dan fluorescent stage. Intimate stage berada di lantai P6 yang sebenarnya adalah lahan parkir namun disulap menjadi stage dengan amat apik. Sedangkan, fluorecent stage berada di lantai P7 yang terletak di dalam Kuningan City ballroom. Pada gelarannya tahun ini, The 6th Music Gallery berhasil memboyong lebih dari sepuluh musisi lokal dan dua musisi internasional yang pastinya membuat para pecinta musik indie tidak ingin melewatkan event yang satu ini.
Acara dimulai dengan penampilan Odds Band, Low Pink dan Rahasia Viktor pada fluorecent stage dan Cloud Six dan Kavemen pada intimate stage. Semakin lama terlihat barisan penonton semakin padat, giliran Dried Cassava meramaikan intimate stage. Sesuai dengan namanya, ‘intimate stage’ terletak sangat berdekatan dengan penonton yang membuat suasana lebih intim. Para penggemar Dried Cassava ikut bernyanyi bersama ketika sang vokalis mulai bersuara dan memulai pertunjukannya. Walaupun suasana intimate stage terbilang panas, namun penonton terlihat tetap menikmati pertunjukan.

Hanya berselang sekitar 30 menit, pada flourecent stage, Sentimental Moods yang beraliran ska ini membawakan lagu Imperial March sebagai pembuka. Para penonton terlihat asyik berjoget mengikuti irama ska yang khas. Para personil Sentimental Moods pun tidak mau kalah, mereka memanfaatkan panggung secara maksimal, bergerak kesana kemari sambil tetap bermain musik. Sentimental Moods berhasil memuaskan penonton dengan sembilan lagu dan aksi panggung mereka yang memukau didukung dengan lighting dan efek visual yang melengkapi itu semua.
Kali ini giliran Kelompok Penerbang Roket mendarat di atas intimate stage. Penonton yang kebanyakan adalah kaum adam dengan cepat menyerbu barisan paling depan. Trio yang satu ini memang pandai membuat suasana menjadi pecah, dengan membawakan lagu – lagu terpopuler mereka seperti ‘Anjay’, ‘Dimana Merdeka’, dan ‘Mati Muda’. Para penonton terbawa suasana, ikut bernyanyi dan moshing dengan penuh semangat meneriakan lirik – lirik lagu KPR yang berbau kritik sosial. Selain moshing, terdapat pula penonton yang melakukan stage dive dalam penampilan Kelompok Penerbang Roket di Music Gallery (Mugal) sore itu.

Suasana berbeda terasa di flourecent stage, Elephant Kind, band yang baru saja ditinggalkan oleh bassistnya yang tidak lain adalah Coki dari Kelompok Penerbang Roket, memulai pertunjukan dengan menyanyikan lagu ‘Ocean’. Hampir semua penonton yang berada di barisan depan bernyanyi mengikuti suara sang vokalis, Bam Mastro. Total lagu yang dibawakan oleh Elephant Kind berjumlah tujuh, yang pasti membuat penggemarnya merasa sangat terpuaskan. Terlebih pada saat lagu ‘Scenario II’, Bam maju ke depan panggung mendekati penonton sambil memperlihatkan permainan gitarnya yang apik. Di akhir penampilan mereka, Bayu (drummer) melemparkan stick drum ke arah penonton yang langsung berebutan mengambilnya.
Perubahan terasa pada intimate stage ketika KPR turun panggung dan digantikan oleh Tigapagi. Penonton yang sebelumnya moshing bahkan stage dive, kini duduk sambil menikmati alunan musik yang dibawakan Tigapagi. ‘Alang – alang’, ‘Hai Batu Tua’, dan Pasir hanyalah sebagian dari lagu yang dinyanyikan oleh Sigit, sang vokalis, yang berhasil membuat penonton larut dalam suasana nan syahdu. Panggung The 6th Music Gallery tidak berhenti memanjakan penontonnya. Setelah puas dengan Tigapagi, intimate stage lalu diramaikan dengan penampilan The Adams yang sangat interaktif dengan penonton. The Adams naik membawakan lagu ‘Glorius Time’ yang langsung membuat penonton ingin ikut berdendang. Disusul tembang andalan mereka seperti ‘Hanya Kau’ dan ‘Konservatif’ membuat suasana semakin asyik. Bahkan pada lagu Konservatif, para penonton kompak bertepuk tangan mengikuti melodi gitar. Mereka mengakhiri pertunjukan dengan melantunkan ‘Halo Beni’.

Disaat bersamaan dengan tampilnya The Adams di lantai P6, salah satu musisi internasional yang sangat di tunggu – tunggu pada gelaran 6th Music Gallery akhirnya tampil juga. Penonton sudah tidak sabar dengan penampilan Panama, buktinya saat band asal Sydney, Australia ini masih melakukan check sound penonton sudah berteriak memanggil nama Jarrah McCleary dan Tim Commandeur. Antusiasme yang sangat luar biasa. Jarrah membuka penampilan Panama dengan berkata ”Halo, Indonesia” dan melanjutkannya dengan membawakan ‘How We Feel’, seisi Kuningan City Ballroom langsung dipenuhi dengan suara penonton yang ikut bernyanyi. ‘Destroyer’, ‘Strange Feeling’, ‘It’s Not Over’, ‘We Have Love’ adalah beberapa lagu yang dibawakan dengan sangat luar biasa malam itu.
Musik elektronik Panama memang selalu sukses membuat penonton ikut menari, bersorak, dan bernyanyi. Pada lagu ‘Cape Town’ milik Club Feet yang di remix Panama, Tim bangkit dari set drumnya menuju ke tengah panggung dan meminta penonton untuk bertepuk tangan yang berhasil membuat suasana menjadi semakin meriah. Lagu ‘Always’ menjadi penutup sempurna penampilan Panama malam itu, penampilan yang sungguh memukau penonton The 6th Music Gallery. Dilanjutkan dengan penampilan Mondo Gascaro x Danilla, penampilan yang tepat untuk memberi jeda bagi penonton beristirahat setelah menari bersama Panama. Suara Danilla yang merdu membawa penonton terhanyut dalam lagu yang Mondo dan Danilla mainkan. Lagu ‘Pergi Tanpa Pesan’ dari Sore yang mereka bawakan berhasil membuat penonton Mugal bernyanyi bersama, sungguh syahdu sekali. Sementara itu di stage bawah, Silampukau berhasil memikat penonton dengan membawakan lagu – lagu andalannya yang mampu membuat penonton berdendang bersama.

Menggantikan Silampukau pada intimate stage, kini giliran Mocca naik ke atas panggung. Band asal Bandung yang sudah malang melintang di scene musik dalam negeri dan luar negeri ini membawakan lagu ‘You and Me Against The World’ sebagai pembuka dan mengakhirinya dengan lagu ‘Me and My Boyfriend’. Float menjadi penampil terakhir di intimate stage, salah satu lagu yang mereka bawakan adalah ‘Pulang’, lagu andalan yang menghipnotis penonton untuk ikut bernyanyi bersama. Bersamaan dengan tampilnya Mocca di intimate stage, Maliq membuat suasana fluorescent stage meriah. Penonton yang kebanyakan kaum hawa ikut berjoget saat Maliq and D’ Essentials memulai penampilanya dengan membawakan lagu ‘Terlalu’. Lagu – lagu seperti ‘Himalaya’, ‘Aurora’, dan lagu yang bisa di bilang tidak ada matinya, ‘Untitled’ dibawakan Angga dan kawan – kawan malam itu. Pada sela – sela pertunjukan, Maliq and D’ Essentials membagikan 3 album yang mereka lemparkan ke arah tengah, kanan dan kiri panggung. Tak hanya itu Maliq tidak lupa untuk mengabadikan momen selfie bersama penonton Mugal malam itu.

Sepertinya penampilan band asal Australia yang satu ini adalah penampilan yang paling ditunggu pada gelaran The 6th Music Gallery. Last Dinosaurs menjadi penampil terakhir pada fluorescent stage dan berhasil membuat penonton histeris bahkan saat mereka masih belum memulai pertunjukan. Walaupun terlihat mengalami kendala teknis di awal penampilan mereka, tapi Sean dan kawan – kawan berhasil memberikan pertunjukan yang sangat luar biasa malam itu. Dibuka dengan ‘Evie’, lagu dari album kedua mereka yang rilis tahun 2015 lalu, penonton tampak sudah hafal dengan liriknya dan ikut bernyanyi bersama. Selain itu, terlihat Last Dinosaurs membawa keyboardist yang merupakan additional player.

Selama kurang lebih satu jam menghibur penonton, Last Dinosaurs membawakan lebih dari sepuluh lagu. Beberapa lagu lama milik mereka seperti ‘Andy’, ‘Honohulu’ dan ‘Weekend’ dibawakan oleh mereka malam itu. Tidak ketinggalan lagu – lagu terbaru dari album Wellness pun dinyanyikan seperti ‘Apollo’ dan ‘Wurl’ yang pastinya membuat penonton merasa sangat puas. Selain membawakan lagu milik mereka sendiri, Last Dinosaurs pun meng-cover lagu ‘Rock With You’ milik Michael Jackson. Penonton sepertinya tidak kenal lelah, mereka terus bernyanyi mengikuti vokal Sean dan menari mengikuti dentuman drum Dan Koyama membuat atmosfir di Kuningan City Ballroom menjadi penuh semangat. Ditengah – tengah lagu, Sean melemparkan botol air mineralnya untuk penonton, dan tentu saja botol air mineral itupun menjadi bahan rebutan. Last Dinosaurs mengkahiri pertunjukan mereka dengan memainkan lagu ‘Zoom’, yang bisa dibilang paling populer. Alhasil, seluruh penonton ikut bernyanyi dan menari bersama dengan mereka. Sungguh pertunjukan yang luar biasa. “Thank you so much, see you Jakarta, see you next time” kata Sean sambil berpamitan lalu turun dari panggung yang sekaligus mengakhiri gelaran The 6th Music Gallery.