“Kak, di sini hujan! Kalau bisa gausah berangkat dulu aja. Kampus kami mati listrik,” ujar panitia Agri Invasion melalui pesan singkat, Kamis (18/12), lalu. Saat itu saya sedang diperjalan menuju Universitas Winaya Mukti (Unwim). Perjalanan kami (Alvin & I) diselimuti hujan deras. Awalnya, saya hanya menganggap itu hal biasa. Begitu melihat keluar jendela mobil, saya hanya melihat hujan yang deras dan hanya beberapa lampu yang menyala. Saya langsung bertanya pada Pandu (Soundman) kami. Ia memberi tahu bahwa butuh setidaknya 45 menit untuk rebooting, saya mulai tidak yakin. Di tengah keraguan, datang pesan kedua dari fotografer kami, Andika, “Vin, gua udah di Unwim ya. Sound lagi diset ulang,” katanya. Seolah memberi sebuah harapan, kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan.
Saya sudah sampai di tempat. Miris. Saya hanya melihat lampu redup, jalanan sempit, tempat yang kosong, panggung yang basah, dan gerombolan panitia yang sedang rapat besar. Saya memutuskan untuk bertanya pada crew panggung. “Sok aja pegang panggungnya. Basah semua! Sound juga basah semua,” nadanya agak meninggi. Saya mengerti nada itu mengapa meninggi.
Hujan masih deras, tapi saya tidak peduli lagi. Saya mulai mencari Iksal, teman saya, kebetulan menjadi ketua panitia AgriInvasion. Kami bertemu, mata kami saling menatap, dan yang saya lihat hanyalah tatapan kosong. Raut mukanya begitu sedih. Ia hanya berkata, “Udah liat kan vin, acaranya kaya gini. Punten pisan ya.” Saya hanya mendengar nada-nada rendah, bahkan hampir kehabisan nafas, dan suara serak. “Iya. Gapapa Sal. Kami ngerti banget.”
Keinginan saya untuk tampil sudah ditutup dengan perasaan sedih melihat keadaan acara ini. Akhirnya, satu harapan datang, ada sebuah inovasi. Satu orang dari panitia bilang, “Panggungnya dipindah ke aula, kalian masih bisa tampil ya!”. Saat itu masih ada Pure Saturday, Rusamilitan, Alvin & I dan Fiersa Besari. Kejutan yang kedua; waktu yang diberikan panitia tidak lama, hanya 1 lagu per band. Mario (Rusamilitan) tiba-tiba menarik Saya dan Fiersa. Kami memutuskan untuk berkolaborasi. Meski tanpa persiapan, Mario menyiapkan lagu yang sederhana.
“This train I bound for glory this train, don’t care nothing but the righteous and the holly, this train is bound for glory, this train.”
Sebuah lagu gospel Amerika. Nanti akan saya bahas lagi. Kembali ke bintang tamu, yaitu; Pure Saturday. Mereka sukses menghibur panitia yang ada di sana. Mereka sukses membuat panitia tersenyum sambil bernyanyi. Berikutnya, Kami tampil. Rusamilitan, Alvin & I, dan Fiersa Besari berkolaborasi. Setelah latihan-latihan kecil di ruang tunggu, kami rasa sudah cukup. Senang rasanya, mereka semua bernyanyi!
Saya tahu mereka semua lelah. Usaha dan materi. Terutama materi. Saya dengar tiket mereka tidak habis terjual. Akan banyak pembahasan yang dengan pihak-pihak sponsor yang saya sendiri anti bila menjadi mereka. Namun, kegigihan mereka yang saya salut. Mereka tetap melanjutkan acara. Mereka tetap bertanggung jawab pada bandnya. Kegigihan mereka yang tidak bisa diganti dengan mata uang!
Saya harap kegigihan seperti itu bisa saya temukan di acara lain. Terima kasih AgriInvasion. Sampai jumpa lain waktu, smile!
Oleh : Alvin Baskoro