Nampaknya 7 Oktober merupakan tanggal bersejarah bagi para penikmat musik tanah air generasi 90-an. Dua jam setelah open gate, penonton sudah dapat menikmati penampilan dari Candra Darusman & Friends di panggung Dynamic Stage. Ia membawakan “Dunia Di Batas Senja” bersama Adikara Fardy sebagai lagu pembuka, diikuti oleh duet antara Angga dan Indah dari Maliq & D’Essentials pada lagu “Lautan Kenangan” dan “Rintangan”. Tidak sampai situ, Mondo Gascaro dan White Shoes and the Couples Company juga turut memeriahkan acara dengan lagu “Indahnya Sepi”.
Penampilan di panggung Dynamic Stage dilanjutkan oleh grup kasidah asal Semarang, Nasida Ria. Antusiasme penonton sangat terlihat sejak mereka menyanyikan “Perdamaian”, apa lagi pada saat lagu “Wajah Ayu untuk Siapa” yang sempat viral beberapa waktu lalu dilantunkan. Seketika, semua orang bernyanyi dengan lantang pada saat bagian ‘… Tidak akan kuserahkan pada kampret yang durhaka’. Walaupun hanya membawakan empat lagu, namun penonton tetap puas dengan penampilannya.
Di panggung yang sama, Padi Reborn tampil pukul 22.00. Penonton bersorak ketika para personil muncul ke panggung. Tak heran, mengingat bahwa malam itu adalah kali pertama Padi Reborn tampil di Synchronize Fest setelah vakum selama hampir tujuh tahun. Walaupun sound system sempat bermasalah pada saat lagu pertama, namun vokal yang sangat merdu dari Fadly dapat menutupinya. Semua orang seakan-akan bernostalgia tiap kali ia melantunkan bait pertama setiap lagu. Penonton juga secara kompak menyanyikan lagu-lagu yang dibawakan, seperti “Begitu Indah”, “Menanti Sebuah Jawaban”, “Semua Tak Sama”, “Sobat”, dan “Kasih Tak Sampai”.
Acara Synchronize Fest tahun ini ditutup oleh penampilan dari Dewa 19 dengan formasi lengkap. Setelah penantian panjang, penonton akhirnya dapat menyaksikan Ari Lasso dengan lagu-lagu andalan di tahun ’90-an, seperti “Bukan Siti Nurbaya”, “Kirana”, “Cinta Kan Membawamu”, dan “Kangen”, dilanjut dengan Once Mekel di tahun 2000-an, “Risalah Hati”, “Cemburu”, dan “Pupus”. Malam itu menjadi lebih enerjik ketika Ari dan Once berada di satu panggung menembang lagu “Kamulah Satu-Satunya” dan “Separuh Nafas”. Penonton kerap kali mendokumentasikan momen langka tersebut.
“Separuh Nafas” yang diiringi oleh ledakkan kembang api berwarna-warni menjadi penutup yang indah di malam itu. Penonton merasa puas bernostalgia dengan kenangannya masing-masing. Saya pun juga merasakan hal yang sama, meskipun saya tergolong sangat muda untuk menikmati lagu-lagu legendaris tersebut. Synchronize Fest kali ini sukses membuat para penonton terjebak nostalgia lewat line up lintas genrenya!