Setelah sejumlah penampilan yang memukau di 2 hari sebelumnya, pintu hari terakhir Java Soundsfair dibuka pukul 15.45 WIB. Para musisi yang tampil pada hari terakhir ini tentu saja tidak kalah dari hari-hari sebelumnya. Pukul 16.45, Neurotic, membuka festival hari ke tiga ini di panggung Kementerian Perdagangan. Selang 15 menit, ada Ari Lasso yang tampil di Plenary hall dengan lagu pertamanya “Mengejar Matahari”. Meski ia mengaku sedang tidak dalam kondisi yang fit malam itu, Ari Lasso tetap tampil maksimal, membuat penonton pun asyik menyanyikan setiap lagu yang dibawakan. Selain membawakan lagu barunya “Kamu Egois”, Ari Lasso juga sempat membawakan lagu dari Dewa 19.
Hampir bersamaan, Adhitia Sofyan melakukan penampilan pada Pk 17.15 Penampilan Adhitia Sofyan di sore hari itu membawa suasana yang romantis ke panggung Demajors. Ada yang lucu dari penampilannya malam itu, ia sempat menjatuhkan gitarnya saat hendak memainkan sebuah lagu, dan membuat dirinya sendiri sedikit panik. “Selamat menikmati hari ini, semoga tidak ada musisi yang menjatuhkan gitar lagi”, kurang lebih seperti itu ucapan Adhitia Sofyan sambil sedikit tertawa di akhir penampilannya. Pukul 18.15, Mocca, hadir di panggung Garuda Indonesia. Dengan lagu-lagunya yang imut nan catchy, Arina dan kawan-kawan menemani penonton bernyanyi bersama sampai malam menjelang. Java Soundsfair tidak hanya dihadiri oleh penonton yang berasal dari Jakarta, terbukti saat Mocca membawakan lagu terbarunya “Bandung”, tidak sedikit penonton yang bersorak mengaku mereka berasal dari Bandung.
Penyanyi asal Malaysia, Yuna, melakukan penampilan perdananya di Indonesia pada pukul 19.00 di Plenary Hall. Perempuan yang memiliki nama panjang Yunalis Mat Zara’ai ini dengan ramahnya menyapa penonton di sela-sela lagu yang ia bawakan. Selang 15 menit, ada Art of Tree yang melakukan penampilan sekaligus merilis album mereka yang berjudul Art of Tree di panggung A Create Zone.
Kelompok musik yang selalu menampilkan karya-karya band legendaris The Beatles, G-Pluck, tampil di panggung Guiness. Penonton, terutama yang memang penggemar The Beatles, sangat antusias menyaksikan penampilan mereka, bernyanyi dan bergoyang bersama. “Sampai pagiiiiii!”, salah satu penonton berteriak saking semangatnya bergoyang di tengah-tengah penampilan G-Pluck.
Ada sesuatu yang ‘fresh’ malam itu. Siapa yang tidak tahu grup musik spesialis lagu ballad, Tangga, yang kini resmi bertransformasi menjadi Dekat. Dekat melakukan penampilan dengan durasi satu jam pertamanya di panggung Kementerian Pariwisata & Ekonomi Kreatif Minggu malam itu. Personil yang berada dalam Dekat pun tidak jauh berbeda dari Tangga, yaitu Kamga, Tata dan Chevrina. Meski masih tergolong baru, Dekat sudah memiliki fans nya tersendiri, yang mungkin juga sudah menjadi penggemar setia mereka dari sebelumnya. Dekat hadir dengan genre yang sepenuhnya baru, tanpa bayang-bayang dari Tangga. Meski belum banyak lagu ciptaan sendiri yang mereka bawakan, penampilan mereka malam itu sangat memuaskan.
Pukul 21.0,0 penggemar band rock asal Bandung, The S.I.G.I.T sudah mengantri di depan pintu panggung A Create Zone untuk dapat menyaksikan band idola mereka. Ketika pintu dibuka, dalam sekejap penonton memenuhi bagian depan panggung. Bersamaan dengan itu, suasana yang berbeda terdapat di panggung Demajors dengan penampilan dari sepasang suami istri Endah N Rhesa. Seperti biasanya, lagu-lagu dan penampilan mereka selalu dapat membawa suasana romantis di setiap panggungnya, yang mungkin membuat hadirin tanpa pasangan malam itu iri. Untung saja, mereka tampil di Minggu malam, bukan malam minggu.
Special show hari ke tiga, The Jacksons, menarik penonton untuk memenuhi Plenary Hall JCC pada pada pukul 21.30. Untuk sedikit mengobati kerinduan penonton yang pasti mengharapkan sosok Michael Jackson agar dapat hadir malam itu, Jackie, Marlon, Tito dan Jermaine Jackson menampilkan video flashback yang berisikan sejarah panjang terbentuknya band tersebut. Malam itu, The Jacksons sangat mampu memuaskan penonton. Terlihat dari setiap gerakan tarian yang memukau, bahkan pergantian kostum di sela beberapa lagu.
Menjelang penghujung festival ini, Kunto Aji hadir di panggung Kementerian Perdagangan. Pria kelahiran Yogyakarta ini melakukan penampilan yang sangat interaktif dengan penontonnya. Di salah satu lagu yang ia bawakan, Kunto Aji sempat turun menghampiri penonton sambil melakukan video selfie bernyanyi bersama para penonton. Lagu andalannya, yang juga merupakan satu-satunya lagu ciptaan sendiri sejauh ini, “Terlalu Lama Sendiri” menjadi penutup penampilannya malam itu.
Cara menutup festival musik dengan sederet nama artis kawakan dan sejumlah karya seni yang ditampilkan adalah dengan menyaksikan penampilan Float di panggung Demajors. Dengan alunan lagu-lagunya yang merdu, syahdu, sekaligus sendu, para penonton duduk manis sambil bernyanyi. Penonton semakin emosional saat menyanyikan salah satu lagu andalan Float “Sementara”.
Meski baru pertama kali dilangsungkan, Java Soundsfair berlangsung dengan cukup sukses. Musisi lokal dan internasional yang dihadirkan dalam festival ini tidak hanya musisi arus utama, tapi juga musisi yang masih tergolong baru namun sangat berkualitas. Saya harap tahun depan, Java Soundsfair dapat kembali hadir dengan lebih baik tanpa kehilangan nuansa “fresh” yang saya rasakan tahun ini. Sampai jumpa tahun depan!