Pada Jumat (13/04) lalu, grup musik bernama Ikkubaru menggelar showcase perdana mereka di Indonesia dalam rangka 7 tahun terbentuknya Ikkubaru. Seakan sudah memprediksikan bahwa kota Bandung akan penuh sesak dengan kemacetan, Ikkubaru mengajak pendengar mereka untuk melipir dari keramaian kota dengan memilih Lawangwangi sebagai venue showcase mereka.
Ikkubaru adalah sebuah grup musik beraliran city-pop yang terbentuk di Bandung pada 2011 yang terdiri atas Muhammad Iqbal sebagai vokalis, keyboardis, dan gitaris, kemudian Rizki Firdausahlan sebagai vokalis dan gitaris, Muhammad Fauzi Rahman sebagai basis, dan Banon Gilang sebagai drummer. Nama Ikkubaru sendiri diambil dari nama frontman mereka yaitu Iqbal, yang diubah romanisasinya menjadi bahasa Jepang. Mereka sudah merilis EP yang berjudul “Heart House” serta debut album berjudul “Amusement Park” yang berhasil membuat nama mereka besar di Jepang.
Showcase yang tidak dipungut biaya ini dilaksanakan di bagian outdoor Lawangwangi, membuat saya dapat menyaksikan Ikkubaru selagi dihias latar belakang gemerlap lampu-lampu kota Bandung. Saya sudah semangat saat mendengarkan mereka check sound, karena mereka terdengar bahkan lebih baik dibandingkan dalam rekaman. Namun sayangnya rasa semangat saya harus terpotong oleh hujan. Meskipun acara ngaret, audiens justru semakin bertambah ramai.
Ikkubaru membawakan 12 lagu bagi kami semua yang hadir untuk dinikmati bersama, yaitu “Anything”, “Seaside”, “Do You”, dan kemudian “Blue Waltz”. Ikkubaru juga mengajak musisi lain untuk berkolaborasi dengan mereka, seperti Imam dari Lightcraft yang hadir untuk membawakan lagu “City Hunter” bersama mereka. Penampilan kemudian dilanjutkan dengan dibawakannya lagu “Street Walking”, yang berhasil mendapatkan perhatian dari salah satu perusahaan media massa yang cukup dikenal di Asia, yaitu 88rising.
Ikkubaru kemudian membawakan “Love Me Again”, lalu mengundang Dhira Bongs dengan keindahan suaranya serta alunan gitar yang dimainkannya membuat penampilan Ikkubaru dalam lagu “Cloudless Night” yang berbahasa Jepang terlihat lebih menarik. Dhira Bongs sendiri ternyata akan mengeluarkan single dalam waktu dekat. Tanpa lelah, Ikkubaru selanjutnya membawakan lagu “Eternal Lover” yang merupakan lagu dari diskografi mereka yang pertama kali dibuat video klipnya.
Ikkubaru kemudian mengundang Hariz Trou untuk ikut membawakan sebuah lagu yang tidak dikenali audiens. Ternyata, lagu tersebut berjudul “Silent”, dan merupakan lagu yang belum dirilis ke publik. Jadi saya mendapatkan exclusive preview dari karya mereka yang akan datang, dan saya pastikan para penggemar Ikkubaru tidak akan kecewa. Penampilan kemudian ditutup dengan lagu “Chasing Your Shadow” dan “Skyline”.
Tampaknya audiens masih ingin malam mereka di atas perbukitan ini dihiasi oleh suara-suara city–pop Ikkubaru, yang bersama-sama meminta encore dengan berseru “we want more, we want more!”. Menurut audiens yang duduk disekitar saya, mereka belum mendengar lagu-lagu favorit mereka dari Ikkubaru.
Untuk menyenangkan hati audiens, Ikkubari kembali ke atas panggung dan membawakan “Light” serta “Highway” dalam encore mereka. Lagu terakhir yang dibawakan Ikkubaru untuk menutup penampilan encore mereka adalah “Amusement Park”, and this song seems to be everybody’s favorite karena semua terlihat menikmati lagu ini sambil mengikuti menyanyikan liriknya. Selesai sudah penampilan Ikkubaru dalam showcase pertama mereka di Indonesia.
Ikkubaru bukan hanya sekumpulan musisi yang ingin menyampaikan musik mereka dalam bentuk lantunan nada-nada, namun mereka ingin menyampaikan musik mereka sebagai music as a whole vibe. Hal ini bisa dilihat dari lighting panggung mereka, yang merupakan salah satu poin positif dari showcase mereka. Mereka memainkan warna-warna lighting yang membawakan suasana lampu-lampu kota, suasana yang bisa kita dapatkan dari melihat ilustrasi-ilustrasi retro dan pixel dari perkotaan, atau video-video pendek dari anime retro yang sering digunakan oleh kanal-kanal Youtube yang menyajikan streaming musik lo-fi r&b dan hip hop. Pergantian warna lampu juga disesuaikan dengan beat dari lagu-lagu Ikkubaru, yang menunjukkan bahwa mereka memang benar-benar memikirkan atmosfir yang ingin dibawakan kepada audiens dengan sebaik mungkin.
Audiens yang datang juga ikut menyempurnakan atmosfir. Malam itu, showcase Ikkubaru dipenuhi oleh penikmat musik mereka, bahkan sampai ada yang harus berdiri karena tempat duduknya sudah dipenuhi audiens lain. Audiens yang hadir juga tidak sibuk merekam dan bermain dengan smartphone mereka, karena audiens yang hadir adalah orang-orang yang betul-betul menikmati musik milik Ikkubaru. Hal tersebut menciptakan sebuah lingkungan yang sangat nyaman untuk dapat menikmati musik.
Bagi kalian yang menyukai musik-musik chill yang cocok untuk didengarkan selagi menyetir dan mengarungi kemacetan, atau musik-musik yang cocok didengarkan selagi menyaksikan headlight mobil dari lantai sekian sebuah gedung tinggi dalam malam hari, give Ikkubaru a try, and you will thank me later. Jika mereka melaksanakan showcase-showcase lain, pastikan kalian tidak melewatkannya jika ingin menyaksikan penampilan musik yang berkualitas dari beragam aspek.