Menjadikan Beach Fossils dan Novo Amor dalam satu acara bukanlah hal yang mudah.

 

Ketika setahun yang lalu kita bisa mendapati para calo menjual tiket dengan harga yang fantastis. Tahun ini nampaknya berbeda.

Beach Fossils dan Novo Amor tak dapat menarik massa sebanyak yang Honne lakukan di tahun sebelumnya. Meski akhirnya tiket terjual habis dengan total 5000 penonton. Di sore hari, masih terlihat beberapa calo yang mencoba menawarkan harga tiket jauh di bawah harga normal.

Sabtu kemarin (10/3) Music Gallery memasuki gelarannya yang kedelapan. Perlu dicatat, Music Gallery tahun ini mempunyai line up dengan beragam jenis musik di dalamnya yang besar di scene musiknya masing-masing.

Music Gallery kali ini mempunyai dua stage yaitu, main stage dan intimate stage. Sederet nama internasional maupun lokal kenamaan melebur menjadi satu pada hari itu.

Pada tahun sebelumnya, setiap musisi yang tampil di stage yang berbeda memiliki jeda waktu sebanyak 30 menit. Tahun ini, Music Gallery melakukan manuver lain dengan memasangkan musisi yang tampil di stage yang berbeda pada waktu yang bersamaan.

Namun itu semua tidak menjadi alasan untuk tidak ramai. Heals yang bermain di intimate stage berbarengan dengan Feast yang kebagian di main stage, sama-sama penuh sesak dengan para penggemar setia mereka.

Sehabis maghrib, semakin banyak pengunjung yang datang hingga menimbulkan antrean yang panjang menuju pintu masuk.

Padatnya pengunjung yang datang dalam waktu bersamaan membuat body checking terlampau lama.

Menjelang malam, muncul yang spesial dari Music Gallery kali ini. Mulai dari intimate stage, ada Bam Mastro yang menaklukan panggung pertamanya sebagai solois hingga kolaborasi Mondo Gascaro dengan White Shoes and The Couples Company (WSATCC) membawakan lagu-lagu cover lokal yang dibuka dengan lagu cover Candra Darusman, “Indahnya Sepi” di panggung utama.

“Ini pertama kalinya kami membawakan lagu Candra Darusman. Deg-degan juga ya bawainnya, soalnya aransemennya lumayan (sulit) juga,” kata Mondo.

Selanjutnya, giliran Danilla yang asyik menyapa penggemarnya di intimate stage. Di panggung utama juga terdapat Novo Amor yang tampil untuk pertama kalinya di Jakarta. Kendala teknis seperti gangguan yang terjadi pada kabel jack gitar Novo Amor tidak membuat antusiasme penonton menurun.

Sore yang melanjutkan titah malam itu untuk menguasai panggung utama harus berbagai jadwal manggung yang sama dengan OM PMR. Seperti penampilan OM PMR pada biasanya, lantai parkiran saat itu berubah menjadi lantai dansa. Tua, muda semua bergoyang dan bergembira bersama.

Waktu menunjukkan pukul 10.30, panggung utama sudah padat dengan ribuan penonton yang ingin menyaksikan Beach Fossils. The SIGIT sebagai penutup intimate stage sudah memulai set-nya terlebih dahulu di saat penonton di panggung utama masih menunggu-nunggu bintang utama Music Gallery tahun ini: Beach Fossils.

Ada penampakan yang janggal dari malam itu. Beach Fossils yang masuk menuju atas panggung mengeset alat-alatnya sendiri.

Check, check, check sound in front of a lot of people” ujar Dustin sambil mengecek line mic yang ingin ia gunakan.

Setelah lebih dari 20 menit habis dipergunakan untuk check sound, Beach Fossils memulai set-nya dengan memainkan “Generational Synthetic” dari album Class The Truth yang dilanjutkan dengan “Shallow” “Youth” “Down The Line” hingga “Daydream” yang muncul sebagai encore.

Crowd surfing dan moshing sepanjang set terus terjadi di tengah depan panggung. Rasa suka, senang, dan bahagia atas tampilnya Beach Fossils mereka luapkan begitu saja bagai rasa balas dendam atas check sound yang cukup lama.

Beberapa lagu yang batal dimainkan seperti, “Saint Ivy”—dikarenakan adanya kendala teknis yang terjadi pada synthesizer mereka—setidaknya terbayar tuntas setelah mereka membawakan “Adversity” yang hampir jarang dibawakan live.