9 Maret diperingati sebagai Hari Musik Nasional, sementara tiap tanggal 21 Juni diperingati sebagai Hari Musik Dunia. Musik, telah ada sejak berabad-abad lalu. Musik kini telah masuk ke dalam kehidupan sebagian besar manusia dalam bermasyarakat. Dalam sejarahnya, Hari Musik Dunia berawal dari Prancis di tahun 1982. Saat itu, Hari Musik pertama dengan tajuk “Fête de la Musique” diselanggarakan. Para musisi tampil dan menyelenggarakan konser musik gratis. Acara ini kemudian meluas hingga ke berbagai penjuru dunia.
Perkembangan Musik dari Masa ke Masa
Diawali dari musik klasik di era-era awal seperti Mozart, Bach, Beethoven, dkk. Musik awalnya hanya dapat dinikmati oleh kalangan atas. Namun, di era 60-an musik dapat dinikmati oleh semua kalangan. Di masa itu band-band dari Inggris tengah meledak ke berbagai penjuru dunia–utamanya Amerika–dengan tajuk “British Invasion”. Band-band seperti The Beatles, The Rolling Stones, The Doors, hingga The Who menginvasi dunia melalui musik Rock n Roll nya. Bahkan, di Indonesia sendiri menjamur band-band yang menurut Soekarno ngak-ngik-ngok, salah satunya yang banyak dikenal ialah Koes Ploes.
Kemudian di era 70-an, pasca bubarnya The Beatles tongkat estafet musik Inggris dilanjutkan oleh Led Zeppelin dengan Heavy Metal-nya. Lengkingan suara Robert Plant, lick gitar khas Jimmy Page, gebukan drum John Bonham, serta suara bass gitar John Paul Jones membuat orang takjub kala itu. Bersamaan dengan itu Black Sabbath, Deep Purple, dan Pink Floyd pun ikut meramaikan era keemasan Heavy Metal dan Progressive Rock. Di Indonesia sendiri era keemasan ini dihiasi oleh Shark Move (kemudian berganti menjadi Giant Step), God Bless, Panbers, AKA, hingga Rhoma Irama bersama Sonetanya yang terinspirasi dari Deep Purple.
Di era 80-an jenis musik mengalami banyak perkembangan. Di Inggris misalnya, britpop awal diwakili oleh The Cure dan The Smiths. Selain itu, di era yang sama Inggris pun dihiasi oleh gelombang punk yang mulai menjamur lewat Sex Pistol dan The Clash. Di Amerika gelombang punk diwakili oleh Ramones. Di saat yang sama musik metal pun mengalami perkembangan melalui Metallica dan Motorhead.
Era 90-an, Britpop dan Grunge merajai dunia musik kala itu. Geng britpop diwakili oleh Oasis dan Blur, yang pada era tersebut selalu berseteru terkait siapa yang paling menjadi “raja”. Grunge saat itu mewabah berkat Nirvana yang mewakili perasaan emosi anak muda. Masa 2000-an kemudian dikenal dengan jenis musik Garage Rock yang masih digandrungi hingga kini, seperti Franz Ferdinand, Arctic Monkeys, hingga The Strokes.
Lantas mengapa dari begitu banyak jenis musik dan perbedaanya, musik dapat menyatukan manusia dari berbagai latar belakang? Sebesar apa kekuatan musik? Bagaimana musik dapat memengaruhi kehidupan manusia?
Pengaruh Musik Terhadap Jiwa Manusia
Berbagai kajian dan penelitian telah dilakukan di berbagai dunia. Di berbagai literatur pun telah terbukti bahwa musik dapat menenangkan jiwa-jiwa manusia. Melalui musik stress hingga kesehatan mental dapat mereda. Mendengarkan musik dalam durasi 3 menit di frekuensi 14 Hz dapat membuat pendengar dalam keadaan rileks (Djohan, Tyasrinestu, & Sualang, 2022 ). Namun, agar terasa pengaruhnya memang jenis musik harus disesuaikan dengan keadaannya.
Pengaruh Musik Terhadap Dunia
Lalu apa kontribusi musik pada dunia? Musik dapat dikategorikan sebagai komunikasi verbal dan non-verbal. Melalui lirik-liriknya, musik dapat menyampaikan pesan secara verbal dari si penyanyi selaku komunikator kepada pendengar selaku komunikan. Melalui nada dan melodi, musik dapat menyampaikan pesan secara non-verbal yang tentunya mendukung dan menguatkan pesan verbal.Bentuk pesannya tentu berbeda-beda, yang paling terasa ialah persuasif. Contohnya ialah John Lennon di era 70-an awal melalui album Imagine, John menyampaikan kampanye “War is Over”. Kampanye seruan perdamaian ini dilakukan oleh John dan istrinya Yoko yang sudah muak dengan perang. Di salah satu penggalan lirik “Imagine” Lennon mengharapkan dunia hidup dalam kesatuan sehingga tak ada yang terbunuh atau mati.
“And The World, Will Be As One”
Contoh lagu lain, King of Pop, Michael Jackson melalui “Heal The World”. Di lagu tersebut MJ menganggap dunia sudah rusak sehingga perlu untuk disembuhkan. MJ melihat banyak manusia yang sekarat dan berharap pada dunia untuk memberikan tempat terbaik bagi manusia.
“Heal the world, Make it a better place, For you and for me, and the entire human race, There are people dying, If you care enough for the living, Make a better place for you and for me”
Contoh lain mari kita tarik mundur sedikit ke akhir era 60-an, tepatnya 1969. Saat itu, Woodstock merayakan perdamaian melalui musik dengan Woodstock Festival yang bertajuk “3 Days of Peace & Music”. Festival legendaris tersebut berhasil menarik banyak pengunjung yang lagi-lagi muak akan perang yang terjadi di Vietnam–dikenal dengan Vietnam War–dan sebagian besar negara Afrika. Festival ini kemudian menjadi simbol persatuan dan perdamaian, akhirnya tercipta para kaum hippies yang cinta damai.
Konser musik lain yang diadakan sebagai bentuk kemanusiaan ialah Live Aid. Live Aid merupakan charity concert untuk penanggulangan bencana di Ethiopia. Konser diadakan di dua tempat, yaitu Stadion Wembley, Inggris dan Stadion JFK, Philadelphia, Amerika Serikat. Konser ini mengumpulkan musisi-musisi ternama, diantaranya Paul McCartney, David Bowie, The Who, Duran Duran hingga U2 . Penampilan legendaris dari Queen tersaji di Wembley. Sementara di JFK, Led Zeppelin reuni kembali setelah bubar karena kematian John “Bonzo” Bonham, kala itu Phill Collins mengisi drumnya. Konser ini berhasil mengumpulkan 150 Juta Poundsterling (US$ 283,6 juta).
Apapun jenis musiknya, bagaimanapun cara menikmatinya, musik tetaplah bahasa kesatuan, bahasa perdamaian, dan bahasa kedamaian. Selamat Hari Musik Dunia!