Sebuah karya kompilasi merupakan salah satu cara bagi para musisi untuk tetap menyalurkan hasrat berkaryanya. Selain semakin mengenal musik dari musisi lain yang tergabung dalam kompilasi tersebut, karya kompilasi ini seperti mengajak untuk bertenaga bersama menembus pasar musik yang kian hari kian sulit ditebak. Menanggapi hal ini, Zhowbeast membuat ajang Battle of The Bands yang diikuti oleh 66 band berbagai genre yang berasal dari sekitaran Bandung dan Jakarta, mereka juga mengajak komunitas musik dan banyak studio band dalam penggarapannya.

Melewati dua fase penyisihan selama tiga bulan, pada akhirnya terpilihlah band metal asal Bandung, Art of Ruin sebagai sang juara. Bersama Art of Ruin, muncul juga sembilan nama band terbaik dari ajang tersebut yang akhirnya dibuat kompilasi bersama. Band-band tersebut adalah Kamimasa, Noiseblast, Silence From Within, Bluesy Wave, Osveta, Mylum, Deem, Ice Bar Circus, dan Lenstarasta yang akhirnya melengkapi kompilasi tersebut bersama Art of Ruin. Dengan meyakinkan para kurator dalam ajang ini yaitu Suar Nasution, Baruz ‘”Konfliktion” dan Ngeh “Reregean,” akhirnya 10 band ini dirasa dapat merepresentasikan ajang ini ke dalam sebuah bentuk kompilasi yang rilis lewat berbagai platform digital. Setelah melewati masa post produksi yang memakan waktu enam bulan ini pada akhirnya berhasil terwujud, dan rilis tepatnya pada tanggal 18 April 2020 di berbagai platform digital seperti Spotify, iTunes, Joox, Deezer, dll.  

Merujuk pada salah satu urutan playlist yang muncul di platform digital Spotify, hal ini memunculkan kemenarikan tersendiri bagi bagi saya. Urutan yang ditampilkan dari lagu pertama hingga kesepuluh memiliki dirasa memiliki porsi masing-masing secara berurutan, atau entah sesuai dengan urutan pemenang dari ajang tersebut. Yang pasti di lagu pertama ada sang juara, Art of Ruin dengan single-nya yang berjudul “Rebellion”. Dengan Art of Ruin sebagai pembuka album kompilasi tersebut, mungkin akan terbayang bahwa album kompilasi ini hanya berisikan band dengan genre musik metal, hardcore, dan sejenisnya saja. Hal ini didukung dengan urutan lagu kedua hingga keempat yang diisi oleh Noiseblast dengan single “Absolute”, lalu Kamimasa dengan single “Bermuka Dua”, dan yang keempat ada Silence From Within dengan single “Evilution”.

Namun bila penasaran dan merasa musik metal dan hardcore terlalu keras di telinga, jangan berhenti di lagu keempat pada urutan tersebut. Lanjut di lagu kelima ada Bluesy Wave dengan “Live to Ride” yang lebih bernuansa rock dengan suara harmonika yang turut mengalun bersama. Lagu keenam muncul dengan genre berbeda yaitu pop punk dan diwakili oleh Osveta ft. Bellvania dengan single “Masa Kecilku”, genre yang menurut saya mengingatkan kita pada semangat di masa-masa remaja. Setelah lagu kelima dan keenam yang mulai mendobrak genre yang coba dihadirkan di awal playlist namun masih ada di rumpun yang sama, coba dengar lagu ketujuh. Band Mylum muncul dengan single “Puan” dan uniknya di album kompilasi ini, band tersebut muncul dengan genre dream pop. Alunan musik yang mengayun dan tak secepat lagu-lagu sebelumnya memberikan warna tersendiri untuk Mylum, belum lagi adanya instrumen musik tradisional seperti angklung yang turut menemani dalam lagu ini.

Menuju akhir dari album kompilasi ini, di lagu kedelapan ada band Deem dengan single yang berjudul “A Nuance”. Musik dengan genre alternative rock dipadu dengan suara instrumen yang membawa nuansa psikedelik menjadi jembatan yang cocok untuk menuju akhir dari album kompilasi ini. Menemani Deem, di lagu kesembilan ada band Ice Bar Circus dengan single yang berjudul “Smoke It, Won’t You?”. Lagu yang juga bergenre alternative rock ini rasanya cocok berada di urutan kesembilan pada playlist ini. Bila Deem menjadi jembatan, Ice Bar Circus menjadi gerbang menuju akhir perjalanan pada album kompilasi ini. Sebagai penutup dan lagu di urutan kesepuluh, ada Lenstarasta dengan single “Percayalah Kawan”. Ditutup dengan musik bergenre reggae adalah pilihan yang sangat tepat untuk album kompilasi ini. Merasa telah melewati berbagai jenis musik yang tak kalah menarik sebelumnya, kesan menyenangkan di akhir perjalanan benar-benar muncul pada lagu kesepuluh ini.

Begitulah perjalanan pada album kompilasi ini. Urutan yang dibuat dalam playlist ini jelas tak main-main dan asal dalam penempatannya. Mendobrak dengan musik-musik keras di lagu pertama, lalu seakan-akan mengayun turun hingga lagu kesepuluh adalah pengalaman menarik yang saya dapatkan ketika mendengar playlist ini. Jelas 10 band tadi kualitasnya bukan main-main karena dapat masuk ke album kompilasi yang menyaring mereka dari 66 band lainnya. Playlist ini sangat direkomendasikan untuk didengarkan ketika mulai bosan dengan musik yang itu-itu saja di skena musik masing-masing. Bila penasaran juga, silahkan cek playlist tersebut di tautan berikut ini: