Di masa pandemi, konsisten untuk  merilis sebuah karya rasanya hal yang wajib bagi para musisi untuk terus menancapkan nama mereka di industri musik Indonesia. Selain menancapkan nama, keadaan jenuh juga menciptakan sebuah keliaran terhadap imajinasi yang berpengaruh pada penulisan seorang musik terhadap musik-musik mereka. Trio rock yang menamai diri mereka sebagai Perunggu juga turut berkarya di masa pandemi seperti ini. Band yang beranggotakan Adam Adenan (Bass, Keyboard, dan Piano), Ildo Hasman (Drum dan Vokal Latar), dan Maul Ibrahmi (Vokal Utama dan Guitar) ini baru saja mengeluarkan album debut mereka yang diberi nama “Memorandum”.

Artwork “Memorandum” (Sumber: Dok. Pribadi).

“Memorandum” sendiri diambil dari kepanjangan memo yang berarti pengingat. Hal ini sangat berkaitan erat seperti apa yang ingin disampaikan oleh Perunggu dalam album ini, di mana secara garis besar berbicara mengenai perjalanan hidup mereka dengan segala problem yang dialami. Album ini berisikan sebelas lagu didalamnya, yaitu “Tarung Bebas”, “Canggih!”, “Pastikan Riuh Akhiri Malammu”, “Membelah Belantara”, “Haru Paling Biru”, “Ini Abadi”, “Biang Lara”, “Per Hari Ini”, “Kalibata 2012”, “Prematur”, dan “33x”.

  1. Tarung Bebas

Dibuka dengan teriakan yang luar biasa, lagu ini berjalan secara upbeat yang sukses membuat saya terpikat dari ketukan drum awal. Hidup ini memang keras, tidak ada hal yang akan datang dengan begitu mudah tanpa adanya ganjalan. 

“Rahang terkunci. Anggap saja ini detik terakhirmu. Jangan beri ampun dulu. Himpun emosi, Muntahkan jauh seluruh seranganmu. Atur sudut andalanmu”

Manusia memang bisa berencana, tetapi Tuhan di atas lah yang bertindak menentukan segalanya. Meskipun cobaan datang terus tanpa henti, kita harus bangun dan melawan itu semua. Mungkin itulah yang ingin disampaikan oleh Perunggu, bahwa hidup bagaikan pertarungan yang hebat di atas ring tinju. Pilihan ingin menang atau mati dihajar realita ada di tangan kita.

  1. Canggih!

Bagi sebagian orang di luar sana, musik adalah suatu hal yang sangat berarti. Musik merupakan sesuatu yang sangat jujur, di mana terletak berjuta cerita mengenai bagaimana realistisnya kehidupan. Dalam studi psikologi, musik juga bisa digunakan sebagai obat peringan stress yang ampuh. Perunggu menyampaikan kecintaan mereka terhadap musik dengan penggunaan bahasa yang lugas dan mudah dimengerti, di mana ketika kita mendengarnya akan merasakan semangat yang sama “sialan aku cinta musik!”.

  1. Pastikan Riuh Akhiri Malammu

Menjadi lagu yang paling sentimentil dalam album ini, Pastikan Riuh Akhiri Malammu sukses mengetuk hati dan segera saya nobatkan sebagai lagu favorit. Menjadi seorang ayah dan melihat anaknya tumbuh mungkin merupakan momen yang sangat mengharukan dan hanya bisa terjadi sekali seumur hidup. Bagaimana mereka mampu menghadirkan lirik yang menyentuh tanpa adanya kerumitan bahasa menjadi salah satu hal yang paling saya sukai pada lagu ini.

“Melantunlah semerdu mungkin, Melantunlah. Merdumu yang buatku pulih. Melantunlah, Genggam jariku seeratnya. Melantunlah, Kubuat angin berpihak gerak searah”

Penggalan lirik inilah yang paling menyentuh bagi saya. Meskipun suara tangis seorang anak dimalam hari seringkali mengganggu, tetapi bagi seorang ayah, hal tersebut merupakan sebuah tangisan merdu dari surga yang membuat siapapun mendengarkannya akan merasa aman dan nyaman. Membuat saya teringat bahwa betapa berharganya seorang ayah dan segala usahanya yang ia lakukan demi kita.

  1. Membelah Belantara

Lagu yang penuh semangat ini bercerita mengenai jenuhnya mereka terhadap politik domestik yang ada di sekitar kita. Kalau boleh jujur, mungkin lagu ini menjadi yang paling berat untuk saya nikmati. Liriknya terlalu berat untuk dicerna, tetapi hal ini bisa terselamatkan dengan adanya ketukan drum dan nada yang easy listening layaknya musik rock pada umumnya.

  1. Haru Paling Biru

Saya suka bagaimana masuknya solo gitar pada awal lagu yang tidak merusak suasana ketukan drum sebelumnya. Luka seringkali datang di akhir sebuah cerita yang mengharukan. Dalam hidup, hadirnya luka menjadi hal yang menyulitkan karena seringkali menjadi penghambat dari segala aktivitas yang ada di hidup kita. Berkat rasa sakit yang hadir itu, bisa saja kita menjadi pribadi yang tertutup dan mencoba berpura-pura bahwa semua baik-baik saja.

  1. Ini Abadi

Dengan pembawaan yang lebih mellow daripada lagu-lagu sebelumnya, Perunggu pada lagu ini bicara akan hubungan jarak jauh. Dalam sebuah kisah percintaan, hubungan jarak jauh menjadi sebuah fase yang sangat mematikan. Hantaman realita yang datang tentu akan menggoyahkan hubungan jarak jauh yang sebelumnya terasa damai. Maka dari itu, tidak jarang kita mendengar bahwa hubungan jarak jauh biasanya tidak akan berhasil. 

  1. Biang Lara

Berani mengutarakan perasaan yang kita pendam biasanya menjadi jalan keluar yang lumayan ampuh untuk meredakan rasa stres. Banyak orang di luar sana yang sampai saat ini masih denial dengan perasaannya. Mereka mencoba memendam rasa tetapi sebenarnya sangat berantakan di dalam, persis dengan yang ada dalam liriknya.

“Berhenti berdalih, Kita coba lagi tertatih. Menapaki yang belum usai. Antusias lah lagi”

Saya suka bagaimana alur nada lagu ini berjalan seperti getaran indie rock yang memberikan kita rasa semangat. Mungkin lagu ini memang cocok bagi mereka yang ingin bangkit tanpa perlu mendengarkan yang mellow-mellow. Sebelumnya sudah dirilis pada tahun 2021, single ini menjadi ancang-ancang dalam prosesnya menuju debut album.

  1. Per Hari Ini

Di usia 20-an, kebanyakan orang rela banting tulang tanpa memikirkan waktu istirahat demi hal-hal seperti pekerjaan. Pasalnya, semua itu dilakukan untuk masa depan yang lebih cerah. Meskipun terkadang pekerjaan itu berat dan seringkali apa yang kita inginkan tidak sejalan dengan realita, semangat dalam diri kita harus tetap ada dan terus berapi-api layaknya seorang pasupati.

  1. Kalibata 2012

Entah siapa yang dibicarakan Perunggu pada lagu ini, saya rasa ia menjadi orang spesial yang berharga dan akan terasa menyakitkan apabila kehilangan dirinya. Ditinggalkan orang yang berharga memang sangat menyakitkan, apalagi cara mereka meninggalkan kita adalah melalui kematian. Menurut saya, lagu ini tergolong sebagai lagu sedih, tetapi lirik dan nada yang disajikan Perunggu mampu membuatnya menjadi terasa manis. Dapat dibilang bahwa lagu ini menjadi karya sentimentil kedua pada album “Memorandum”, tentunya setelah “Pastikan Akhiri Riuh Malammu”.

  1. Prematur

Ketika seseorang dihadapkan dengan kenyataan bahwa segala keinginan yang ingin dicapai kian kandas dihantam realita, tentunya hal tersebut akan menurunkan semangatnya. Setelah segala perjuangan yang kita lakukan tidak berhasil dan kita pun mulai merasa lelah, istirahat sejenak sangat diperlukan. Namun, perlu diingat bahwa kita harus tetap memperjuangkan keinginan kita hingga berhasil. Maka, perlu bagi kita untuk bangkit dari keterpurukan itu dan menggapai apa yang jadi tujuan utama.

  1. 33x

Menurut saya, lagu ini mempunyai korelasi yang kuat dengan track Prematur. Jika Prematur berbicara mengenai keinginan diri sendiri, lagu ini justru bicara akan pengingat untuk diri sendiri ketika kita terjatuh dan merasa tidak baik-baik saja. Hal yang menjadi unik bagi saya adalah judulnya. Mengapa 33x? Mungkin karena dalam islam, angka 33x menjadi angka yang spesial. Segala sesuatu yang berhubungan dengan doa dan dzikir biasanya dilakukan secara 33x. Saya rasa hal ini yang ingin disampaikan oleh Perunggu, di mana ketika kita berada jauh di bawah dan 33x dapat menjadi penenang.

Dalam album milik Perunggu pada kali ini, nuansa rock menjadi hal yang sangat kental. Menurut saya, album “Memorandum” kali ini cocok sekali dijadikan sebagai soundtrack kehidupan. Pasalnya, lagu-lagu pada album ini semuanya berbicara mengenai kehidupan di usia 30-an yang sangat melelahkan dengan segala tetek-bengek di dalamnya.